Fujimoto Peat, aktris papan atas yang dimanja oleh dunia glamor berlibur ke pulau tropis. Di sana ia bertemu Takahashi Fort yang merupakan kebalikan sempurna dari dunianya.
Pertemuan mereka memicu percikan antara pertemuan dua dunia berbeda, keanggunan kota dan keindahan alam liar.
Fort awalnya menolak menjadi pemandu Peat. Tapi setelah melihat Peat yang angkuh, Fort merasa tertantang untuk ‘’mengajarinya pelajaran tentang kehidupan nyata.’’
Di sisi lain, ada satu pasangan lagi yang menjadi pewarna dalam cerita ini. Boss, pria kocak yang tidak tahu batasan dan Noeul, wanita yang terlihat pemarah tapi sebenarnya berhati lembut.
Noeul terbiasa menjadi pusat perhatian, dan sikap santai Boss yang tidak memedulikannya benar-benar membuatnya kesal. Setiap kali Noeul mencoba menunjukkan keberadaannya yang dominan, Boss dengan santai mematahkan egonya.
Hubungan mereka berjalan seperti roller coaster.
Empat orang dalam hubungan tarik ulur penuh humor dan romansa, yang jatuh duluan, kalah!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bpearlpul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3 Kata-kata Telak
Merasa tersinggung, Peat segera mengeluarkan ponselnya. ‘’Aku akan melaporkanmu pada Nona Lisa.’’
Fort yang merasa akan semakin dipersulit, mencoba menghentikan wanita itu dengan meraih ponselnya. Dalam kegaduhan mereka, ponsel Peat tanpa sengaja terlepas dari tangannya dan terjatuh ke laut sambil mereka memandangi ponsel yang perlahan tenggelam itu.
Keduanya terdiam sesaat sebelum Peat kembali menatap Fort dengan tajam.
......................
Ruang Tamu Kantor Lisa
‘’Aku tidak membayar mahal untuk pelayanan seperti ini.’’
Lisa tetap tenang dan dengan penuh keanggunan meminta maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi. ‘’Aku sangat menyesal mendengar hal itu. Kami selalu berusaha memberikan pelayanan terbaik kepada tamu kami. Apa pun yang terjadi, itu tidak mencerminkan standar kami.’’
Sementara itu, Fort, yang merasa disalahkan bergumam, ‘’Itu bukan sepenuhnya salahku... Dia yang terlalu sensitif!’’
‘’Kau bajingan diam,’’ tegur Lisa sebelum kembali tersenyum.
Fort membuka mulut seakan ingin membalas, tapi akhirnya menutupnya sambil mendengus.
Lisa mendekati Peat dan memegang tangan wanita itu dengan lembut. ‘’Aku mengerti sepenuhnya. Kau berhak atas pengalaman yang sempurna di sini. Aku berjanji akan memastikan kau mendapatkan ketenangan dan pelayanan terbaik mulai sekarang.’’
Peat meski masih kesal, mulai menunjukkan tanda-tanda melunak. Ia mencoba mempertahankan ekspresi masamnya tetapi gagal ketika Lisa menyebutkan paket spa dan perawatan mewah lainnya. Dengan sikap manis yang terus-menerus, ia menyadari bahwa Lisa tulus dalam usahanya memperbaiki situasi.
Peat menghela nafas panjang. ‘’Baiklah.’’
Lisa tersenyum lega dan menjawab dengan nada hangat, ‘’Terima kasih atas pengertianmu, Nona Fujimoto.’’
‘’Aku lelah, antarkan aku ke tempat di mana aku bisa menikmati liburanku tanpa drama,’’ kata Peat berjalan pergi.
Fort menolak untuk menyusul membuat Lisa mengkodenya dengan ancaman terselubung di wajahnya.
‘’Dia tamu kita. Kau harus memiliki sopan santun padanya.’’
Dengan mendesah panjang, Fort mengambil koper itu. ‘’ Sopan santun? Baiklah. Aku akan melayani dia... dengan caraku.’’
Lisa menghela nafas. ‘’Wanita tadi... Meski tidak melepaskan kacamata dan topi lebarnya, dia tampak familiar. Stt, mungkin hanya perasaanku saja.’’
......................
Keduanya berjalan kaki menyusuri jalan setapak menuju resor yang dipesankan untuk Peat.
Penduduk lokal mulai memperhatikan Peat. Tanpa tahu status selebritinya, mereka terpukau oleh kecantikan dan pesona alaminya.
Beberapa wanita muda saling berbisik, ‘’Dia cantik sekali! Aku belum pernah melihat wisatawan asing secantik dirinya.’’
Seorang nenek tua mendekati Peat dengan senyuman ramah, memetik bunga liar dari kebunnya dan menyerahkannya. “Untukmu, nak. Kau membawa kehangatan di sini.”
Peat tersenyum lembut, menerima bunga itu dengan anggun, ‘’Terima kasih banyak. Bunganya sangat indah.’’
Ia kemudian berjalan pergi sambil Fort tersenyum lebar menyempatkan diri untuk menyapa. ‘’Kami pergi dulu, Nek.’’
Di tengah perjalanan, dua anak kecil berlari-lari riang di jalan setapak. Salah satu dari mereka tersandung dan jatuh tepat di depan Peat, mengotori pakaian putih bersih yang dikenakannya.
Peat terkejut sesaat, tetapi bukannya marah, ia segera berjongkok untuk membantu anak itu berdiri.
‘’Hei, kau baik-baik saja?’’ tanyanya lembut sambil membersihkan debu dari lutut anak itu.
Anak kecil tadi mulai menangis, tapi Peat menghiburnya dengan senyuman.‘’Jangan menangis. Kau anak pemberani, kan? Ayo, tersenyumlah untukku.’’
Peat melepaskan topi lebar dan kacamata hitam besarnya, lalu memakaikannya kepada kedua anak itu. ‘’Ini, sekarang kalian terlihat seperti bintang kecil!’’
Anak-anak itu tertawa senang, lalu mengecup pipi Peat sebagai ucapan terima kasih sebelum berlari pergi dengan gembira.
‘’Jadi, ternyata nona besar ini tahu cara menghibur anak-anak juga.’’
Peat berdiri dan berbalik menatap Fort. Untuk pertama kalinya, wajahnya terlihat sepenuhnya dengan tampilan hime cut long hair no bangs tanpa tertutup aksesoris.
Wajah Peat yang memancarkan keanggunan alami membuat Fort tertegun dan kehilangan kata-kata.
Melihat reaksi Fort, Peat menghampirinya. Sebelah tangannya menyentuh dada pria itu yang kemudian bergerak ke atas.
Peat mendekatkan wajahnya ke telinga Fort. ‘’Tentu saja, aku tidak hanya tahu cara menghibur anak-anak. Aku juga tahu cara menghadapi orang dewasa yang sulit diatur.’’
Ia melangkah mundur dengan senyum puas menatap Fort sebentar, lalu berbalik dengan anggun dan berjalan pergi.
Fort mengangkat alis dengan ekspresi nakal. Ia tersenyum lebar, merasa tertantang oleh kepribadian Peat yang tidak seperti dugaannya. ‘’Hm, ini akan menarik.’’