Kita dan Rasa
Kisah cinta beda agama antara Wilona si gadis kampung yang sedang merantau di kota dan Raka pria kota yang berasal dari keluarga kaya raya yang tak sengaja dipertemukan.
Raka yang mulai jatuh cinta kepada Wilona memutuskan untuk mendekati Wilona , perjuangan Raka membuat hati Wilona luluh ,merek pun menjalin hubungan bahkan Raka berani mengenalkan Wilona kepada keluarganya.
Walau keluarga Raka menerima Wilona ,namun beberapa waktu kemudian mereka sadar bahwa mereka berbeda keyakinan.
konflik dan drama terjadi diantara kisah cinta mereka belum lagi kehadiran orang ketiga yang mampu mencuri hati keluarga Raka membuat Wilona semakin merasa terpojok.
Wilona yang hampir menyerah dengan cintanya memutuskan untuk berhenti bekerja dan pulang ke kampung halaman ,namun tak di sangka Raka masih berjuang dan menyusulnya.
Apakah cinta mereka akan berakhir bahagia? atau takdir justru memisahkan mereka berdua.?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dini Nuraenii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
"Wah bagus banget , gila ! Lu bener - bener seorang Dancer yah , sampe lu punya studio dance di rumah " Ujar Wica yang terpesona dengan studio Dance milik Raka .
"keren kan ? Gue yang mendesain ruangan ini sendirian ,papa sama mama cuma bantu masang cermin sama masang lampu nya aja" Raka membanggakan studio dance pribadi milik nya, Wica menanggapi nya dengan bertepuk tangan.
"Wah bakal betah nih gue setiap hari di ruangan ini" ucap Wica .
"loh ,setiap hari ? Kata siapa lu boleh setiap hari kesini ?" ujar Raka tak setuju.
"yah elah Raka ,menurut lu gue bisa gitu hapal dance sehari doang ? ,lagian gue juga kesini tiap pulang sekolah sampai sore hari doang " ujar Wica berharap Raka akan setuju dengan keinginan nya.
"lagian Raka , lu kan gue ajarin Matematika sampai berhasil , kenapa lu gak mau ajarin gue sampai hafal dance nya juga?" tambah Wica ,membuat Raka tak bisa menyangkal nya.
Raka menghela nafas nya seraya mendudukan diri di pojokan ruangan ,memikirkan cara terbaik untuk mengajari Wica .
"ok gini aja , lu pilih satu lagu , setelah lu berhasil menguasai dance untuk satu lagu itu berarti perjanjian kita selesai , gimana setuju gak?" Raka akhirnya menemukan solusi untuk menangani masalah ini.
Wica mengangguk setuju dengan ide Raka.
"ok deal yah , gak boleh di ubah lagi" Raka mengajak Wica bersalaman sebagai perjanjian agar Wica tak mengubah persyaratan lagi.
"Ya Ampun disini ternyata, udah pegang - pegangan tangan nya ,ayo makan siang dulu , mama udah masak buat kalian" Mama Raka datang disaat mereka tengah bersalaman.
"iya tante makasih , yuk Raka kita makan" ujar Wica mengajak Raka untuk makan siang bersama.
"duluan aja ,gue mau ganti baju dulu" Jawab Raka yang menolak ajakan dari Wica dan dengan dingin nya Raka berjalan meninggalkan studio nya menuju kamar.
"dingin seperti biasa" bisik Wica.
Raka sebenarnya terganggu dengan kehadiran Wica yang tiba - tiba saja muncul di hidup nya dan bisa dengan mudah akrab dengan keluarga Raka.
Walau Raka tak pernah dekat dengan perempuan ,namun Raka bisa menyadari jika Wica menyukai nya , jika tidak untuk apa Wica repot - repot mendatangi rumah nya dan menagih janji kepadanya , bahkan Raka menyadari jika Wica sering menatap nya dengan tatapan mata yang membara dsn senyuman penuh tanda tanya.
Namun Raka menepis pikiran itu ,ia berharap Wica tak menyukai nya agar hubungan nya dengan Wilona bisa berjalan dengan baik.
"sayang ,aku baru pulang sekolah nih ,kangen deh"
Raka mengirim pesan kepada Wilona,memberi kabar jika dirinya sudah pulang dari sekolah.
Raka tersenyum kala melihat Wilona tengah online, Raka menunggu balasan namun Wilona tak kunjung membalas .
Disisi lain ,Wilona tengah bimbang , ia sangat merindukan Raka namun hati nya masih merasa sesak kala mengingat apa yang tadi ia lihat di perjalanan pulang.
"kak Jansen Lapar ! " Teriak Jansen yang sudah menagih makan siang nya.
"baik tuan muda ku yang tampan,makanan anda akan segera datang" Wilona menyimpan ponsel nya lalu mulai menyiapkan makan siang untuk Jansen.
