Nona kedua Li Yue An dari keluarga pejabat merusak nama baiknya, Kehormatannya membuat semua orang membenci bahkan mengucilkannya. Namun siapa Sangka siasat jahatnya membuat dirinya menjadi seorang Permaisuri. Setiap langkah yang ia ambil akan membuatnya mengorbankan semua orang yang peduli dengannya.
Di tahun ke sepuluh setelah Li Yue An menjadi seorang Permaisuri. Dia di jatuhi hukuman mati oleh Kaisar yang merupakan suaminya karena berkolusi dengan pemberontak.
Semua kebetulan seperti sebuah mimpi semata. Dia justru terbangun kembali saat usianya tujuh belas tahun. Dimana dirinya masih di perlakukan tidak adil oleh keluarganya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kabar ibu kota
Kereta berhenti tepat di depan pintu kediaman keluarga Li. Li Yue An terdiam untuk beberapa saat. Dia menatap lembut kearah adiknya. Ada perasaan khawatir yang mulai merayap dalam hatinya. Dia takut adiknya akan merasa tidak nyaman dengan keadaan di kediaman Li. Ada banyak permusuhan yang mengikat antara dirinya juga Nyonya pertama Li dan Nona pertama Li Huan.
"Kakak," Li Xiao An menatap kakak perempuannya binggung.
Li Yue An hanya tersenyum, "Kita sudah sampai di rumah. Kita turun bersama."
Li Xiao An mengangguk mengerti.
Hanya dua kereta yang ada di depan pintu masuk kediaman utama. Sedangkan semua pasukan Fengyin telah pergi saat kereta memasuki ibu kota.
Pelayan Cui juga Tuan muda ketiga Li Xiao An keluar terlebih dulu baru membantu Li Yue An juga kedua orang tua angkat mereka. Kediaman terasa masih sama dari luar. Keheningan juga dingin dapat di gambarkan dari kediaman Li. Pelayan Cui masuk membukakan pintu utama. Hanya ada pelayan tua yang datang menyambut kedatangan mereka.
"Nona kedua, Nyonya sedang tidak enak badan tidak dapat ikut penyambutan. Tuan saat ini sedang ada di istana melakukan rapat seperti biasa."
Pelayan tua itu terlihat mengerutkan dahinya. Dia bahkan melirik tiga orang asing yang akan ikut masuk ke kediaman. "Nona kedua, Nyonya memerintahkan untuk tidak menerima tamu dari luar beberapa hari ini."
"Kenapa? Apa Tuan muda ketiga juga harus di tahan di luar kediaman setelah tidak bisa kembali belasan tahun ini?" Li Yue An melirik tajam.
"Tuan muda ketiga?" pelayan tua terkejut mendengarnya. "Bukan begitu. Saya akan mengabarkan kepada Nyonya terlebih dulu."
Li Yue An mendekatkan dirinya ke arah pelayan tua. "Membiarkan putra yang baru kembali setelah sekian lama berada di luar kediaman. Bukankah hanya akan membuat Nyonya menjadi bahan gunjingan semua orang di kota? Bibi perkiraan lagi sebelum bertindak lebih jauh."
Bibi tua terdiam. Dia langsung menundukkan kepalanya dan mundur untuk memberikan jalan.
Li Yue An membalikkan tubuhnya membantu ibu sambungnya untuk berjalan perlahan memasuki kediaman keluarga Li. Sedangkan adik ketiganya membantu ayahnya.
"Yue er, biarkan ibu dan ayah mu ini tinggal di luar saja. Kami tidak ingin membawa masalah untuk kalian berdua," wanita tua Ji menatap penuh kekhawatiran.
Li Yue An tersenyum tenang. "Ibu, untuk sementara waktu kita tinggal di halaman tempat tinggal ku. Meski tidak terlalu besar tapi cukup untuk kita semua. Setelah aku menemukan kediaman yang pas. Baru kita pindah ketempat lain."
"Baik kamu mengikuti keinginan Yue er," ujar Wanita tua Ji. Dia dan suaminya tidak tahu jika anak sambungnya merupakan seorang Tuan Putri kerajaan. Sebelum pergi ke ibu kota Li Yue An juga sudah memberitahu adik ketiganya agar menyembunyikan identitas mereka berdua. Tanpa membantah atau bertanya lebih jauh adik ketiganya Li Xiao An menyentujuinya.
Setelah sampai di halaman kediaman tempat tinggal Li Yue An. Kedua orangtua sambutannya di berikan tempat tinggal di kamar utama milik gadis itu. Di halaman kedimananya ada tiga ruangan kamar. Kamar utama, kamar tamu juga kamar yang telah di ubah menjadi gudang.
