Lin Yu Wan seorang Perwira muda Putri dari Dua jendral terhebat di Ketentaraan di Negara Cina. Harus mati terpaksa di tangan saudara sepupu yang juga saudara angkat yang ingin menguasai harta peninggalan kedua orang tua Lin Yu Wan . Juga penghianatan sang kekasih yang ternyata juga kekasih dari Sang sepupu . Dia nekat terjun kedalam jurang yang dalam demi mempertahankan benda peninggalan kedua orang tuanya yang tidak di ketahui oleh orang lain maupun sang sepupu itu sendiri . Namun keajaiban datang. Dia bukannya masuk ke alam kematian, tapi Roh nya masuk kedalam Novel yang pernah dia baca beberapa hari yang lalu tanpa dia sengaja . Roh Lin Yu Wan masuk Kedalam tubuh Wanita muda yang bersifat Arogan, Sombong dan bodoh. yang merupakan pemeran Antagonis di dalam Novel itu .Wanita yang di benci oleh Keluarga , Teman dan kerabat yang mengenal gadis itu. Yaitu gadis yang bernama Li Yu Wan. Nama yang hampir sama dengan namanya. Bagaimana kisah Lin Yu Wan selanjutnya, kita baca sama-sama yuk
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Respati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TERBONGKARNYA NIAT JELEK LIN MAI
Mendapat kan Pil ramuan yang di berikan Yu Wan padanya, tabib Su Heng sangat terharu, Dia tahu Kalau pil itu tidak Ada di rumah obat manapun Selain ada pada Yu Wan sendiri. Dan Gadis Cantik itu tidak menjualnya di tokonya. Betapa Tabib Su merasa bangga pada dirinya, Karena Dia termasuk orang yang beruntung mendapatkan pil itu. Ke haruan menyeruak di dalam hatinya.
"Trimakasih Nak... Kau memang anak baik.. Paman bangga Karena Paman merupakan salah satu orang yang mendapat perhatian darimu. Aku tahu pil yang kau berikan itu tidak ada Di toko obat manapun selain ada di dalam kotak yang kau miliki, Dan aku juga tahu kau Tidak menjualnya ...Ya sudah Paman pergi dulu selamat siang Wan' er..." ucap Tabib Su Heng haru. .
"Selamat Siang Paman...hari- hati di jalan.. " jawab Yu Wan. Terlihat Tabib Su Heng tersenyum lalu keluar dari toko Yu Wan dengan langkah Tergesa- gesa bersama pengawalnya.. Dengan perasaan marah Dia naik Kereta milik nya. dan tak lama terlihat kereta itu pergi dari tempat Yu Wan.
Li Yu Wan yang sedang memeriksa Pasien nya, hanya melihat sekilas pada tabib Su Heng yang pergi . Dia kembali sibuk dengan pasien nya. Namun tak lama kemudian, Dira datang dan berbisik.
"Non.. Ada Xizi di bawah..." ucap Dira.
"Suru tunggu sebentar setelah pasien ini, suruh dia naik..." ucap Yu Wan.
"Baik Nona..." ucap Dira yang langsung turun kebawa.
Setelah pasien yang di tangani Yu Wan turun, Xizi langsung ke atas menemui Yu Wan.
"Ada apa Xizi..?" tanya Yu Wan sambil menatap Pria kekar di depannya.
Pria ini ternyata bisa terlihat tampan dan muda , setelah datang dalam keadaan bersih dan mencukur Jambang dan jenggotnya serta kumis tebal nya.
"Nona..ternyata Li Mai masih ingin membunuh anda setelah dia kembali dari Kota tempat tinggal sang Nenek.. Dia masih memerintahkan Pelayan setianya untuk mencari pembunuh bayaran yang lain..." ucap Xizi dengan wajah kesal.
Memang Yu Wan sudah tahu kalau yang ingin membunuh Dia Adalah Su Li Mai Putri dari Tabib Su Heng. Dan dia juga tahu kalau Tabib Su Heng tidal tahu akan perbuatan dari sang Putri. Saat itu Yu Wan juga sudah tahu kalau Li Mai tidak Ada di kita ini , Karena pergi ke kota lain tempat Kakek dan Nenek nya dari sang ibu tinggal. Hanya saja Yu Wan tidak tahu , kenapa dia menyuruh Orang untuk membunuh dia..masalah Apa hingga Li Mai membenci Dia...
