NovelToon NovelToon
Alpha Love Story : The Girl

Alpha Love Story : The Girl

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / Dikelilingi wanita cantik / Anak Yatim Piatu / Identitas Tersembunyi
Popularitas:59.8k
Nilai: 5
Nama Author: Septira Wihartanti

Devon merasa ia jatuh cinta pada gadis sebatang kara, setelah perjalanan cintanya dengan berbagai jenis wanita. Gadis ini anak jalanan dengan keadaan mengenaskan yang ia terima menjadi Office Girl di kantornya. Namun, Hani, gadis ini, tidak bisa lepas dari Ketua Genknya yang selalu mengamati pergerakannya. Termasuk pada satu saat, kantor Devon mengalami pencurian, dan terlihat di cctv kalau Hani-lah dalang pencurian tersebut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septira Wihartanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mahar

Hani terbangun karena mendengar suara ribut-ribut.

Berikutnya ia merasa sesuatu, atau seseorang, menariknya dan menamparnya.

“Heh!!”

Itu suara Asep.

“Pe cun brengsek! Gara-gara lo usul kita nyolong ke gedung itu, sekarang semua orang cari kita! Mana Bang Jackson Hah?!”

Hani belum bisa menguasai keadaan. Ia masih merasa sangat pusing dan belum mengerti yang terjadi. Tapi ia bisa mendengar suara Asep meraung marah di dekatnya.

“Mereka udah nangkep Ical sama Anton, lu harus tanggung jawab, an jing!” seru Asep tampak frustasi.

Hani menatap ke lantai. Di sana tergeletak sebuah amplop coklat yang di dalamnya ada data dirinya, pemberian dari Jackson.

“Siapa yang cari kita Bang?” tanya Hani lemah.

“Orang dari gedung itu! Banyak orang! Gede-gede serem-serem! Lo harus-“

BRAKK!!

Belum sampai Asep melanjutkan kalimatnya, seseorang mendobrak masuk pintu rumah Jackson.

“Mana dia Hah?! Ketua geng bang sat?!” seru pria yang masuk ke dalam.

Tinggi, besar, dan melihat otot yang bersembulan di balik kemeja putihnya semua bisa melihat kalau ia sangat kuat.

Asep tahu dia tidak punya tempat untuk sembunyi lagi, ia terpekik dan berniat ingin lari lewat jendela.

Tapi pria itu langsung meraih kerah bajunya dan mencekiknya sambil menekannya ke dinding, setengah mengangkat tubuhnya yang ukurannya berbeda drastis dari tubuh pria itu.

“Dia salah satunya?” Pria itu menoleh menatap Hani yang masih terduduk di lantai.

“Ya, Pak Zaki. Dia salah satunya.” Kata Hani tegas.

Asep ternganga mendengarnya.

“Lo... lo kenal di-di-dia?!” tanya Asep tergagap. Wajah remaja itu langsung pucat.

“Ya Bang Asep, aku kan kerja di sana. Jelas aku kenal.” Kata Hani.

“Si-sialan lo... lo bakal mati kalau gue bisa-“

“Bisa apa, Hah?!” tekan Zaki sambil mempererat cengkramannya. “Kamu berharap bisa lepas dari saya heh?! Mimpi kamu ya? Paling tidak kalau kamu lepas, kamu bakalan bebas tapi tanpa lidah, tanpa mata. Ngerti ya?”

Hani pun mengambil map coklat di lantai dan memeriksa isinya, lalu berjalan mendekati Asep.

“Bang Asep, kamu yang memukuli Farid sampai dia mati?” Hani bertanya sambil menatap Asep dengan pandangan sedih. Terasa putus asa dan sudah tak peduli akan bagaimana hidupnya ke depan.

“Bu-bukan gue! Si Ical noh!” seru Asep sambil tercekik.

“Farid itu adik kamu?” tanya Zaki ke arah Hani.

"Iya Pak. Bapak tahu dari mana?” tanya Hani.

“Dari Fans berat kamu tuh, si Devon.” gerutu Zaki

“Jadi bapak tahu mengenai Bang Jackson juga dari beliau?”

“Gitu deh." gumam Zaki, dari Hani, ia kembali menatap Asep dan menatap cowok itu tajam,  "Heh, kampret...” geram Zaki ke arah Asep, “Yakin kamu tidak terlibat dalam kematian Farid hah?! Ngaku aja nanti hukuman kamu saya peringan. Itu teman-teman kamu udah pada pingsan dipukulin teman-teman saya.”

“Gu-gue...eh, sa-saya cuma mukul dua kali. Sisanya Ical mukul pake gitar.” Gagap Asep sambil gemetaran.

Zaki menarik nafas tanda kesabarannya mulai habis.

“Saya mohon jangan bunuh saya.” Asep mulai terisak.

Hani berdiri di depan Zaki, lalu meraih tangan pria itu, dan mencium punggung tangannya seperti seorang anak perempuan memperlakukan ayahnya sendiri.

