NovelToon NovelToon
Let Me Love You

Let Me Love You

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:56.3k
Nilai: 5
Nama Author: fieThaa

6 tahun mendapat perhatian lebih dari orang yang disukai membuat Kaila Mahya Kharisma menganggap jika Devan Aryana memiliki rasa yang sama dengannya. Namun, kenyataannya berbeda. Lelaki itu malah mencintai adiknya, yakni Lea.

Tak ingin mengulang kejadian ibu juga tantenya, Lala memilih untuk mundur dengan rasa sakit juga sedih yang dia simpan sendirian. Ketika kejujurannya ditolak, Lala tak bisa memaksa juga tak ingin egois. Melepaskan adalah jalan paling benar.

Akankah di masa transisi hati Lala akan menemukan orang baru? Atau malah orang lama yang tetap menjadi pemenangnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

10. Bahagia dan Khawatir

"Siapa?"

Lala mulai gelagapan. Dia tak menjawab dan malah menatap ke arah layar besar. Brian tersenyum begitu tipis melihat Lala yang salah tingkah.

Lengkungan senyum kembali hadir ketika melihat Lala tertawa begitu lepas. Sebenarnya Lala sadar akan curi pandang Brian, tapi dia pura-pura tidak tahu.

Para penonton satu per satu sudah bubar. Lala yang hendak bangkit, malah menoleh ke arah Brian ketika sebuah pertanyaan terlontar dari sang dosen.

"Mau langsung pulang?"

"Mau cari buku dulu," jawabnya.

"Tujuan yang sama."

"Hah?"

Anggukan kecil seperti menghipnotis Lala. Mereka berdua pun keluar dari bioskop beriringan dan menuju toko buku tanpa adanya pembicaraan.

Di dalam toko buku mereka berdua berpencar. Buku yang mereka cari tidak sama. Lima belas menit berlalu, Lala dikejutkan oleh kehadiran Brian di sampingnya.

"Udah Nemu bukunya?"

Lala menunjukkan buku tentang psikologi. Brian malah tersenyum kecil. Padahal Lala jurusan management, tapi yang dia beli buku yang sangat jauh berbeda dengan jurusannya. Brian pun tak banyak tanya. Setelah apa yang mereka cari sudah mereka dapatkan, Brian dan Lala sudah berada di depan kasir.

"Satuin aja," ucap Brian pada kasir lelaki.

Lala tercengang. Tangannya mulai meraih lengan Brian hingga membuat atensi pria itu beralih. Gelengan pelan menandakan Lala tidak mau. Namun, Brian sudah memberikan kartunya untuk membayar bukunya juga buku yang Lala beli.

"Nomor rekening Bapak berapa? Biar saya transfer." Lala sudah mengeluarkan ponsel untuk membuka m-banking.

"Saya enggak akan miskin hanya karena membayari buku yang kamu beli."

"Tapi--"

Brian melenggang meninggalkan Lala dan mau tidak mau dia harus mengejar Brian karena bukunya dibawa oleh Brian.

Langkah mereka kini sejajar. Dahi Lala mengkerut ketika Brian menghentikan langkah di tempat permainan.

"Mau main?"

Lelaki itu mulai menatap Lala dan seketika anggukan penuh semangat Lala berikan.

Kadang ada tawa, kadang juga umpatan dari bibir mereka berdua ketika bermain capit boneka. Teriakan frustasi keluar dari bibir Lala karena terus saja gagal mendapatkan boneka yang dia suka.

"Aarggh!!"

Brian mulai mengarahkan Capitan ke arah boneka yang sangat Lala inginkan. Lala berteriak kegirangan ketika Brian berhasil mendapatkannya. Dia tak segan memeluk tubuh Brian saking senangnya. Tak ada jarak di antara keduanya untuk hari ini.

Dari kejauhan, seorang lelaki sudah menatap mereka berdua dengan sorot mata sendu. Lala yang begitu bahagia bersama pria tampan, tapi bukan dirinya.