" Kapan Dia kembali..." tanya Yu Wan.
"Kemaren.. Dan dia langsung kembali menyuruh Pelayan dan Pengawal sang Ayah untuk mencari pembunuh bayaran yang lain . setelah Dia melihat anda belum mati..." jawab Xizi
" Aku heran pada gadis itu, Rasanya aku belum pernah bertemu dengan dia atau membuat masalah dengannya, tapi kenapa Dia begitu membenci aku...?" ucap Yu Wan dengan wajah terlihat heran.
"Mungkin Karena anda Membuka toko obat ini, Nona... Mungkin Dia takut bisnis orang tuanya hancur..." ucap Dira yang juga berada di sana.
"Benar kata Dira Nona.. Dia takut sang Ayah Kalah dengan Nona..." ucap Sanli.
"Ah sudahlah...kita bicarakan ini nanti , Aku akan menyelesaikan pemeriksaan ini dulu. Hari sudah semakin sore, Kasian pasien yang masih ada . dan Kau Xizi... jangan kembali dulu. kita selesai kan pembicaraan ini dulu. Kau tunggu saja di dalam..." ucap Yu Wan.
"Baik Nona..." jawab Xizi.
setelah itu ketiga bawahannya turun kebawa. Tak lama terlihat Yu Wan sudah kembali di sibuk kan dengan para Pasiennya. Sedangkan Tabib Su Heng yang sedang marah , kembali Kerumah nya dengan Kemarahan semakin besar. Rasanya Dia tak tahan menahan Kemarahan di dadanya saat sang Pengawal melapor tadi.
Tak terasa Dia sudah sampai di rumahnya . Dia segera berjalan ke Ruang kerja nya . Dan sampai di sana, Dia berkara Pada pengawalnya .
"Bawa mereka kemari..." ucap Tabib Su Heng dengan nada marah dan kesal.
Walaupun Dia Pria lembut dan baik hati. tapi Dia juga bisa bersinar tegas dalam bertindak jika ada orang yang membuat Dia marah. Dengan segera pengawalnya membawa tiga orang sekaligus ke hadapan tabib Su Heng . Dan ternyata ketiga orang itu adalah , Pengawalnya, Pelayan sang Putri dan Satu lagi Pria Brewok tinggi besar namun dalam keadaan babak belur. begitu juga dengan Pengawalnya. Sedangkan pelayan sang Putri wajahnya terlihat bekas tamparan. hingga bibirnya pecah.
"Katakan dengan jujur semua yang Li Mai perintahkan pada Kalian... dan apa saja yang di lakukan Putriku tanpa aku ketahui.." ucap Tabib Su Heng dengan tatapan marah. Akhirnya dengan perasaan takut, Pelayan setia Li Mai menceritakan semua yang di lakukan Li Mai yang tidak di ketahui tabib Su Heng .
Mendengar ucapan pelayan itu, terlihat wajah tabib Su Heng terdiam cukup lama . Setelah itu Dia segera pergi ke tempat sang Putri . Ketika Melewati taman, Dia berpapasan dengan Putranya.
"Ayah.. Ayah dari mana...? sejak tadi Saya Mencari Ayah..." ucap sang Putra.
"Nanti kita bicara.. Ayah masih Ada urusan dengan adikmu..." ucap Tabib Su Heng.
"Ayah Ingin menemui adik...? dia Ada di tempat tinggal Nenek. kebetulan Ibu juga Ada di sana.. " ucap Sang Putra yang bernama Su Janxi . Segera tabib Su Heng berjalan kearah rumah tinggal sang Ibu. melihat wajah Ayahnya terlihat marah , Su Janxi terlihat heran sekaligus Khawatir.
"Ada Apa ini...apa yang telah di lakukan Li Mai hingga membuat ayah marah..." ucap Janxi dalam hati.
