Tak mau anaknya tumbuh menjadi mafia, Erika nekat pergi meninggalkan Ervan, suaminya sendiri. Mengingat sang suami adalah ketua mafia yang paling ditakuti dan kejam.
Demi sang anak, Erika rela meninggalkan kehidupan mewah dan dunia gelapnya. Namun kaburnya Erika tentu tak lepas dari perhatian Ervan. Karena itu, Erika beberapa kali harus berpindah-pindah tempat tinggal untuk menghindari kejaran sang suami.
Suka dan duka dilalui Erika. Hidup di luar dari kebiasaannya tidak mudah. Apalagi saat dia harus bekerja di bawah pimpinan orang. Alhasil Erika mencoba membuat usaha. Ia pergi ke desa dan membeli lahan luas di sana. Erika memutuskan bercocok tanam buah dan sayuran sebagai mata pencaharian baru.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 17 - Serangan Dadakan
Ervan mencengkeram kerah baju Roby. Dia melotot pada pria itu.
"Ada yang ingin kau katakan, hah?" timpal Ervan.
"Mmma-ma-maafkan aku, Bos..." ucap Roby tergagap.
Dor!
Tanpa diduga, sebuah peluru melayang tepat ke dada Ervan. Cengkeramannya langsung terlepas dari kerah baju Roby.
Ervan ambruk duduk ke lantai sambil memegangi dadanya yang terluka. Mata dia menyalang ke arah sosok yang kini memegang pistol.
"Zivanna! Apa yang kau lakukan?! Beraninya kau!" geram Ronald. Dia, Tim, dan Roby dibuat kaget sekali dengan kejadian tak terduga tersebut.
"Kenapa? Kalau kalian berani melawan, maka aku nggak akan segan-segan tembak kalian juga!" ancam Zivanna.
"Sialan!" Ervan yang merasa dikhianati, langsung mengambil pistol dari laci terdekat. Namun belum sempat mengambil, Zivanna kembali menembaknya. Tidak tanggung-tanggung, dia kali ini melayangkan banyak tembakan kepada Ervan. Akibatnya Ervan tumbang ke lantai dan tak berdaya. Lantai itu dalam sekejap bersimbah akan darah.
Semua orang sangat syok menyaksikan keadaan Ervan. Roby yang paling dekat, segera membangunkan Ervan.
"Kau!" Ronald ingin melakukan penyerangan pada Zivanna. Tetapi gadis itu justru menembaknya tanpa ampun. Dengan gerakan cepat dan pas sasaran, Zivanna tembak tiga orang sekaligus secara bergantian.
Ya, Ronald, Tim, dan Roby juga kena tembak seperti Ervan.
Setelah merasa aman, perlahan Zivanna menghampiri Ervan yang tak sadarkan diri. Dia menendang kepala lelaki itu dengan kasar.
"Kau pikir wanita itu lemah?! Lihatlah apa yang sudah aku lakukan padamu, keparat! Pergilah ke neraka! Cuh!" geram Zivanna.
Apa yang dilakukan Zivanna sekarang jelas adalah dendam pribadi. Ia juga sudah lama merencanakan semua ini. Dirinya melakukan itu karena selalu dipandang remeh di kelompok mafia Black Skull. Tak terkecuali dari Ervan.
Bahkan tak jarang Zivanna dilecehkan oleh sesama anggotanya sendiri. Ia semakin murka saat melihat Ervan tak bereaksi apa-apa akan hal tersebut.
Zivanna semakin marah saat mengetahui Erika pergi. Dia sendiri sangat dekat dengan Erika. Zivanna lah yan selalu menemani Erika ketika melakukan aborsi. Dari sanalah Zivanna sadar bahwa wanita dipandang rendah dalam kelompok ini.
Zivanna bertekad akan merebut semua harta dan bisnis milik Ervan. Ia sebenarnya sudah lama menunggu momen ini. Momen ketika Ervan lengah dan tidak waspada.
Tanpa sepengetahuan Zivanna, Roby sejak tadi berpura-pura mati. Bahkan ketika tubuhnya di bawa anggota Black Skull ke halaman belakang. Niatnya mereka akan mengubur Ervan dan yang lain dalam satu lubang.
Ketika tidak ada orang, Roby perlahan bangkit. Dia tentu ingin pergi dari sana secepat mungkin. Namun tanpa diduga, sebuah tangan menggenggam kakinya.
Roby kaget sekali. Dia nyaris saja berteriak, tetapi untungnya tidak dilakukan. Setelah dilihat, ternyata yang memegangi kakinya adalah Ervan.
Roby tak menyangka Ervan masih hidup. Padahal dialah yang mendapat tembakan paling banyak dibanding lainnya. Sementara Tim dan Ronald dipastikan sudah meninggal karena tak terlihat ada pergerakan sama sekali dari mereka.
"Bawa aku bersamamu... Bawa aku pada Erika..." lirih Ervan.
Roby yang memang seorang gangster berhati hello kitty, langsung membantu Ervan. Dia papah lelaki itu sekuat tenaga sambil menahan luka tembaknya.
"Kita harus sembunyi ke tempat aman... Lalu serang wanita sialan itu..." ujar Ervan dengan suara yang tengah menahan sakit. Di saat seperti itu dia masih sempat-sempatnya berpikir ingin balas dendam.
"Tidak! Kau sedang tak berdaya Bos! Yang terpenting sekarang adalah pergi dari sini dan berobat!" sahut Roby.
feeling aku sih masih hidup dan entah sekarang ada di suatu tempat mungkin... kalau enggak lagi dalam masa penyembuhan...
mau kemana coba... anak buah udah pada dibantai sama evan
Penasaran akan tindakan Erika menyelesaikan masalah anak² 🤔💪
syukurlah.....
emang cinta itu rumit ya... kita nggak bisa milih mau jatuh cinta ke siapa...🥰🥰🥰