NovelToon NovelToon
Istri Yang Kau Siakan

Istri Yang Kau Siakan

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Cerai
Popularitas:1.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: aisy hilyah

Siapa yang ingin rumah tangganya hancur? Siapa yang ingin menikah lebih dari satu kali? Semua orang pastilah berharap menikah satu kali untuk seumur hidup.

Begitu pun denganku. Meski pernikahan yang kujalani terjadi secara paksaan, tapi aku bisa menerimanya. Menjalani peran sebagai istri dengan sebaik mungkin, berbakti kepada dia yang bergelar suami.

Namun, bakti dan pengabdianku rasanya tidak cukup untuk membina rumah tangga dadakan yang kami jalani. Dia kembali kepada kekasihnya setelah aku mengandung. Kesempatan demi kesempatan aku berikan, tapi tak digunakannya dengan baik.

Bercerai? Rasanya tidak semudah itu. Aku ingin merebut kembali apa yang menjadi milikku. Termasuk modal usaha yang aku berikan dulu kepadanya. Inilah kisahku, Shanum Haniyah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisy hilyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bagian 3

Brak!

Tak sengaja tersenggol sebuah benda ketika aku menyusuri gudang yang nyaris kosong melompong. Sama sekali tidak ada stok barang, padahal laporan yang diberikan Raka selama ini tidak ada yang salah meski aku tidak memintanya.

"Apa itu?" Hati-hati kubawa tubuh berjongkok memungut benda berupa buku.

"Ini buku laporan yang suka dibawa Raka. Berarti ada dua buku laporan selama ini." Kuperhatikan dengan saksama benda di tangan. Memang benar, aku sering melihat Raka membawa buku ini.

Kusandingkan kedua buku yang aku dapat, membuka setiap masing-masing lembar, mencocokkan semua tulisan di dalamnya.

"Astaghfirullah al-'adhiim! Jadi, selama ini Raka bohong? Ke mana uang yang didapatkan toko selama ini kalo sebenarnya tidak pernah dibelanjakan lagi?"

Geram. itulah yang aku rasakan saat ini. Apa Raka memberikan keuntungan kepada Shila sama seperti saat mereka berhubungan dulu? Ini sudah keterlaluan.

"Kamu udah bohong sama aku, Raka. Lihat aja apa yang bisa aku lakuin buat kamu?" Kuremas buku di tangan, mereka benar-benar telah bermain-main di belakangku.

Kusimpan buku tersebut ke dalam tas sebelum keluar dari gudang. Irwan dan Doni melayani pembeli dengan barang seadanya. Jika begini terus, bisa-bisa toko akan tutup. Memenuhi gaya hidup Shila sementara istri dilupakan. Apa karena aku punya penghasilan sendiri?

Langkahku terhenti ketika sebuah notifikasi pesan masuk. Raka?

Sha, mamah sakit. Aku lagi nggak pegang uang, bisa nggak kamu kirim uang buat bawa mamah ke rumah sakit? Papah lagi di luar kota.

Aku mengernyit membaca pesan dari suamiku. Lupakah dia bahwa masalah semalam saja belum selesai? Sekarang, bisa-bisanya meminta uang padaku.

Kuputuskan untuk menelpon, tapi sekali, dua kali, sampai tiga kali panggilan Raka tak kunjung menjawab.

Biar aku jemput aja, sekalian aku juga mau ketemu sama mamah. Mau sowan.

Kutunggu balasan darinya, beberapa saat tak ada jawaban. Mungkin Raka tidak sedang berbohong, aku akan pergi ke rumah mamah untuk memastikan keadaannya sekalian bersilaturahmi.

"Kenapa Sha? Udah diperiksa?" tanya Irwan saat pandangan kami bertemu.

"Udah." Kuhampiri mereka berdua, sepertinya harus diajak kerja sama juga.

"Mmm ... begini. Aku mau minta tolong sama kalian. Aku mau kita bekerjasama untuk membangun toko ini lagi. Kalo kayak gini terus, lama-lama toko bisa tutup. Kalian mau, 'kan?" Aku menatap wajah kedua laki-laki di hadapan.

Mereka mengangguk tanpa berkompromi. Kuutarakan maksud dan rencanaku kepada mereka. Tanpa bertanya dan berbasah-basi keduanya menyetujui rancanganku.

"Ya udah. Aku pergi dulu, kata Raka mamah sakit. Kalo ada barang datang langsung susun aja, ya." Aku menitip pesan kepada mereka sebelum pergi meninggalkan toko.

"Siap! Kamu nggak usah khawatir, Sha. Kami bisa diandalkan," sahut Doni dengan yakin.

Aku tersenyum sebelum benar-benar keluar dari toko dan masuk ke dalam mobil. Melaju pelan meninggalkan toko menyusuri jalanan menuju rumah mertua. Rasa bersalah tiba-tiba hadir ketika terbayang wajah mamah yang akan aku kunjungi. Aku pergi tanpa memberi kabar padanya dan datang pun tak mengunjungi dirinya.

Keadaan kota Jakarta tak akan terlepas dari masalah kemacetan. Kuhela napas sangat dalam, membuang segala rasa resah dan gelisah yang menghimpit rongga dada. Menyalakan musik mengusir jemu, tetap saja kemacetan ini membuatku bosan.

Di kejauhan tak sengaja kulihat dua orang yang sedang berselisih. Entah apa yang menjadi masalah mereka, tapi dilihat dari gerakan bahasa tubuh, sepertinya masalah yang serius.

"Padahal Benny kurang apa buat kamu, Shila. Tetap aja kamu selingkuhin. Dia dewasa, mapan, dan pastinya bisa bikin kamu bahagia. Emang dasar serakah."