Devan memang sedang mencari sesuatu ke mall tersebut. Tak sengaja dia melihat Lala menuju bioskop. Awalnya, dia ingin juga masuk ke sana, tapi diurungkan. Memilih menunggu Lala di dekat bioskop.

Dia dikejutkan ketika melihat Lala dan dosen kampusnya keluar dari bioskop bersamaan. Tanpa sadar Devan mengikuti mereka berdua. Ketika di toko buku Devan melihat jelas bagaimana Lala dan Brian saling berbicara. Dan sekarang di tempat permainan Lala tertawa sangat lepas.

"Sebahagia itukah, La?"

Hanya hembusan napas kasar yang keluar dari bibir Devan. Lelaki itupun mulai pergi dari sana dengan wajah yang begitu sendu. Brian menoleh ke arah di mana Devan berada tadi. Senyum tipis pun terukir.

Lala begitu bahagia karena banyak sekali boneka yang dia dapatkan hari ini. Semua itu berkat Brian yang begitu pandai.

"Sebagai ucapan terimakasih, saya yang akan bayar makanannya."

Mereka sudah berada di tempat ramen. Di mana Lala ingin sekali memakan ramen pedas.

"Saya tak butuh itu. Saya masih mampu."

Wajah yang berbinar kini merengut kesal, Brian hanya meresponnya dengan wajah yang datar. Seketika dahinya berkerut ketika tangan Lala tersiram kuah ramen yang akan disajikan.

Brian segera bangkit dari duduknya dan segera meraih tangan Lala yang terkena kuah ramen panas. Dia menatap ke arah Lala yang menangan ringisan.

"Ma-maaf, Mbak."

Brian segera membawa Lala menuju wastafel. Tangan Lala sedang disiram air yang mengalir dari keran wastafel. Sedangkan dia sibuk menghubungi seseorang dengan wajah yang begitu tegang.

"Wa, obat untuk kesiram air panas apaan?"

Seketika mata Lala beralih pada Brian yang tengah menelepon seseorang.

"Cepet DOKTER SADEWA!!"

"Pak, saya enggak app--"

"Terus arahkan tangannya ke bawah keran," titah Brian dengan begitu serius.

"Hem. Thank you."

Brian mendekat ke arah Lala. Meraih tangan Lala yang masih merah.

"Masih panas?"

"Udah gak terlalu."

"Tunggu sebentar."

Brian meninggalkan Lala sendirian. Tak lama dia kembali dan membawa tepung terigu di piring kecil. Belum juga Lala berkata, tangannya kembali Brian raih. Dia keringkan dan tepung terigu itu ditempelkan di bagian yang tadi terkena kuah ramen. Lala tak berkata apapun. Dia hanya terus memperhatikan.

"Kata teman saya ini pertolongan pertama supaya gak melepuh."

Lala pun hanya mengangguk dengan seulas senyum di bibirnya.

"Teman Bapak dokter?" Brian pun hanya mengangguk.

Sebegitu khawatirnya Brian hingga dia menelpon dokter langsung hanya untuk menanyakan obat untuk luka Lala.

Di meja tempat Brian dan Lala duduk, manager kafe juga karyawan yang tidak sengaja menumpahkan kuah ramen ke tangan Lala sudah berdiri dan bersiap meminta maaf juga bertanggung jawab.

"Maafkan keteledoran karyawan saya, Mbak, Mas."

"Kami akan bertanggung jawab."

Brian hendak membuka suara, tapi tangan Lala sudah memegang lengan Brian. Mata mereka bertemu dan gelengan pelan Lala berikan sebagai tanda.

"Saya enggak apa-apa kok, Pak. Nanti bisa saya obati di rumah," ucap Lala dengan begitu sopan.

"Lanjutkan pekerjaan kalian saja."