Dia segera mengikuti langkah sang Ayah menuju tempat sang Nenek. Sesampainya di rumah tinggal sang Ibu, Tabib Su Heng segera masuk . Dan Dia bisa melihat Ibu dan Istrinya serta sang Putri sedang berada di dalam sana. Dia melihat kalau sang Putri sepertinya datang kemari atas ajakan sang Istri, dengan melihat wajahnya Yang terlihat terpaksa Dan cemberut yang tak bisa Menyembunyikan kekesalannya , Tabib Su Heng tahu kalau Putrinya tidak ingin tinggal di ruangan ini.
"Salam ibu..." Sapa Tabib Su Heng. Melihat kedatangan sang Putra, Nyonya Su Tua terlihat gembira.
"Heng'er.. Kau sudah datang.. ?" ucap sang Ibu.
"Suamiku..Kau sudah kembali.. " ucap sang Istri dengan sopan dan lembut .
"Ayah..." ucap Li Mai dengan gembira. Dia segera berdiri ingin memeluk Ayahnya . Namun langkahnya berhenti saat Mendengar ucapan sang Ayah.
"Berhenti.. jangan mendekati Ayah...!" seru Tabib Su Heng dengan wajah terlihat sangat marah. Melihat Kemarahan di wajah sang Ayah, Li Mai Merasa mulai takut.
"Ada apa ini ,apakah Ayah tahu perbuatanku.." ucapnya dalam hati
"Ayah.. " kata Lu Mai lirih.
"Ada Apa ini Heng'er.. kenapa Kau marah pada Putri mu tanpa Sebab..." tanya sang Ibu.
"Kapan kamu datang dari Rumah Nenek mu ?" tanya tabib Su Heng tanpa menjawab pertanyaan sang Ibu.
"Kemarin Ayah. " jawab nya dengan wajah takut.
"Apakah kau Mengenal Tabib Yu Wan...!" tanya Tabib Su Heng dengan wajah dingin
Melihat sang Suami seperti itu,Sang istri heran dan penasaran. Mengapa Suaminya yang tidak pernah Marah, tiba tiba terlihat semarah ini, kini wajahnya terlihat sangat menakutkan.
"Ti...tidak Ayah...aku...aku tidak Mengenal Tabib Yu Wan. " ucap Li Mai dengan jawaban gugup dan gemetar.
"LALU KENAPA KAU INGIN MEMBUNUH DIA HA..!" teriak tabib Su Heng marah.
Mendengar suara menggelegar dari tabib Su Heng , membuat semua orang yang Ada di sana kaget bukan main . apa lagi mendengar teriakan Tabib Su. Seketika Li Mai terdiam dengan wajah Pucat.
"JAWAAAB...!;" seruan marah terdengar kembali.
"Ti..tidak ..tidak Ayah...a..aku...aku tidak melakukan nya...." jawab Li Mai dengan nada dan tubuh gemetar
.PLAAAAK.
Terdengar suara tamparan nyaring di ruangan itu. Terlihat wajah Lin Mai sampai menyamping Karena kerasnya tamparan dari sang Ayah.
"Ayah tidak pernah mengajarimu bersikap licik dan jahat seperti ini Mai... Ayah selalu mendidik anak- anak Ayah Menjadi anak- anak yabg baik dan berbudi . Lalu Siapa yang mengajarimu bersikap sombong , licik dan jahat seperti ini ha...!" seru Tabib Su Heng dengan tatapan sangat marah.
"I..itu..itu tidak mungkin Ayah.. a..aku tidak berbuat Apa- apa..." ucapnya ketakutan. Li Mai tak percaya kejahatannya terbongkar .
"Tidak mungkin dan tidak berbuat apa- apa..? Dengan menyuruh orang membunuh tabib Yu Wan, Kau berkata tidak berbuat apa- Apa ha.." ucap Tabib Su Heng marah.
"Heng'er.. apa yang terjadi Sebenarnya , kenapa Kau sampai marah seperti itu pada Putrimu...?" ucap sang Ibu.
Terlihat Ada nada tak terima saat Cucu nya di marahi oleh Putranya.
"IBU...jangan membela Cucu perempuanmu ini. Dia berani mengirimkan pembunuh bayaran pada seorang tabib. Hanya karena Tabib itu lebih pandai dari Dia ..." ucapnya dengan mata merah menatap sang Putri. Sedang kan sang Nenek tak bisa Berbicara setelah mendengar kata- kata tabib Su Heng.