“Maaf merepotkan Pak Zaki, kini saya serahkan sepenuhnya hidup kami kepada bapak dan teman-teman.” Kata Hani sambil menunduk.

Gadis itu sudah pasrah.

Tapi Zaki masih diam karena kaget ada cewek sesopan Hani.

“Ampun Pak, ampun...” Asep meronta sambil menangis.

Zaki tersadar dari lamunannya, dari rasa takjubnya, tapi ia malah makin kesal mendengar rengekan Asep.

“Bisa-bisanya kamu nangis...” geramnya kesal sambil -

DUGH!!

menonjok hidung Asep.

Sang preman kesiangan pun langsung pingsan hanya dengan sekali pukul.

Zaki mengikat tangan Asep dengan kabel ties, lalu ia menghampiri Hani. “Kamu orang keempat yang menyusup ke dalam kantor malam itu? Yang mukanya pakai cat hijau?” tanya pria itu.

Hani mengangguk tanpa ragu.

“Semua ini memang rencana kamu agar kami menangkap semuanya?” Zaki berusaha menginterogasi Hani.

“Hani mengangguk lagi, “Karena tidak mungkin saya lapor polisi. Kami akan dianggap angin lalu.” Kata gadis itu.

“Makanya kamu bilang ‘maaf merepotkan’,” Zaki menyadari maksud dari kalimat Hani tadi, lalu ia pun menggelengkan kepalanya. “Kamu tahu tidak, berapa kerugian yang kamu timbulkan atas keegoisan kamu? Menyeret-nyeret kami ke dalam masalah hidupmu?”

“Saya serahkan nasib saya kepada Pak Zaki dan Pak Devon.” Kata Hani.

“Tidak semudah itu, Hani.” Zaki menoyor dahi Hani, lalu menggeret tubuh Asep keluar.

Hani mengikuti Zaki dan ternganga melihat pemukimannya sudah porak-poranda.

Semua orang di sana berseru marah padanya.

“Dasar biang sial!” orang-orang pemukiman ilegal itu berseru protes dan marah ke Hani.

“Kita nggak ada hubungannya, jangan ikut diringkus dong!”

“Memang dari awal gue tahu lo tuh cepu!”

“Kita nggak salah apa-apa, tega-teganya lo-“

“DIAM SEMUA, MAU SAYA TEMBAK YA?!” Devon berseru emosi ke semua orang di sana.

Semua langsung hening.

Karena memang suara Devon sangat menggelegar.

“Jarang ke medan perang, sekalinya turun tangan bikin heboh.” Gerutu Zaki menyindir Devon.

“Mana Jackson?!” tanya Devon.

“Kabur kayaknya, Bro.” Kata Zaki.

Hani bisa melihat ada beberapa orang lain dengan tato di seluruh tubuh mereka tampak berbincang dengan Devon.

Sementara, pemukiman itu rata dengan tanah, semua tenda dan rumah triplek sudah dibongkar. Beberapa dibakar. Dan orang-orang di sana dikumpulkan di satu tempat.

Hani langsung merasa bersalah

Tidak seharusnya begini, gara-gara ia ingin membalas dendam akan kematian Farid, semua orang kehilangan rumah tinggalnya.

Hani melihat Ical dan Anton terbaring di tanah, lalu Zaki melempar tubuh Asep untuk bergabung bersama keduanya.

“Kamu nggak papa?” tanya Devon sambil mengelus kepala Hani.

“Bang... saya punya 10 adik lain yang masih butuh perawatan.” Desis Hani pelan. Karena ia teringat kalau Jackson menitipkan 'Farid-Farid' yang lain padanya.

Devon menatapnya sambil berpikir sesaat, berusaha mencerna maksud kalimat Hani. Setelah menyadari kalau hal ini tidak selesai sampai di sini, ia lalu mencibir merapatkan bibirnya.

“Halah...” gumam Devon langsung malas sambil menegakkan tubuh tingginya.

“Emang enak! Tanggung jawab luuu, main gempur aja sih.” Kekeh Zaki mengejek Devon.

Devon berkacak pinggang sambil menatap semuanya.

“Kamu harus tanggung jawab atas kekacauan ini.” Katanya ke arah Hani.

“Ya Bang, bagaimana caranya?” tanya Hani.

“Keperawanan kamu, saya bayar 2x lipat. Tapi uangnya bukan buat kamu. Saya akan bagikan kepada mereka.” Devon menunjuk orang-orang pinggiran yang ada di sana.  “Sebagai gantinya, mulai sekarang, kamu milik saya.”

**

“Itu namanya perdagangan manusia, Human Trafficking. Lo melanggar hukum, My Bray...” kekeh Zaki sambil melirik Devon dengan seringai licik.

Devon mengetik beberapa kata di laptopnya, mereka kini berada di dalam mobil operasional, dan sedang melakukan perjalanan kembali ke kantor setelah membagikan uang tunai ke warga di bawah kolong jembatan agar kemarahan mereka terhadap Hani mereda.

