Ammar dijodohkan dengan Safa yang merupakan anak dari adik angkat ibunya. perjodohan terjadi atas permintaan Ibunda Safa saat menjelang akhir hayatnya karena ingin anaknya memiliki pendamping setelah dirinya tiada
Sedangkan Sang Adik Ubay mengalami insiden tidak mengenakan, dia tidak ingin bertanggungjawab karena dia tak pernah merasa berbuat hal itu tapi karena permintaan sang ibu untuk menikahi gadis itu Maka dia menikahinya.
Begitupun dengan kedua adik lelaki kembar mereka yang menemukan jodohnya dengan cara tak terduga
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ammar si Jahil 1
Mendengar penjelasan dari adik iparnya ini, kini dia mengetahui jika keluarga suaminya ini tak pernah menuntut mereka sama tapi agama mereka harus ada dan selaras dengan kehidupan mereka.
"Dek, kakak boleh tanya tidak?? Tanyanya dengan ragu
" Tanya apa itu kak??, kalau kami bisa jawab ya silahkan saja". Rumaisya menjawab dengan sopan
"Apa kalian dekat dengan kak Shifa??
"Kak Shifa istri kakak Umar?? Tanya Rumaisya dengan penasaran.
" Iya dek, kak Shifa sepupunya aku!! ". Ucap Safa dengan penasaran.
Keduanya menggelengkan kepalanya tanda mereka tidak dekat sama sekali.
" Kak Shifa sangat pendiam, jika kami kerumahnya, dia hanya tersenyum dan menjawab ketika kami tanya!! ". Ucap Raihana dengan polos.
" Kalian benar, kak Shifa memang orang yang pendiam ". Safa tersenyum paksa mendengar penuturan sang adik ipar.
" Bagaimana dengan ummi dek??, apakah ummi juga dekat dengan kak Shifa??
Keduanya kembali menggelengkan kepalanya.
"Memang kenapa dek??, bukankah kak Shifa menantu pertama keluarga ini?? Tanyanya dengan penasaran.
" Kak Shifa tidak banyak berbicara kepada kami, bahkan jika ummi mengajaknya berbicara hanya sikap dingin yang dia berikan, tapi ummi selalu berusaha memperhatikannya dan menyayanginya hanya saja kak Shifa seperti menarik diri dari keluarga bahkan setelah acara seperti ini, dia tidak menginap dan langsung pulang kerumah kak Umar, kalau pun kami bertemu dengan kak Shifa, Kamilah yang Berkunjung ".
Safa menganggukkan kepalanya, dia sangat tahu apa yang menyebabkannya seperti itu. Dia sangat tahu jika kakak sepupunya itu punya kekasih.
" sudah ngobrolnya nak, kasihan kakak kalian biarkan dia istirahat yah??". Ucap Shofiyah menghampiri sang anak dan juga menantunya.
Shofiyah mengelus kepala sang anak dan juga menantunya dengan sayang.
"Jangan sungkan sama Ummi dan abi yah nak, Ummi dan abi adalah kedua orangtuamu sekarang, kami pengganti kedua orangtuamu sesuai janji kami pada ibumu sebelumnya". Ucap Shofiyah dengan penuh senyuman.
" Terima kasih ummi, aku sangat beruntung menjadi bagian dari keluarga kalian". Safa meneteskan air mata harunya.
Dia sungguh beruntung mendapatkan keluarga dan pasangan yang sangat menyayanginya.
"Sekarang kamu masuk kamar yah, istirahat. Nanti Ummi akan panggilkan Ammar untuk menemani kamu. Jangan lupa sholat malam yah nak, berwudhu dan berdoalah sebelum melakukan ritual pengantin. Oke?? ". Ucap Shofiyah mencium pucuk kepala menantunya itu.
" Ummi". Rengeknya kepada mertuanya itu dengan manja.
Safa menundukkan kepalanya malu karena mendengar perkataan sang mertua. Dia sangat tahu apa yang dimaksud oleh mertuanya itu, apalagi mereka memang pengantin baru yang belum pernah melakukan hal seperti itu.
"Tidak apa-apa nak, ummi hanya mengingatkan kamu karena kamu akan menjadi madrasah pertama untuk anak-anak mu kelak, jadi kita memulai segalanya baiknya dengan yang suci dan baik. Makanya ummi menyarankan kamu untuk wudhu dan berdoa". Shofiyah membelai kepala menantunya itu.
"Aku juga mau disayang-sayang". Cemberut Raihana ketika kakak iparnya itu sangat diperhatikan oleh sang ibu.
" Ulu-ulu anak ummi mau disayang juga, sini-sini!! ". Ucap Shofiyah dengan gemes dan suara seperti anak kecil.