"Dan Kau... Siapa yang mengajarimu memiliki sifat licik dan picik seperti itu ." ucap tabib Si Hang dengan wajah merah Karena terlalu marah. Terlihat dia menghela nafas berat untuk menahan Kemarahan nya .
"Apa benar yang Ayahmu ucapkan itu Mai'er.. Kau melakukan kejahatan seperti itu..." tanya sang Nenek tak percaya.
"Ti..tidak Nek... aku di Fitnah... aku tidak pernah melakukan perbuatan itu Nek...!"seru Li Mai ketakutan.
"Kau menuduh Ayahmu Bohong ha... apakah perlu Ayah Membawa Pelayamu , pengawal Ayah dan Pembunuh itu ke Mari..." ucap Tabib Su Heng dengan Nada kesal.
Karena Keributan yang Terjadi di rumah tinggal Nyonya Su Tua, akhirnya Ayah tabib Su Heng datang ke tempat sang istri, sedangkan Istri Dan Putra Tabib Su Heng tertegun tak percaya. mereka tak percaya kalau Li Mai berani menyuruh seseorang untuk membunuh tabib Yu Wan. Itupun hanya Karena dia iri pada tabib Yu Wan yang lebih baik dari pada Dia.
"Ada apa ini..." tanya Tuan Tua Su dengan tatapan kesal. Seketika ruangan itu Menjadi sunyi.
"Dia ingin membunuh seseorang yang seharusnya Tidak Dia bunuh..." ucap Tabib Su Heng dengan wajah dingin menatap sang Putri. Sebab dia paling benci pada sifat licik seseorang . Apalagi ini Putrinya . Tuan SuTua pun juga seorang tabib. Terlihat wajah Kakek Su Tua memerah Karena menahan Kemarahan.
"Sejak kapan Keluarga Su memiliki darah pembunuh..." ucap tuan Su Dingin.
"Tidak Kek.. itu bukan aku.. mana berani aku melakukan nya..." ucap Li Mai dengan wajah Panik.
"Apakah Kau ingin berkata Kalau Ayahmu ini seorang pembohong..." ucap Tuan Su Heng sinis. .
"Tidak , bukan seperti itu Ayah..aku..." namun ucapan Dia berhenti saat Tabib Su Heng memanggil Tiga Orang yang Dia tanyai tadi.
Segera Pelayan Nini, Pengawal Du dan seorang pembunuh bayaran di Bawa masuk kedalam ruangan itu. Melihat kedatangan mereka, terlihat Li Mai wajahnya sangat Pucat. Dia menatap Pelayannya dengan tatapan Tajam. Dia Ingin mengisyaratkan Pada pelayannya agar Diam dan tutup Mulut. Namun sang Pelayan tidak menatap kepadanya, Wanita Itu terlihat menundukkan kepalanya dengan perasaan takut.
" Pelayan Nini, bukankah Kau pelayan Putriku Li Mai...?" tanya Nyonya Besar Su dengan wajah kaget.
"Benar Nyonya...ha.ba Pelayan setia Nona Li Mai..." ucap Pelayan Nini .
"Lalu Ada apa ini.. , apa yang terjadi.. ucap Nyonya Besar Su. Sang ibu Seolah tak percaya akan kejahatan sang Putri .
"Katakan sejujurnya Nini...ceritakan pada kami Apa Sebenarnya yang terjadi. " ucap Tabib Su Heng.
Akhirnya mengalir lah cerita tentang usaha Li Mai yang ingin membunuh tabib Yu Wan. Semua Kejadian itu telah di ceritakan oleh Nini dan Pengawal Du secara bergantian. mendengar ucapan dari Pelayan Li Mai sendiri dan Pengawal Tabib Su Heng, membuat semua orang di sana tercengang. .Mereka tak pernah mengira Kalau Li Mai bisa memiliki keinginan membunuh orang. Apalagi Tabib Mengatakan Kalau Yu Wan Adalah tabib Khusus Yang di angkat oleh Kaisar untuk bekerja di Rumah sakit istana .
"Dan Kau tahu Wanita yang akan Kau bunuh itu Adalah guru Ayahmu..." ucap Tabib Su Heng marah.
