Dari kecil hidupku sudah ku abdikan pada keluarga yang mengangkatku sebagai anak, aku adalah anak panti yang tanpa nasab, ibuku dulu seorang budak dan dia di bunuh oleh seseorang entah siapa setelah menitipkan aku di panti asuhan. Sejak umur 10 tahun seorang donatur mengadopsiku, dia adalah tuan Samer dan Ibu Luci, mereka mengangkat ku sebagai pancingan agar mempunyai anak, dan benar saja setelah satu tahun aku bersama mereka mereka mempunyai seorang anak perempuan. Tuan Samer memintaku untuk selalu melindungi anak kandungnya, hingga suatu ketika terjadi bencana dalam keluarga tuan Samer, anak dari tuan Samer memanipulasi dokumen dari sebuah perusahaan besar di negara ini. Pemilik perusahaan geram dan itulah awal kisah baru ku. Aku di tuntut oleh Nyonya Lusi menggantikan anaknya sebagai tawanan seorang yang kejam pemilik perusahaan tersebut. Diriku di sekap dan di kurung dalam penjara, entah apa yang akan ku dapatkan. Benci, dendam atau cinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cty S'lalu Ctya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tuan Kejam
🌸🌸🌸
Satu Minggu sudah aku tinggal di mension ini, menjadi pelayan seorang tuan kejam. Kata banyak orang kehidupan ini layaknya sebuah roda, roda yang berputar kadang di atas kadang juga di bawah. Kadang aku berfikir akankah ada kebahagiaan untuk ku kelak. Ataukah aku hanya berangan belaka. Dan inilah takdirku sekarang menjadi pelayan yang Tersekap.
"Nanti kamu siapkan makanan untuk tuan, dia ingin menginap di sini" lamunan ku terbuyar saat mendapati tuan Gio menghampiriku di dapur.
"Baik tuan" hanya itu jawabanku seraya menunduk. Tatapan tuan Gio padaku seakan menyiratkan keperdulian. Jujur saja memang dia yang menyuruhku untuk melakukan semua pekerjaan di rumah ini atas perintah tuan kejam itu, tapi kadang- kadang dia juga menyuruhku untuk istirahat jikalau terlihat aku sangatlah lelah. Beruntung tuan kejam itu tidak tinggal di mension ini, itu sedikit membuatku bernafas lega. Tapi saat ini tuan Gio bilang jika tuan kejam itu akan datang kesini, jujur melihat tatapannya saja begitu menusuk membuat hati ini merasa takut.
"Tuan ingin kamu memasak makanan ini semua" Gio memberikan secarik kertas pada ku. Aku menerima dan membacanya.
"Rendang, nasi lemak, sop, kentang goreng, sambal merah" dahi ku berkerut.
"Itu adalah makanan kesukaan tuan jika pulang ke indo" kata Gio seakan tahu kebingungan ku.
'Oh, jadi ini menu makanan daerah asalnya' batin ku.
Tak berselang lama anak buahnya datang membawa sekantong belanjaan di tangannya.
"Tuan ini belanjaannya" katanya pada Gio.
"Hem, taruh di situ" seru Gio mengara pada kitchen set.
"Baik tuan" anak buahnya menaruh sekantong belanjaan di atas kitchen set.
"Ini semua adalah bahannya" ujar Gio padaku.
Tapi bagaimana cara membuatnya, aku pun ragu ingin bertanya, jika saja aku memegang ponsel tidak akan susah tinggal browsing. Tapi ponsel dan tas milik ku di sita sama tuan kejam itu.
"Maaf Tuan! bagaimana cara membikin nya, saya belum pernah memasak semua itu?" ku putuskan untuk bertanya pada Gio. Gio nampak menimang, lalu dia menyodorkan tablet padaku.
"Pakailah ini untuk membantumu, tapi ingat jangan salah gunakan tablet itu, kamu mengerti?" tekan nya. Ya, aku menunduk tahu semua yang ada di sini seakan punya mata yang setia memperhatikan gerakan ku. Aku meraih tablet itu dan mulai membrowsing cara membuat semua makanan yang ada di kertas itu.
Aku mulai mencuci semua bahan, dengan telaten aku mulai membuat satu persatu menu, mulai dari rendang, kentang goreng, Sop, sambal merah dan terakhir tinggal nasi lemak. Aku mulai nenanak nasi dan ku siram pakai adonan santan yang sudah lengkap dengan beberapa macam bumbu penyedap. Satu jam sudah semua menu sudah siap saji. Sekarang aku ingin sholat ashar dulu. Seusai sholat aku lanjut kan lagi tugas ku yaitu membersikan kamar tuan kejam itu.