Raka yang cukup lama menunggu kini menyerah ,perutnya yang mulai keroncongan menjadi salah satu alasan Raka menyerah menunggu balasan dari Wilona, Raka keluar dari kamar nya untuk makan siang .
"jadi kalian sekelas yah?" Mama Raka mulai mewawancarai anak nya itu.
"iya tante, kami sekelas , tapi Raka tuh nyebelin banget , jutek banget sampe di kelas tuh pada gak suka sama dia ,hahaha" Jawab Wica yang semangat memberitahukan soal Raka di sekolah.
Sementara Raka hanya fokus makan dan tak tertarik dengan topik pembicaraan ini.
"Raka kamu ini yah , setidaknya jangan jutek dong biar dapat teman " mama Raka menasehati Raka khawatir anak nya itu tak memiliki teman.
"Teman? Oh maksud mama orang - orang munafik yang menyanjung kita di depan dan menggunjing kita di belakang?" Jawab Raka yang bertanya penuh sindiran.
Mama Raka hanya menggelengkan kepala nya dengan jawaban Raka yang penuh satir itu.
"lu mau latihan atau nge bacot disini? Cepet makan nya terus ke atas " ucap Raka dengan sewotnya.
"ok Raka" Wica dengan terburu - buru menyusul Raka ,sadar akan mood Raka yang mulai memburuk.
"semangat neng ! " mama Raka menyemangati Wica , ia sangat senang Raka di ikuti gadis secantik Wica.
Raka memeriksa ponsel nya sebelum mengajarkan Wica, namun tak ada balasan dari Wilona membuat Raka berdecak kesal.
Raka tak berpikiran jelek , Raka menganggap Wilona sedang sibuk bekerja ,ia hanya merindukan Wilona saja.
"Lu udah pilih kan mau pake lagu apa?" Raka bertanya kepada Wica yang sedang menyiapkan lagu di ponsel nya.
"Udah dong ,nih aku mau pake lagu ini" Wica memutar salah satu lagu kpop.
"Ya Ampun ,itu susah banget loh ,pasti lama kamu bisa nya" Raka menyadari lagu yang di pilih oleh Wica merupakan lagu dengan dance yang rumit dan tempo yang cepat, akan sulit bagi pemula untuk menguasai nya.
"ya makanya gue mau di ajarin ,kalau gampang mah gausah di ajarin" ujar Wica beralasan, ia sengaja memilih lagu itu agar ia bisa lebih sering datang ke rumah Raka.
Raka tak berkomentar lagi ,ia lalu memutar ulang lagu yang di pilih oleh Wica , Raka menghadap ke cermin lalu mulai menggerakan tubuh nya , tak terlalu rumit bagi Raka yang sudah menguasai dance ini, tubuh nya dengan indah mengikuti irama lagu.
"wah pengen bisa deh ,keren banget!" ujar Wica memuji Raka.
"sok aja ikutin dulu sebisa lu ,inget - inget yah , gue mau pemanasan dulu ada gerakan yang gue lupa juga ,udah lama gak pake lagu ini" ujar Raka mengarah kan Wica untuk mengikuti gerakan nya.
Mereka berdua mulai berlatih dengan serius, Wica dengan jelas melihat pantulan Raka dari cermin.
..
"apa dia saudara Raka yah? " Ucap Wilona yang bertanya kepada dirinya sendiri.
"ah bodo amat ,mending aku tanya aja langsung" Wilona bersiap untuk mengirimi raka pesan ,namun sedetik kemudian ia menghapus kembali apa yang sudah ia ketik .
"ah to the point banget kalau aku langsung nanya" Wilona kesal dan dengan spontan melempar ponsel nya ke kasur.
"ah bangsat ! Sialan!"
Wilona segera menutup mulut nya karena ia menyesal telah berkata kasar.
"bangsat itu apa ?"
Alangkah terkejut nya Wilona saat dilihat nya Jansen sudah bangun dari tidur nya dan mendengar apa yang di ucapkan oleh Wilona.
Wilona menghampiri Jansen.
"Langsat , kuning Langsat !" Ujar Wilona memberi sugesti kepada Jansen dengan mencari kata yang berdekatan agar Jansen melupakan kata - kata kasar itu.
"Langsat ? " ucap Jansen dengan nada bertanya ,anak itu masih bingung.
"ini loh sayang , L A N G S A T dibaca LANGSAT ,kan Jansen udah bisa baca " Wilona yang melihat botol lotion milik mama Jansen segera memberikan nya kepada Jansen.
"oh iya yah Langsat kak , kuning Langsat ini gambar nya" Ucap Jansen seraya memperhatikan botol lotion itu.
"makasih Ya Allah" Wilona merasa lega karena Jansen melupakan kata - kata kasar itu .