"Apaa...guru ...?" seru mereka bersamaan. tak terkecuali tuan Su Tua dan Nyonya Su Tua.
"Apa yang Kau katakan itu Heng'er... Kau jangan Bercanda..." ucap sang Ibu.
"Aku tidak pernah Bercanda Bu , Ayah...anak itu memiliki keahlian pengobatan Akupuntur Darah Dewa. dan aku ingin mempelajari nya..." ucap Tabib Su Heng dengan wajah gembira.
"A..apaa... Akupuntur darah Dewa...? Kau tidak salah ucap kan...? Akupuntur darah Dewa sudah Kama hilang Heng'er..." ucap Tuan Si Tua kaget dan tak percaya sampai - sampai suaranya bergetar .
"Tidak Yah... Karena itu aku sangat marah pada Mai'er. Selain Dia berani memiliki sifat jahat seperti itu, Dia tidak tahu sedang berhadapan dengan Siapa. . Apa jadinya jika Kaisar tahu apa yang sudah Dia lakukan... bukan saja Dia yang akan celaka, tapi ini akan Membawa Bencana bagi keluarga Su Kita..." ucap tuan Su Dengan marah.
Mendengar apa yang di ucapkan sang Putra, terlihat Kemarahan di Wajah tuan Su Tua.
" Urus Putrimu itu , Su Heng....jangan sampai Dia membuat celaka Keluarga Kita . Bodoh... dasar gadis bodoh... Bukan nya Menjadikan Tabib Yu Wan sebagai temab atau panutan, Kau malah ingin membunuh dia dan akan membuat masalah bagi keluargamu...Dasar gadis Bodoh tak berotak ..." ucap tuan Tua Su dengan marah San kesal . Dia lalu pergi Dari tempat itu. namun saat sampai di pintu , Dia berhenti dan berbicara tanpa menatap tabib Su Heng.
Datanglah ke ruanganku setelah kau selesai membereskan urusan putri Bodohmu itu..." ucap Tuan Su Tua dengan Nada dingin.
"Baik Ayah..." ucap Tabib Su Heng. Setelah sang Ayah pergi, Dia menatap Putrinya.
"Pergilah ke aula leluhur untuk mengoreksi diri. Kau tidak boleh keluar Dari sana Selama dua bulan. salin kitab bakti wanita seratus Kali. tanpa ijin dariku, Kau tidak boleh keluar dari ruangan itu sedikitpun ..." ucap Tabib Su Heng yang membuat Lin Mai Lema's tak bertenaga.
" Dan untuk pelayan Nini dan Pengawal Du, pukul paoan sebanyak 20 Kali. dan untuk penjahat itu bereskan Dia..." ucap tabib Su Heng dengan dingin.
"Ayah... aku minta Ampun...jangan hukum aku Ayah...! aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi..." seru Lu Mai dengan wajah sangat takut.
"Apakah aku harus menambahkan hukuman untukmu...?" kata Tabib Su Heng dengan wajah dingin.
"Tidak, tidak Ayah...tapi tolong jangan hukum aku Ayah...lepaskan aku dari hukuman ini. Aku berjanji tidak akan melakukannya lagi..." ucap Li Mai dengan wajah memelas .Namun tabib Su Heng segera memerintahkan Penjaga membawa Nona Li Mai keluar dari tempat itu , menuju aula leluhur.
Terlihat sepertinya tabib Su Heng benar- benar marah dan kesal . Dia pergi tanpa memberi salam dan pamit lagi pada sang Ibu. Dia langsung Menemui sang Ayah yang telah menunggu Dia di ruangan nya.
🍇🍇🍇🍇
Sedangkan di tempat Lain, Tepatnya di istana Timur Kerajaan Sangguan Barat. terlihat Pria tampan si Putra Mahkota sedang berada di Ruang kerja nya. dan di depannya terlihat Dua Pria Pengawalnya duduk dengan tenang .
"Bagaimana Dia sekarang...?" ucapnya tanpa mengalihkan tatapannya dari lembaran kertas yang Ada di depannya.
"Dikrit kekaisaran telah berada di tangannya. Dam Dia mendapat lencana Dokter Khusus. Bukankah itu berarti Dia hanya Menjadi Dokter atau tabib Yang menangani, lima anggota utama Kerajaan.." ucap Pengawal Hans .
