NovelToon NovelToon
SENJA TERAKHIR DI BUMI

SENJA TERAKHIR DI BUMI

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Sci-Fi
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Doni arda

Di tahun 2145, dunia yang pernah subur berubah menjadi neraka yang tandus. Bumi telah menyerah pada keserakahan manusia, hancur oleh perang nuklir, perubahan iklim yang tak terkendali, dan bencana alam yang merajalela. Langit dipenuhi asap pekat, daratan terbelah oleh gempa, dan peradaban runtuh dalam kekacauan.

Di tengah kehancuran ini, seorang ilmuwan bernama Dr. Elara Wu berjuang untuk menyelamatkan sisa-sisa umat manusia. Dia menemukan petunjuk tentang sebuah koloni rahasia di planet lain, yang dibangun oleh kelompok elite sebelum kehancuran. Namun, akses ke koloni tersebut membutuhkan kunci berupa perangkat kuno yang tersembunyi di jantung kota yang sekarang menjadi reruntuhan.

Elara bergabung dengan Orion, seorang mantan tentara yang kehilangan keluarganya dalam perang terakhir. Bersama, mereka harus melawan kelompok anarkis yang memanfaatkan kekacauan, menghadapi cuaca ekstrem, dan menemukan kembali harapan di dunia yang hampir tanpa masa depan.

Apakah Elara dan Orion mampu m

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Doni arda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21: Menembus Neraka

Langit di atas Nexus berwarna kelabu. Awan tebal menggantung seperti peringatan atas apa yang akan terjadi. Nexus, benteng utama Eden, berdiri kokoh di atas sebuah pulau terpencil yang dikelilingi laut ganas. Dari kejauhan, fasilitas itu terlihat seperti monster dari logam dan beton, dipenuhi menara penjaga, drone patroli, dan meriam antipesawat yang berkilau di bawah sinar matahari yang tersamar.

Di dalam kapal selam kecil milik Black Veil, Elara, Ardan, dan tim mereka berdesakan dalam keheningan yang tegang. Mereka adalah tim penyerang yang terdiri dari para pemberontak berpengalaman, termasuk Mira sendiri.

"Kita punya satu kesempatan untuk ini," kata Mira dengan nada tegas, memecah kesunyian. "Jika kita ketahuan sebelum masuk, mereka akan membunuh kita semua, dan Nexus akan memperketat keamanan mereka."

Elara menatap peta digital di tangannya. "Kita masuk dari jalur bawah laut. Terowongan teknis di bagian barat daya adalah titik paling lemah mereka. Jika kita bisa melewati itu tanpa memicu alarm, kita bisa mencapai ruang kendali utama."

Ardan mengangguk sambil memeriksa senjatanya. "Dan setelah kita sampai di sana?"

"Kita tanam virus ke dalam sistem mereka," kata Elara. "Virus itu akan membuka semua data Eden yang tersembunyi dan mengirimkannya ke jaringan publik. Seluruh dunia akan tahu siapa mereka sebenarnya."

"Dan kemungkinan besar kita tidak akan keluar hidup-hidup," tambah Mira dengan senyum tipis.

Elara tidak menjawab. Dia tahu Mira benar. Ini adalah misi bunuh diri, tetapi itu adalah satu-satunya cara untuk menghentikan Eden.

---

Kapal selam berhenti di dekat dasar laut, beberapa ratus meter dari Nexus. Tim bersiap dengan peralatan menyelam, senjata, dan bahan peledak. Suara detak jantung mereka terasa lebih keras daripada bising mesin kapal selam.

"Kita mulai sekarang," kata Elara sambil mengenakan helm selamnya.

Satu per satu, mereka meluncur keluar dari kapal selam dan berenang menuju terowongan bawah laut. Air dingin menusuk tubuh mereka, tetapi mereka terus maju, mengandalkan alat navigasi untuk menemukan jalur yang benar.

Terowongan itu dipenuhi oleh sensor gerak dan kamera, tetapi Ardan menggunakan perangkat peretasan untuk menonaktifkan sistem keamanan sementara.

"Kita punya lima menit sebelum sistem mereka pulih," bisik Ardan melalui komunikasi mereka.

