zanaya Zederta Gautama ,satu satunya pewaris perusahaan terbesar di asia Gautama group company.
memiliki takdirnya sendiri,menemukan cinta setelah di khianati .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desong, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
tentang kita
" kalian dari mana?" Monic yang baru saja keluar dari kamar mandi memandang keduanya aneh .
" dari luar bentar"bibir gadis itu membentuk huruf 0.
pun dengan Julian yang bahkan tidak melihat ke arah Monic maupun Moza,pemuda itu langsung masuk ke dalam kamar nya .
" kenapa tu bocah?" tanya Monic bingung ,Moza hanya mengedikkan bahunya acuh.
" ah iya? Gue lupa bilang,pesawat kita jam tiga subuh ,tadi gue udah dapet notifikasi sisa pembayaran nya ,nnti gw transfer" Moza mengangguk .
*****
SMA DHARMA NUSANTARA
Ketujuh inti maxim sudah tiba di sekolah,bersamaan dengan seven angel Death yang juga tiba bergantian .
" sayang!!!" mahen berjalan dengan melambaikan tangan pada zana ,membuat beberapa gadis yang melihat nya menggerutu kesal.
" gimana ? Capek nggak!" tanya mahen ,ia langsung mengambil alih tas ransel milik zana dan memakainya di punggung ,sedangkan zana menggeleng.
" yuk" zana mengangguk tanpa suara .
Sedangkan Monic ,Jessica,Moana ,kimonara dan Chaterine langsung berbelok menuju kantin di ikuti para inti maxim,meninggalkan sosok Julian dan Moza di sana .
" Lo marah?" Julian menepis ,membiarkan Moza dengan keterpakuan nya .
" Benar kata Lo? Kita berbeda. Maaf karna gue khilaf" Moza mengangkat sebelah alisnya tidak mengerti.
" Maksud Lo?" Julian tidak lagi menatap kedua netra nya,ia merasa hilang dan sendiri.
Pemuda itu melangkahkan kedua kaki nya kembali,meninggalkan sosok Moza sendiri di lorong sepi .
POV isi hati Julian & Moza
Moza
Jika mencintai lo adalah sebuah kesalahan ,maka biarin gue sendiri yang nanggung semua ini jul .
Gue suka,jujur gue suka cara Lo memperlakukan gue .
Tapi gue sadar? Seberapa jauhpun gue melangkah ,kita nggak akan pernah sejalan .
Ada banyak masa depan yang bisa Lo pilih?
Tapi gue?
Nggak akan ada masa depan buat monster kayak gue jul .
Ia teringat akan satu kalimat yang pernah Gautama ucapkan .
" Kalian tidak akan pernah jatuh cinta,lupakan semua perasaan dan fokus dengan apa yang sudah menjadi garis di antara kalian "
Lagi lagi ,Moza menghela nafasnya berat,begitu berat kali ini hingga rasanya seperti sesak .
POV Julian .
Pemuda itu memegang sepucuk surat yang baru saja di terimanya .
Surat yang di titipkan pada wali kelas pagi ini,seperti biasa .
namun kali ini berbeda,Julian menatap langit ,ia sendiri di bangku taman .
entah apa masalah nya ,semua terasa rumit,hatinya belum juga sembuh.
" apa ini jalan nya? Apa gue benar benar harus ngelupain Lo?" lirih nya .
Julian meremas sepucuk surat itu,ia meraup wajahnya kasar .
Pemuda itu bangkit,lalu berjalan menuju lantai dua di mana kelas mereka berada .
tatapan nya tertuju pada gadis yang tengah tertawa bersama Chaterine,tanpa sadar sudut bibir Julian sedikit terangkat,begitu tipis hingga tak terlihat .
" mau kemana Lo?" tanya Axel memegang lengan Julian yang sudah menyatu tas dari atas meja .
" balik,gue ada urusan " Axel mengeryit
" tumben yul ? jangan jangan Lo mau "
" heh pikiran Lo!" Julian menoyor kening prabu .
" ini" ia menyerahkan sepucuk surat yang sudah terlihat kusut pada Axel .
" gue duluan " mereka mengangguk ,pun dengan mahen .
Setelah kepergian Julian ,Axel buru buru membuka kertas yang sudah terlihat lecek tersebut ,matanya membola .
" seriusan?" pekik prabu terkejut .
Axel mengangguk,mengiyakan .
" gue nggak nyangka bakal berakhir kayak gini"