"Bagus...Pria tua itu memang sudah menebak keinginanku..." ucap Putra Mahkota dengan tatapan yang tak berpindah dari dokumen di depannya.
"Ada Berita lain yang Kami dengar Yang Mulia.." ucap Luo.
"Berita lain...? apa itu...?" tanya Putra Mahkota menatap Pada Pengawal nya sekilas.
"Tabib Su Heng rela menjadi Murid Tabib Yu Wan dan dia berani mengatakannya di depan Kasim di muka umum..." ucap Luo dengan semangat. Seketika tangan Putra Mahkota yang sedang menulis terlihat terdiam. lalu tak lama terlihat senyuman di bibirnya .
"Gadis ajaib... aku tak menyangka Kalau Ada Wanita secerdas itu di Dunia Ini. untunglah Dia ada di Kerajaan ku..." ucap Putra Mahkota.
"Benar Yang Mulia...untung dia Ada di Kerajaan Kita, Jadi keberuntungannya Ada pada Kerajaan kita .." ucap Hans dengan wajah Gembira.
"Hans...kenapa wajah mu gembira jika membahas tabib Yu Wan...? apakah Kau menyukai gadis itu. " ucap Putra Mahkota dengan menatap Hans Dingin. Tentu saja teguran dari Putra Mahkota membuat Hans dan Luo kaget bukan main.
"Bu...bukan begitu Yang Mulia....mana berani hamba menyukai wanita itu.. hamba Hanya kagum dan Suka dia berada di Kerajaan ini. Apalagi Dia Dokter atau tabib yang mampu menyembuhkan Anda..." ucap Hans dengan perasaan takut. Sedangkan Luo ingin Tertawa saat melihat kalau Putra Mahkota terlihat Sangat cemburu. (Waah calon bucin akin nich😂)
"Jangan sampai Ada perasaan Suka di hatimu pada Dia,...apakah Kau ingin berhadapan denganku...?" " ucap Putra Mahkota dengan wajah kesal. dan tatapan matanya terlihat seperti ingin membunuh.
"Tidak, tidak , Itu tidak mungkin yang Mulia... hamba tidak berani memiliki perasaan seperti itu pada Tabib Yu Wan..." ucap Hans ketakutan.
"Bagus kalau Kau sadar itu..." jawab Putra Mahkota.
"Gadis Nakal ...lama kita tidak bertemu, rasanya aku mulai merindukanmu...tak sanggup aku menahan sampai bulan purnama lagi..." ucap Putra Mahkota. Namun tiba- tiba rasa sakit dan sesak menyerang dadanya . Membuat Putra Mahkota menekan dadanya. Melihat itu, Kedua pengawalnya kaget bukan main
"Ada apa yang Mulia...?" tanya ke dua pengawal nya hampir bersamaan.
"Entah kenapa dadaku terasa sesak..." ucap Putra Mahkota.
"Apakah kita pergi ke Tabib Yu Wan...?" tanya Pengawal Luo.
"Hmm..." angguk Putra Mahkota.
##@@##
Malam ini terlihat Yu Wan sedang Duduk di atas pembaringan. Dia sedang bermeditasi dengan tenang. tadi Sebenarnya Dia ingin masuk keruang Dimensinya, tapi entah kenapa Dia Merasa ingin bermeditasi Di sini saja . Dan baru saja berada di ketenangan lebih dari Satu jam, Dia merasakan kehadiran seseorang di ruangan nya. Dia lalu segera Membuka matanya. dan Dia melihat seseorang yang sudah Dia kenal.
"Pria bertopeng... untuk apa dia berada di sini...apakah penyakitnya kambuh..." ucapnya dalam hati.
"Apakah Racun itu berulah belum pada waktunya...?" tanya Yu Wan dengan perasaan Prihatin. Bagaimana Pun juga Pria ini Adalah Pasiennya.
"Hmm..." Angguk Putra Mahkota.
Segera Yu Wan turun dari pembaringan. Dia berjalan kearah Putra Mahkota. Dan terlihat kening nya berkerut. Ada keheranan di Wajahnya. Dia melihat Ada Racun di dalam tubuh Pria itu . Dan racun itu sepertinya baru masuk.