Brian terpana pada Lala yang bersikap begitu baik. Meskipun dia sudah dirugikan, tapi dia mampu memaafkan. Setelah manager kafe juga karyawan pergi, Lala dan Brian melanjutkan makannya. Sebenarnya Brian sudah mengajak untuk pindah tempat makan, tapi Lala menolak.

"Makasih ya, Pak," ucap Lala dengan senyum tulus.

Seperti biasa hanya anggukan yang menjadi jawaban. Lala melihat ponselnya dan sang adik sudah menelepon.

"Saya duluan, Pak. Adik saya udah jemput."

.

Seperti biasa Lala akan bertemu Devan di kampus. Kali ini dia bersikap biasa tanpa ada sapaan. Padahal, tatapan Devan begitu berbeda.

Baru juga tiba di kelas, teman kelasnya menghampiri Lala. Dia membisikkan sesuatu hingga dahi Lala berkerut.

"Mau ngapain? Kan hari ini gak ada kelas dia."

Lala melihat jam di ponsel, masih ada dua puluh menit lagi sebelum dosen masuk. Lala menuju ruangan Brian. Mengetuk pintu ruangannya, dan terdengar suara dari dalam.

Brian sudah berdiri seperti tengah menunggu Lala. Belum juga berkata, Brian sudah menghampirinya. Diraihnya tangan Lala yang semalam tersiram kuah ramen.

"Sudah Papa saya obati semalam," ucap Lala.

Manik mata Brian kini beralih pada Lala. Mereka saling pandang untuk sesaat.

"Papa saya seorang dokter. Jadi, Bapak enggak usah khawatir karena gak ada luka serius."

Brian tak menjawab apapun. Dia masih menatap Lala dengan begitu dalam. Hingga sebuah tanya Brian berikan.

"Kamu enggak kapok kan jalan sama saya?"

...**** BERSAMBUNG ****...

Coba atuh dikomen, sepi amat sih? 😥

1
Nurhartiningsih
Brian udah dekat sama keluarga besar lala
Arieee
tuh kan /Sob/
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor
Nurhartiningsih
kena karma lu dev
Riris
penanda....jangan2🤔
Nurhartiningsih
hayo loooh Devan udah nolak Lala...eeehhh Lea sdh ada yg punya.sukurin
Lusi Hariyani
nah kan feeling lala bnr....semoga masbri g knp2
Nur Wakidah
duh kan kaaaannnn , , , 😭😭😭
Nurhartiningsih
king kafe punya Brian...tuh nama bian aja ada king nya.
Nurhartiningsih
waaahh ketemu papan bangunan yg ternyata dosennya.
Nurhartiningsih
nah .. lea udah punya gebetan... sukurin devan
Ddek Aish
tukan feeling Lala nggak salah .semoga kondisi masBri tidak terlalu parah.
Nurhartiningsih
pertanyaannya siapakah cowok yg nganterin Lala?
Nurhartiningsih
jahat banget devan
Nurhartiningsih
jangan2 ada maksud gak baik si Devan mndekati lala
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor 🙏
sum mia
tuh kan.... beneran feeling Lala , Brian sih ngeyel . semoga Brian baik-baik saja , hanya luka ringan yang tidak berbahaya . Lala pasti syok banget mendengarnya . dan bisa dipastikan dia bakal ikutan nyusul ke Bandung . dan bisa jadi Lala pula yang merawatnya biar cepet sembuh .
next... pasti Lala makin posesif sama mas Bri , apalagi kalau ada feeling yang kurang baik .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
vanari: semoga....
ayo la trima....
jangan sampai nyesalllll
sum mia: dan mungkin dengan Brian yang kecelakaan , Lala akan lebih cepat kasih jawaban , dan makin yakin dengan perasaannya pada mas Bri .
total 2 replies
Cristella Tella
moga brian baik2 ajj
Ita Rosdiana
lanjuuut ka
Tanti Retno Wati
firasat Lala beneran 😱
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!