Safa tersenyum melihat interaksi manis dihadapannya, dia senang melihat keharmonisan keluarga suaminya. Dia sangat berharap keluarga kecilnya nanti akan se harmonis keluarga suaminya itu.
" Kakak jangan heran yah, adik bungsu keluarga kami itu memang kesayangan ummi dan kami semua makanya dia sangat manja!! ". Rumaisya tersenyum pada sang kakak ipar.
Dia berharap jika kakak iparnya ini tidak pendiam dan kaku seperti kakak ipar pertamanya kepada mereka. Sejak dulu dia menginginkan memiliki kakak perempuan dan setelah dia mendapat ipar, dia berharap bisa dekat dengan ipar perempuannya itu.
"Aku senang melihat nya dek, keluarga kalian sangat harmonis dan sangat dekat satu sama lain". Safa tersenyum menatap sang adik kemudian memandang sang mertua yang sedang bercanda dengan adik ipar bungsunya itu.
" Kakak betul, abi dan ummi memberikan kami kasih sayang dengan porsi sama dengan cara yang berbeda sesuai dengan karakter anak-anak nya. Beliau sangat tahu bahkan hanya dengan tatapan anak-anak nya. Kelak ketika aku menikah aku akan menerapkan pola asuh ummi dan abi kepada anak-anak ku".
"Kelihatannya kamu sangat mengidolakan ummi dan abi??". Tanyanya lagi dengan penasaran.
" Tentu kak, dibalik semua kelebihan yang keluarga kami punya sangat banyak kisah kelam dan mengharukan yang dialami ummi dan abi kami semasa mereka muda dan juga ketika mereka menikah, itulah sebabnya aku sangat mengidolakan mereka". Rumaisya berbinar melihat sang ibu yang masih asyik membujuk sang bungsu keluarga.
Safa menganggukkan kepalanya tanda mengerti, sebenarnya dia sangat penasaran dengan kisah kedua mertuanya seperti yang dikatakan adik iparnya tapi dia menahannya untuk tidak bertanya.
Para keluarga kemudian berpamitan pulang kerumah masing-masing karena sudah mulai larut malam.
"Ayo kita istirahat dek, ini sudah malam!! ". Suara Ammar mengalihkan pandangan mereka dari sepasang ibu dan anak itu kepadanya .
" Iya kak, kakak istirahat, kakak pasti capek seharian menerima tamu dan sekarang juga menerima tamu". Rumaisya tersenyum kepada sang kakak dan kakak ipar.
"Kamu juga tidur, ini sudah malam, kamu harus sekolah besok!! ". Ucap Ammar mencolek-colek lengan sang adik dengan gemes.
" Kakak ini yah, selalu saja mengganggu ku!! ". Ucap Rumaisya memajukam bibirnya dengan cemberut.
"Tidak usah cemberut, jelek, kayak bebek". Ammar menggoda sang adik
" Nah, sekarang kakak lihat sendiri kelakuan suami kakak itu. Dia suka sekali menggodaku dan menjahili aku!! ". Ucapnya merengek kepada sang kakak ipar.
Safa menggelengkan kepalanya tersenyum, dia tidak menyangka lelaki yang dikenal dengan sikap cool dan ramah itu memiliki sifat jahil seperti itu.
" Tidak usah mengadu pada kakak ipar mu, dia pasti membela kakak karena kakak suaminya ". Ammar menaikturunkan alisnya menggoda sang adik lagi.
"Kata siapa aku membela kakak, aku membela adikku yang cantik ini kok!! ". Ucap Safa menepuk ringan tangan sang suami untuk mendukung aksinya.
" Rasain tu kak, makanya jadi orang jangan usil". Ucap Rumaisya memasang muka sombong pada sang kakak karena mendapatkan pembelaan dari kaka iparnya.
"Sudah ah, aku mau membawa istriku untuk beristirahat, kalau tidak kamu pasti akan menguasai dia nantinya". Ucap Ammar memegang tangan sang istri kemudian membawanya ke kamarnya jika dia menginap dirumah ini.
Safa menundukkan kepalanya sambil mengikuti langkah suaminya memasuki kamar mereka.
"Nah dek, ini kamar kita jika kita menginap disini, sebenarnya ini kamarku sebelum kita menikah begitupun dengan kamar yang lainnya". Ucap Ammar mempersilahkan istrinya itu.
" Iya kak, bagaimana dengan pakaianku untuk menginap?? ". Tanya khawatir karena dia merasa tidak membawa baju ganti.
" Tenang saja, kakak sudah mempersiapkan nya dibantu oleh ummi, itu ada di lemari. Begitu juga dengan peralatan mandi dan bersih-bersih juga disiapkan dalam kamar mandi jadi kamu bisa nyaman".