Ical Cs sudah dibawa ke... entah kemana, urusan teman-teman Devon yang lain, yang jelas tempat yang lebih buruk dibanding penjara milik Kepolisian.

Hani, saat ini duduk diam di bagian belakang kursi penumpang, ia tidak berani bicara sepatah kata pun.

“Nggak dooong, kan sudah kesepakatan. Anaknya mau tuh.” Devon menoleh ke belakang ke arah Hani, tapi jarinya tetap bergerak mengetik di Laptop.

“Anggap saja hutang ya Hani.” Katanya lembut ke arah Hani.

Hani hanya mengangguk, tapi jelas ia ragu. Ia memang menganggap dirinya sudah dijual ke Devon. Dijual oleh dirinya sendiri. Karena bagaimana pun ia tidak tahu bagaimana bisa melunasi hutang sebesar 40 juta, harus bekerja berapa lama sampai semuanya terbayar.

“Saya bisa... bantu-bantu bersih-bersih di rumah Bang Devon, partime kerja di kantor, tanpa digaji sampai hutang saya lunas.” Kata Hani.

“Kamu salah. Nggak mungkin Devon bakalan rela dilunasi.” Zaki memutar tubuhnya sampai menghadap Hani.

"Zak, lo lagi nyetir..." gumam Devon memperingatkan Zaki.

Pria besar itu kembali berbalik dan fokus menyetir. Zaki pun mulai mengomel sambil mengemudi. “Dia itu akuntan! Dalam akunting ada yang namanya Interest. Ngerti? Alias, Bunga. Nah, dari 40 juta itu, bunganya pasti hampir 100%nya sendiri! Kamu bakalan dibebankan sebanyak 80juta! Telat bayar bunganya tambah mahal!” Zaki mulai nyinyir.

“Apa sih, kesannya gue licik banget...” gumam Devon.

“Nah, lu ngetik apa tuh? Draft perjanjian kan? Lu tahu nih anak nggak bisa baca tulisan susah kayak gitu!”

Devon pun menoleh ke arah Hani, “Tenang Hani, nggak ada bunga. Jumlahnya sesuai yang kita tadi diskusikan, tidak bertambah. Anggap saja itu... mahar.”

Zaki pura-pura terpekik kaget, “Lebih parah bro. Dia bakalan terikat seumur hidupnya.”

“Bukan urusan lu Pak Manajer,” gumam Devon.

“Saya rela kalau itu yang terbaik menurut Bang Devon.” Kata Hani.

Zaki pun menggelengkan kepalanya, “Kamu perlu di ruqyah, Hani.”

“Besok kamu ikut saya ke KUA ya. Saya mau ketemu penghulu untuk tahu tahapnya kalau posisi kamu tanpa wali.” Kata Devon sambil tersenyum.

Hani mengangkat alisnya.

Kali ini, Zaki benar-benar kaget. Sampai tak bisa berkata-kata.

“Semua ini bukannya tanpa pertimbangan," Devon tersenyum ke arah Hani. "Tapi saya ingin kamu hidup dengan perwalian agar ada yang bisa melindungi kamu. Kamu sudah sebesar ini, tidak mungkin saya adopsi. Yang paling mungkin ya saya jadi suami kamu.”

“Pedo-“

“Hush!!” Devon langsung menutup mulut Zaki dengan tangannya.

1
🪴🍓🌟💫sangdewi💫🌠💐🏵️
hmmmmmm
Nyenk Fateem
masih kasihan sebenernya sama jackson
Ita Putri
best-lah pokoknya....
Ita Putri
oalaaaaa Iyo rek ...laliiiii😁
Ita Putri
Baron apa ivander ya .....
Nurmala_Neen
wohoo..
Ummi Yatusholiha
ya ampyuuunnn itu perangkat komplek kok pada random sih madam,pecat aja lah 😄😄
emang ada ya pesugihan codot ngising 🤣🤣🤣
Wiwit Duank
gak ada bab yg receh²an Madam apalagi receh 100 an 200 an..ups 🤭
semuuuaaaa bab menyenangkan dan menghibur.makasih Madam 🥰🥰
lenong
receh nya sukaaa koq👍👍
Bakul Lingerie
heeet daaah.. 5juta doang, pelit amat Devon
Diedie
alah alesann 😁
Poethree Andrias
gpp mak meskipun receh tetep kita tunggu updatenya /Smile/
Emi Wash
recehmu menghibur hatiku jeng.....
semangat sehat selalu jeng septi....
Emi Wash
😂😂😂😂😂
Emi Wash
pelit luh pon ma calon bini, 5 jt mah enteng....
Emi Wash
codot ngising..... /Grimace//Joyful//Joyful//Joyful/
🥵🥵🥵
haduuuh ini udah maksimal lah Thor bagus gini bikin mood kembali ceria 🤣🤣🤣
🥵🥵🥵
astaghfirullah 🤣🤣🤣
🥵🥵🥵
biar pada sawan lah gak manfaatin Devon 😂🤣🤣🤣
🥵🥵🥵
😂😂🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!