Mereka bergerak cepat, berenang melalui jalur sempit yang gelap dan penuh tekanan. Ketegangan terasa nyata. Setiap detik terasa seperti bom waktu yang berdetak.

Saat mereka mencapai ujung terowongan, Mira memberi isyarat kepada tim untuk berhenti. "Ada patroli di atas," katanya sambil memindai area dengan kamera kecil.

Elara mengeluarkan senjata senyapnya. "Kita harus menyingkirkan mereka tanpa suara."

Dua penjaga Eden berdiri di pintu keluar terowongan, berbicara melalui radio. Namun, sebelum mereka bisa menyadari kehadiran tim, Elara dan Mira bergerak dengan cepat, menghabisi mereka dengan pisau tanpa suara.

"Pintu bersih," kata Mira.

---

Begitu mereka masuk ke dalam Nexus, ketegangan semakin meningkat. Tempat itu seperti labirin, dengan koridor panjang yang dipenuhi kamera dan penjaga bersenjata. Tim bergerak dalam formasi ketat, memastikan tidak ada yang tertinggal.

Saat mereka mendekati ruang kendali, salah satu penjaga mendeteksi kehadiran mereka dan membunyikan alarm.

"Sudah ketahuan!" teriak Ardan sambil mengangkat senapannya.

Pertempuran sengit meletus di koridor sempit. Peluru beterbangan, suara ledakan menggema di dinding logam. Elara dan Mira memimpin tim dengan keahlian luar biasa, tetapi jumlah musuh terus bertambah.

"Kita harus mencapai ruang kendali sebelum mereka memblokir akses!" seru Elara.

Tim bergerak maju dengan susah payah, melawan gelombang demi gelombang pasukan Eden. Beberapa dari mereka tewas dalam pertempuran, tetapi Elara tidak punya waktu untuk bersedih. Misinya adalah prioritas utama.

Setelah bertarung selama hampir sepuluh menit, mereka akhirnya tiba di ruang kendali. Ardan segera mulai menanam virus ke dalam sistem, sementara Elara dan Mira mempertahankan posisi mereka dari serangan musuh.

"Berapa lama lagi?!" teriak Mira sambil menembak ke arah musuh yang mendekat.

"Sepuluh detik lagi!" jawab Ardan.

Namun, saat itu, sebuah ledakan besar mengguncang ruangan. Salah satu drone tempur Eden berhasil menembus pertahanan mereka dan mulai menembak secara membabi buta.

"Kita tidak akan bisa bertahan di sini!" seru Elara.

Virus akhirnya selesai diunggah, dan layar di ruang kendali menunjukkan bahwa data Eden mulai tersebar ke seluruh dunia. Namun, kemenangan itu terasa pahit.

"Kita harus keluar sekarang!" kata Mira.

---

Keluar dari Nexus sama sulitnya dengan masuk. Pasukan Eden mengepung mereka, dan drone tempur terus mengejar. Satu per satu anggota tim gugur, tubuh mereka tertinggal di koridor yang berlumuran darah.

Elara, Ardan, dan Mira adalah satu-satunya yang tersisa saat mereka mencapai jalur pelarian bawah laut.

"Kalian pergi lebih dulu," kata Mira sambil menahan tembakan musuh dengan sisa amunisinya.

"Tidak! Kau harus ikut!" teriak Elara.

"Tidak ada waktu! Pergi sekarang, atau kita semua mati!" seru Mira dengan tegas.

Elara ingin melawan, tetapi Ardan menariknya pergi. "Kita harus pergi!"

Dengan hati yang berat, Elara dan Ardan melarikan diri melalui jalur bawah laut, meninggalkan Mira yang terus bertarung sendirian.

Saat mereka akhirnya mencapai kapal selam, mereka melihat dari kejauhan bagaimana Nexus mulai meledak akibat bahan peledak yang ditinggalkan Mira.

Namun, kemenangan mereka terasa kosong. Mereka berhasil menyebarkan data Eden, tetapi mereka kehilangan terlalu banyak orang dalam prosesnya.

"Kita menang," kata Ardan dengan suara serak, tetapi matanya penuh luka.

Elara hanya menatap langit yang gelap, dengan hati yang hancur. "Ini baru permulaan."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!