"Uhkkk..."
Debu berhamburan memenuhi udara saat kain penutup meja di tarik.
Li Yue An di bantu pelayan Cui juga adik ketiganya membersihkan gudang di ujung halaman kediaman. Saat semua orang sedang sibuk membersihkan gudang. Dari arah luar terdengar suara dari Tuan muda kelima. "Cepat, cepat. Kakak kedua kami datang."
Li Yue An keluar dari dalam ruangan melihat keadaan di luar. Dia cukup terkejut melihat kedua adiknya datang untuk membantu bahkan ibu selir juga datang.
"Kalian berlima bersihkan kamar itu hingga tertata rapi. Jangan ada debu yang tertinggal. Ayo bergerak," Tuan muda kelima memerintahkan lima pelayan di halaman kediamannya untuk ikut membantu.
"Ibu selir," Li Yue An memberikan salamnya.
Wanita dengan gaun putih salju mendekat. Dia terlihat sangat anggun juga menawan. "Dimana adik mu?" suaranya sangat lembut. Sebelum menikah dia putri seorang pedagang kaya. Hartanya bahkan melebihi keluarga Li. Hal ini juga yang membuat Nyonya Li tidak berani memprovokasi halaman kediaman selir Shen Yang.
Li Xiao An keluar dari dalam kamar. Dia semua orang yang masih terlihat asing baginya.
"Ibu selir, dia adik ku."
Jawaban Li Yue An membuat selir Shen mendekati Tuan muda ketiga Li Xiao An. "Sangat tampan seperti kakak perempuannya yang cantik," mengelus lembut kepala pemuda di depannya.
Tuan muda ketiga Li Xiao An hanya bisa tersenyum.
"Yue er," selir Shen melihat ke arah Li Yue An. "Biarkan adik ketiga mu tinggal bersama ku. Tempat ku ada kamar tamu yang bisa di gunakan."
"Saya menerima niat baik ibu selir. Tapi akan lebih baik adik ketiga ku tinggal di halaman ini. Aku hanya tidak ingin ibu membuat masalah untuk ibu selir," ujar Li Yue An memberikan alasan. Dia tahu jika ibu selirnya sangat baik hati. Tapi juga tidak ingin membuat Nyonya Li menjadi lebih agresif lagi kepada ibu selirnya karena dirinya.
Selir Shen mengerti maksud Nona kedua. "Baiklah. Jika kamu butuh sesuatu bilang saja. Jangan sungkan. Makanan juga kebutuhan kalian biar aku yang tanggung," baru Li Yue An akan menolak selir Shen langsung menyela. "Kita atur seperti ini saja."
"Iya," ujar Li Yue An yang sudah tidak bisa membantah.
"Kakak ketiga. Aku Li Sui dan ini kakak keempat Li Fei," pemuda itu langsung merangkul kakak ketiganya yang baru saja ia lihat. Dia memang sangat mudah dalam melakukan pendekatan kepada orang lain. Nona keempat Li Fei memberikan salamnya.
Mereka bertiga bisa dengan cepat akrab.
Selir Shen menarik Nona kedua untuk lebih menjauh dari semua orang. Dia mengajak Li Yue An duduk di halaman depan di ujung kanan. Agar percakapan yang akan mereka lakukan tidak di dengar orang lain. Setelah mereka duduk Selir Shen menatap diam untuk beberapa saat. "Yue er, aku mendengar kabar di luar sana yang tidak mendasar. Sebelum kamu mendengarnya langsung dari mulut semua orang. Lebih baik aku yang mengatakannya."
"Ibu selir, katakan saja. Aku akan mendengarkan," ujar Li Yue An menatap tenang.
"Saat kamu tidak ada. Kabar menyebar dengan sangat cepat di ibu kota. Kabarnya kamu menjalin hubungan lebih jauh dengan Pangeran keempat Wen Ming. Apa itu benar?" Selir Shen menatap penuh khawatir. Li Yue An tidak pernah berprilaku buruk kepada dirinya juga kedua anaknya. Dan Selir Shen merasa kasihan dengan gadis itu. Selalu di pojokan Nyonya Li dan putrinya.
Gadis itu mengerutkan keningnya. "Ibu selir, tidak ada hal seperti itu."
Satu kalimat dari Li Yue An membuat Selir Shen merasa lebih tenang.
Jika tidak ada kendala cerita akan selalu di update setiap hari dengan jam yang tidak menentu. Di pastikan tamat sampai akhir dalam jangka waktu kurang dari satu bulan☺️