Tolong " teriak seorang wanita bercadar itu ketika mulut berlapis cadar itu didekap seorang pria. setelah berhasil menutup pintu itu ia langsung melempar perempuan itu ke sofa.
Pria asing itu membuka paksa cadar perempuan yang menjadi mangsa saat ini. Ia mendekam wanita ini dengan tubuh besarnya.
pria itu mulai mencium leher wanita itu, gadis itu terus saja memberontak dengan memalingkan wajahnya. Ciuman yang sangat begitu kasar dan sangat brutal.
Ia membuka paksa baju panjang yang perempuan ini kenakan. Dan sekarang nampak perempuan ini itu sudah menampakkan tubuh polosnya tanpa busan.
Gadis itu terus saja memberontak, ia mencoba memukul dan semau cara ia lakukan tapi tidak berhasil. Tenaga pria ini lebih kuat dari dirinya.
Gadis itu terus menangis dan meminta pertolongan. tapi tidak ada sama sekali yang datang menolongnya.
" aku mohon jangan lakukan itu " ucapnya dalam tangisnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon limr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9 [ revisi ]
Bab Sembilan – Hari yang Dinanti
Jangan lupa like 👍
Jangan lupa vote 🤍
Jangan lupa komen 🙂
Hari yang dinanti akhirnya tiba. Aira dan Kenzo kini resmi menjadi pasangan suami istri. Di sisi Kenzo, Aira berdiri anggun dengan wajah tertutup rapi, menyambut ucapan selamat dari para tamu yang hadir.
Tidak ada kamera di tangan para tamu. Foto hanya boleh diambil oleh fotografer resmi yang telah disediakan. Kenzo sendiri yang mengatur semua itu—pernikahan ini harus berlangsung tertutup, tanpa jejak digital yang tersebar di luar. Dan pihak keluarga Aira pun menghormati keputusan itu, tanpa keberatan.
Acara digelar sederhana namun khidmat, bertempat di aula pesantren milik keluarga Aira. Hanya keluarga dekat dari kedua belah pihak yang hadir. Tak ada dekorasi mewah, tak ada dentuman musik. Hanya doa-doa yang dilantunkan dengan tulus.
Namun, di tengah suasana yang sakral, dua sahabat Kenzo datang membawa kehebohan mereka sendiri.
“Selamat, bro! Sampai sekarang aku masih gak nyangka lo beneran nikah. Dan... istri lo? Tertutup banget, ya. Bisa... lancar, tuh?” goda Alex, matanya tak henti melirik Aira yang berdiri tenang di samping Kenzo, wajahnya tak bisa dilihat jelas karena kerudung panjang yang menutupi.
“Itu justru tantangannya, bro,” sahut Deny sambil tergelak, berdiri di belakang Alex. Ia juga terlihat terkejut—mereka berdua mengira Kenzo akan menikahi wanita glamor ala sosialita, bukan perempuan bersahaja dan religius seperti Aira.
Kenzo hanya menghela napas dan menatap keduanya tajam.
“Diam kalian. Kalau masih banyak omong, saham perusahaan kalian akan langsung gue tarik.”
Ancaman itu cukup membuat mereka tertunduk. Meski hanya bercanda, mereka tahu Kenzo tidak main-main.
“Santai dong, bro. Selamat, ya. Semoga cepet cetak Kenzo junior!” ucap Alex sebelum beralih ke Aira.
“Hai, selamat ya. Semoga betah sama dia,” katanya sambil mengulurkan tangan.
Aira hanya tersenyum sopan dan menyatukan kedua tangannya di depan dada.
“Terima kasih.”
Alex, yang bingung harus bagaimana, hanya bisa menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia bisa merasakan dinginnya batas yang tak bisa ia lewati.
Kemudian Dedy muncul dengan gaya khasnya.
“Selamat, bro! Gue bawain obat spesial, bisa lo pake nanti malam. Manjur, loh.” katanya tanpa rasa malu sedikit pun.
Kenzo menatapnya datar.
“Ini resepsi pernikahan, bukan pasar obat. Kalau mau dagang, cari tempat lain.”
“Waah... santai dong!” Deny kembali tertawa sambil memeluk Kenzo. Tapi sebelum pelukannya dilepaskan, Dedy membisikkan sesuatu.
“Jangan lupa buka kado dari gue. Pasti lo suka. Tapi... gak ribet ya, bro? Harus buka penutup wajah dulu sebelum... pemanasan?”
Kenzo langsung mendorong Dedy menjauh.
“Saham kalian beneran akan gue tarik kalau masih ngaco!”
“Hehe~” Kedua sahabat ‘bermasalah’ itu tertawa canggung dan akhirnya pergi menjauh, menuju ke area makan.
---
Di tengah semua itu, Andre mendekat, menundukkan kepala dengan sopan.
“Selamat, Tuan dan Nona. Semoga pernikahannya menjadi keluarga sakinah, mawadah, warahmah.” ucapnya tulus.
Kenzo tersenyum kecil.
“Terima kasih, Andre. Kamu memang orang paling tulus yang pernah aku punya. Sekarang giliran kamu cari istri, biar bisa gandeng juga di acara kayak gini.”
Andre menahan tawa.
“Kalau bukan hari bahagia Tuan, saya pasti sudah bales. Tapi ya sudahlah... anggap aja ini bagian dari berbagi kebahagiaan Tuan Sadang.”
“Cepat cari, Andre. Jangan terlalu lama.”
“Siap, Tuan. Sekali lagi, selamat.” ucap Andre, lalu berlalu, menghampiri Alex dan Deny yang sudah sibuk menyantap hidangan.
---
Pernikahan ini mungkin bukan seperti yang dibayangkan banyak orang. Tapi bagi Aira dan Kenzo, ini adalah awal. Awal dari sesuatu yang asing, penuh luka, dan teka-teki. Namun juga mungkin... awal dari kesempatan untuk sembuh.
................
Terimakasih sudah mampir 🤍
semoga suka 🤍
jangan lupa like vote and comments 🤍
Lanjut Thor...