"Duduklah...aku akan melihat Denyut nadimu.." ucap Yu Wan dengan lembut. .
Putra Mahkota merasakan debaran di dadanya saat mendengar suara lembut Yu Wan. Dia segera berjalan kearah pembaringan. Lalu Dia segera duduk di pembaringan milik Yu Wan .
Yu Wan Duduk di depannya. dan Mulia memeriksa denyut nadi Putra Mahkota.
"Apakah Kau makan sembarangan.. atau Kau tidak memeriksa makana yang Kau kosumsi..?". tanya Yu Wan.
"Ada apa...?" tanya Putra Mahkota dengan wajah heran menatap Yu Wan .
"Kau terkena racun kembali ... kenapa sampai Ada racun yang tak Kau sadari masuk ketubuhmu..." ucap Yu Wan.
"Racun...?" tanya Putra Mahkota dengan wajah kaget.
"Hmm..." angguk Yu Wan .
" Makananku selalu Hans dan Luo jaga. bagaimana bisa Ada racun lain masuk kedalam tubuhku..." ucap Putra Mahkota dengan wajah kaget.
"Maaf...sekarang buka bajumu dulu... Sebab aku harus Mengeluarkan racun itu secepatnya . Kalau tidak, akan berbahaya untuk tubuh mu... Aku akan melakukan Akupuntur untukmu..." ucap Yu Wan. Yu Wan mulai Mengeluarkan Kotak obat nya. Dia Memang sengaja membuat Kodak obat untuk menyamar kan ruang Dimensi nya . Terlihat Putra Mahkota Membuka bajunya, namun Matanya tetap menatap Wanita Cantik di depannya. Saat Dia bertelanjang Dada, Putra Mahkota tidak melihat wajah tersipu di raut wajah dingin Yu Wan. .
"Apakah Dia tak tertarik dengan tubuhku...?" ucapnya dalam hati saat Melihat wajah datar gadis itu.
"Sial...Andai saja aku bukan seorang tabib, aku tidak akan pernah bisa melihat tubuh sempurna seindah ini..." ucap Yu Wan dalam hati . Namun Dia berusaha mati- matian menahan wajah nya agar tidak terlihat tersipu. Dan dengan cepat Dia menancapkan jarum akupunturnya di Dada dan perut Putra Mahkota. Setelah itu Dia berkata.
"Maaf , Jangan melawan tenaga yang akan aku Alirkan untuk Mengeluarkan racun di dalam tubuhmu. kalau tidak , Racun ini memancing Racun panas dan dingin di dalam tubuhmu...dan itu akan membuatmu Menderita. Mungkin pemberi Racun tahu kalau racun di tubuhmu sudah di tekan. jadi Dia berusaha memberi racun ke dalam tubuhmu untuk memancing racun agar bekerja kembali. Melihat semua ini , aku takin pemberi racun di dalam tubuhmu , merupakan orang yang Ada di sekitar mu..." ucap Yu Wan . Terlihat Putra Mahkota terdiam mendengar ucapan Yu Wan. Lalu dia berkata .
"Baik...Kau lakukan saja..." jawab Putra Mahkota.
Yu Wan lalu duduk di belakang Putra Mahkota yang duduk bersila di atas pémbaríngan. Denga kekuatan nya Dia berusaha menekan Racun agar keluar. 30 menit kemudian, Putra Mahkota memuntahkan Darah merah kehitaman dari Mulut nya. Setelah itu, Baru Yu Wan menarik kembali Kekuatan nya. barulah Dia mencabut jarum Akupuntur nya.
Setelah itu Dia membersihkan Darah yang Ada di tubun bagian depan Putra Mahkota. Setelah bersih Dia memberikan Pil Penawar racun dan Air Dimensi pada Putra Mahkota .
"Minumlah pil dan air ini. lalu pakailah bajumu kembali . setelah itu bermeditasi lah agar pil cepat menyerap dalam tubuhmu..." ucap Yu Wan. Dan dengan paruh Putra Mahkota melakukan apa yang di perintah Yu Wan .
Maaf udahan dulu ya...aku lanjut pada Episode selanjutnya. 🙏🙏
Bersambung
semangat terus ya buat ceritanya Thor 💪😊👍