"Hemm.."
Kamar yang luasnya hampir sama seperti tempat tinggalku di Mesir dulu, di setiap sudut tertata rapi beberapa koleksi buku, ternyata tuan kejam ini suka membaca buku. Ku bersikan semua nya, saat tangan ini merapikan di atas nakas tak sengaja aku jatuhkan buku.
Bruk..
Saat aku hendak mengambil buku itu ternyata ada foto seseorang yang jatuh. Tangan ini mengambil foto itu, terlihat gambar seorang wanita yang tersenyum cantik. Tapi wajah dalam foto itu terasa tidak asing, sepertinya aku pernah ketemu sama wanita ini.
"Apa hubungan wanita ini dan tuan kejam itu?" guman ku sendiri.
"Oh, ini kan wanita yang ada di klub waktu itu"
Ya, dia adalah wanita yang sempat memakiku, aku menghela nafas panjang. Dan ku taruh kembali buku dan foto itu di atas nakas. Ku sapu semua sudut walk in closet ini sempat kagum, berbagai pakaian dari desainer terkenal tertata rapi di dalam. Mata ku mencari rak tempat bad cover ku ambil sala
satu bad cover, selesai mengganti bad cover dengan yang baru aku memutuskan membawa bad cover yang lama ke loundry room untuk mencucinya. Tak terasa sudah waktunya magrib dan ku putuskan untuk sholat terlebih dahulu di kamar yang saat ini aku tempati di sebelah dapur, kamar ini seluas kamar di paviliun milik tuan Samer yang ku tempati tidak begitu sempit juga.
Baru saja aku selesai ganti baju, ada seseorang yang mengetuk pintu kamarku. Aku buru-buru menutup mukaku dengan ujung kerudung yang ku pakai lalu bergegas membuka pintu.
Ceklek..
"Cepat kamu siapkan makanan nya dan sambut tuan mudah!" seru Gio padaku. Aku mengangguk dan mengikuti perintah nya. Setelah selesai menata hidangan di meja makan. Ada bunyi mobil yang berhenti. aku membukakan pintu terlihat Gio membungkuk hormat pada tuan kejam itu ketika dia keluar dari mobil. Aku hanya menunduk di kala tuan kejam itu memasuki rumah. Sejenak dia berhenti di depanku dia menarik nafas dalam.
"Tuan, apa anda ingin makan malam dulu?" tanya Gio menghampiri.
"Aku mau mandi dulu" jawabnya.
"Dan kau siapkan air hangat untuk ku!" pintanya menatap ku tajam.
"Baik tuan" selesai mengangguk, aku bergegas melangkah ke kamar tuan kejam untuk menyiapkan air hangat yang dia pinta, selesai mengisi air aku putuskan untuk keluar dan betapa kagetnya aku saat membuka pintu kamar mandi, ternyata tuan kejam itu ada di depan kamar mandi dengan sorot mata yang penuh dengan amarah.
Takut.
Gemetar, tubuh ini seakan bergetar karena ketakutan yang melanda pikirannku, pikiran negatif terngiang di pelupuk mata ku, ingatan ku terlintas ketika dia menyambar niqab yang ku pakai.
"MINGGIR!" bentak nya membuatku tersentak.
"Ba-baik tuan" segera ku memberi jalan untuk dia.
BRAK
Pintu di tutup dengan keras. aku hanya bisa berucap istighfar. Dan memutuskan untuk pergi dari kamar itu.
Hening, di ruang makan tuan kejam itu menatap satu persatu hidangan yang tertata. "Kau ambilkan aku nasi!" serunya mengarah padaku.
"Baik tuan" dengan sigap aku mulai menyiduk nasi dan ku taruh di di piring.
"Sudah cukup tuan?" diri ini memberanikan bertanya.
"Hem.." dehemnya. Aku menaruh piring di depannya.
"Ambilkan rendang dan sayur Sop" lagi-lagi perintahnya padaku. Aku mengangguk dan mengambil sayur itu ku taruh di depan nya. Aku kembali berdiri di samping tuan kejam itu. Aku sangat was-was ketika dia akan menyuap makanan ke dalam mulutnya.
BYURR..
"Kau mau meracuniku?" bentaknya.
Belum saja selesai menetralkan keterkejutan ku.
"Gio, cepat pergi dari sini!" tekannya pada Gio.
"Baik tuan" Dengan cepat Gio berlalu.
"Pastikan jangan ada yang masuk!" selanya memberi tahu Gio. Gio hanya mengangguk. Sekarang hanya ada kita berdua. Jujur saja aku merasa sangat takut apalagi tatapannya seakan menikam.
"Ma-maaf kan sa-ya!"