Sinopsis :
Viona, seorang wanita mandiri dan cerdas mendapati dirinya masuk ke tubuh siswi SMA yang manja dan sudah bersuami. Dia langsung mengetahui bahwa dirinya masuk ke tubuh Emilia Vivian. Suami Emilia orang terkaya dan berkuasa di kota bernama Agam Revandra Graha.
Awalnya kehidupan Emilia hanya berkutat pada Agam. Dirinya sering stres dan frustasi karena Agam tidak pernah mencintainya, padahal cintanya begitu besar pada Agam. Sekarang, dengan adanya jiwa Viona di tubuh Emilia, sikap Emilia berubah. Emilia sudah tidak tertarik lagi dengan suaminya. Emilia memilih mengurus kehidupan pribadinya dan berhenti mengemis cinta pada Agam. Perubahan sikap Emilia membuat Agam mulai tertarik padanya.
Emilia menjadi siswi popular yang banyak di taksir teman sekolahnya maupun pria lain, terlebih hanya orang tertentu yang tau kalau Emilia sudah bersuami. Hal itu membuat Agam semakin resah. Dengan berbagai cara, Agam akhirnya mendapatkan malam pertama Emilia yang sering kali Agam tolak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 22 : Aku akan Melindungimu
Emilia yang sedang di bawah pengaruh obat perangsang, berusaha menyadarkan dirinya. Pak Tino dengan tidak sabar ingin menyergap Emilia. Emilia berusaha berontak.
"Jangan mimpi menyentuhku!" teriak Emilia, kemudian menendang alat vital Pak Tino dengan kuras. Pak Tino langsung jatuh tersungkur merasakan sakit yang teramat sangat di bagian intinya.
Emilia berusaha kabur dengan sempoyongan. "Tolong Aku, siapapun itu, tolong Aku ..." Emilia melangkah keluar dari ruang peralatan olah raga.
"Kurang ajar, tidak mungkin Aku mengejarnya keluar, bisa-bisa Aku tertangkap basah. Nama baik ku tidak boleh tercemar. Bisa-bisanya Aku tidak terpikir mengunci pintu. Biarkan saja dia mati," kata Pak Tino.
Emilia berjalan hingga ke belakang sekolah, dia pun tidak sadar berjalan ke mana. Sambil merasakan tubuhnya yang panas, serta kepalanya yang pusing, terlintas sebuah ingatan di kepalanya. Dia juga pernah mengalami ini sebelumnya.
Dalam ingatannya sebagai Viona, di ruang VVIP club dulu dia ingin di perkosa oleh Alex. Tapi dia berhasil kabur. Dia berlari hingga ke depan club. Alex yang marah padanya langsung menabraknya hingga terpental bersimpah darah. Detik-detik terakhir hidupnya, Emilia melihat mobil yang menabraknya adalah mobil Alex. Emilia yakin seratus persen bahwa itu mobil Alex.
"Alex, jadi dia yang membunuhku? Sekarang Aku mengerti, kenapa jiwaku masuk ke tubuh Emilia. Aku dan Emilia secara tidak langsung di hubungkan oleh takdir," ucap Emilia. Tenaga Emilia semakin lemah.
"Apa kali ini Aku akan mati untuk kedua kalinya." Emilia yang semakin lemah tergelatak di lantai belakang sekolah. Dia sudah tidak punya tenaga untuk kabur.
"Emilia ... Emilia ..." panggil seseorang.
"Seperti suara Agam? Agam, tolong Aku ... Aku pernah menolong nyawamu, jadi tolong lah nyawaku ... Aku akan menganggap hutangmu lunas ..." lirih Emilia, berusaha bertahan. Obat perangsang yang di berikan Pak Tino berdosis besar.
"Emilia?" Agam melihat Emilia tergeletak tidak jauh dari pintu belakang gedung sekolah. Agam langsung berlari.
"Siapa yang melakukan ini padamu? Kata Adinda Kamu tadi di panggil gurumu, tapi ku cari tidak ada. Kamu kenapa? Katakan padaku siapa yang melakukan ini padamu?" Agam mengangkat tubuh Emilia yang lemah.
"Bantu Aku ... Dia memberiku obat perangsang ..." lirih Emilia dengan lemah.
"Obat perangsang? Siapa yang memberikannya?"
Emilia langsung pingsan, tanpa sempat menjawab pertanyaan Agam. Agam dapat merasakan tubuh Emilia sangat panas. "Kurang ajar, akan ku habisi orang itu. Sebelum itu Aku harus menolong Emilia."
Agam pun berlari secepat mungkin sambil menggendong Emilia di tangannya. Agam masuk ke ruang peralatan musik tidak jauh dari pintu belakang sekolah. Ruangan itu dia tutup. Untunglah sekarang di sana sedang sepi.
Agam dengan cepat melepas pakaian sekolah Emilia, juga pakaian. Dia pun mulai melepas pengaruh obat perangsang di tubuh Emilia. Karena dosis obat itu besar, terpaksa Agam bermain dengan sedikit ganas.
Satu jam kemudian, setelah menunggu cukup lama, akhirnya Emilia sadar dari pingsannya.
"Aduh, badanku sakit semua," lirih Emilia, perlahan dia membuka matanya.
"Kamu sudah siuman?" tanya Agam, cemas.
"Tuan Agam?"
"Lagi-lagi Kamu memanggilku Tuan, aku suamimu."
"Kita di mana? Au, badanku sakit semua, bagian bawahku juga sakit."
"Maaf Emilia, tadi terpaksa Aku sedikit ganas, untuk menolongmu."
"Menolongku?" Emilia pun berusaha mengingat kejadian tadi. Akhirnya dia ingat.
"Siapa yang melakukan ini padamu? Katakan padaku! Akan ku singkirkan dia dari dunia ini. Berani-beraninya dia jahat pada istriku. Kamu tenang saja, Aku akan melindungi mu."
Terlihat jelas dari raut wajahnya, Agam sangat marah. Melihat kemarahan Agam membuat hati Emilia bergetar. Baru kali ini ada orang lain yang mencemaskan keadaannya. Emilia dulu terbiasa hidup sendiri dan kesepian, selalu melakukan semua dengan mandiri dan tidak ada tempat berlindung. Untuk pertama kalinya ada seseorang yang ingin melindunginya, tentu saja hati Emilia tersentuh.
Mata Emilia berkaca-kaca, reflek dia langsung memeluk Agam erat. "Terima kasih, terima kasih," ucap Emilia dengan tulus.
"Kamu menangis? Apa tubuhmu sakit sekali?" Agam terkejut melihat Emilia menangis dan memeluknya, dia pun berusaha menenangkan Emilia.
Emilia menggeleng.
"Tuhan, Aku bersyukur di berikan kesempatan kedua untuk hidup. Jadi seperti inikah rasanya di khawatirkan oleh orang terdekat?" batin Emilia. Dia menumpahkan segala kesedihan hatinya di pelukan Agam.
"Kamu jangan takut, ada Aku yang selalu melindungi mu. Siapapun yang berani menyakitimu, akan ku balas berkali-kali lipat," kata Agam.
"Aku percaya padamu. Terima kasih, Kamu suami yang baik," ucap Emilia.
"Aneh sekali, hatiku sakit melihat dia sakit. Aku marah melihat dia di sakiti. Tidak pernah dulu Aku seperti ini. Padahal dia orang yang sama," batin Agam.