Aku menggelengkan kepala, menjalankan mobil setelah kemacetan sedikit terurai. Tak ingin peduli pada masalah mereka, apapun itu. Tunggu! Jika Shila di sini, itu artinya Raka memang di rumah mamah.

"Apa dia udah nyelesein masalahnya, ya? Mudah-mudahan udah." Aku berharap.

Kusapu perut saat gerakan janin terasa. Mengukir senyum penuh, ada kebahagiaan tersendiri saat aku bisa merasakan itu semua. Dialah satu-satunya penghibur di kala hati lara. Sumber kekuatan ketika aku lemah. Hanya demi dirinya, aku selalu bersikap kuat.

Tak terasa mobil tiba di depan rumah mamah. Teras itu kosong, tak ada motor Raka terparkir di sana. Jadi, Raka di mana sebenarnya? Apa mereka udah pergi ke rumah sakit?

"Apa aku ke rumah sakit aja, ya? Kayaknya kosong rumahnya." Aku bergumam, bersiap memutar kemudi untuk kembali berbalik.

Namun, daun pintu yang terbuka, menghentikan niatku untuk pergi. Sosok mamah keluar, berjalan pelan dengan wajahnya yang pucat. Apa mamah sakit? Kulajukan mobil memasuki halaman, mamah menatap tanpa harap.

Aku keluar dan melempar senyum kepada wanita yang menjadi ibu kedua bagiku itu. Dia tampak berkaca-kaca, bangkit dari duduk dan berniat menghampiriku.

"Shanum!" Suaranya lirih memanggil, bergetar. Berselang, air mata berjatuhan dari kelopaknya yang sudah mulai menua.

"Mamah!" Kupanggil ia seraya berjalan menapaki teras dan memeluknya.

"Ya Allah. Akhirnya kamu pulang, Nak. Ke mana aja kamu, sayang?" racau mamah di sela-sela tangisannya.

Kurasakan pelukan erat ia lakukan, mengalir rindu ke dalam relung jiwa. Membuat segumpal daging dalam dada terasa hangat menenangkan.

"Masuk dulu, Mah. Mamah kayaknya lagi nggak sehat," ajakku seraya mengajak mamah masuk ke dalam rumah.

"Mamah duduk dulu, ya. Shanum bikinin teh anget dulu," pintaku seraya mendudukkan mamah di sofa. Kemudian, berlalu ke dapur untuk membuat teh hangat.

"Makasih, Nak. Mamah kepikiran kamu terus. Semua ini pasti gara-gara anak Mamah. Maafin Mamah, Sha. Maaf," racau mamah sambil menggenggam erat gelas teh dengan kedua tangannya.

Ia menunduk, terisak pilu. Aku tidak tahu, mungkin saja mamah sudah mengetahui kelakuan anaknya. Kuhampiri mamah dan duduk di sampingnya. Memeluk tubuh yang terguncang karena isak yang tak berkesudahan.

"Nggak apa-apa, Mah. Jadi, Mamah tahu semuanya?" tanyaku pelan.

Mamah mengangkat wajah, menatap ke arahku. Kusapu air mata yang berderai di kedua pipinya yang hampir keriput. Ada banyak kesedihan, juga kekecewaan yang kulihat.

"Raka yang cerita sendiri kalo dia ... dia ... ah, Mamah nggak sanggup bilangnya." Mamah kembali menunduk, menggeleng melanjutkan tangisnya.

Jadi bener, ya.

"Nggak apa-apa, Mah. Shanum udah tahu semuanya. Mamah doain aja, mudah-mudahan semua ini nggak berlarut. Shanum pengen selesai secepatnya dan Raka bisa kembali kayak dulu lagi," ucapku menenangkan hati mamah.

Ingin kutanyakan perihal pesan Raka, tapi aku segan. Takut semakin membuat mamah merasa bersalah nantinya. Mamah mengangkat kembali wajahnya, mengusap pipiku. Dilabuhkan kepala di dada, kupeluk dan kusapu punggungnya.

"Kita ke rumah sakit, Mah. Biar Shanum antar," ucapku tak tega.

Mamah menggeleng, tapi aku tidak ingin penolakan. Jadi, ke mana sebenarnya Raka? Apa benar dia di rumah mamah tadi?

1
Roy Suryo
Kecewa
Nina Samsimah
memang begitu.. saudaraku ada yang selingkuh.. tpi dia yg nuduh istrinya
aryuu
ada setan??
aryuu
shanum ini mukanya sejelek apa sampai bapaknya jodohin sama Raka... ga habis pikir
aryuu
bapaknya shanum ngejodohin anaknya sama orang dan keluarga yg begini...
Lina Suwanti
semoga ga jd di pindah tugasnya
Fajar Alfiyanshah
Luar biasa
Konny Rianty
Alhamdulillah" karya² mu bgs semuaaa" inti nyaa" Kebaikan dibalas dgn kebaikan" Begitu juga sebaliknya " Makasih Thorrt Sehat slaluuuu....
Aisy Hilyah: terimakasih banyak
total 1 replies
Bu Anyi
sabar ya sya,tapi cepet dong ngomong nya jadi gregetan ini
Ny Saepudin
.
Irma Saodah
Luar biasa
guntur 1609
rasain kau kan
guntur 1609
kwkwkwkw kau gak tahu saja kalau usahamu sdh bangkrut. ayok dah kau nanti. baru kau di tinggalkan sm shila nanti. mampus kau raka
guntur 1609
dasar benalu. muka tembok. sm sj kau sm mamamu
guntur 1609
huuuu dasar laki2 guoblok
guntur 1609
wah emang Daar keluarga benalu. parasit
guntur 1609
da sar muka tembok
guntur 1609
dasar muka tembok
guntur 1609
dasar mertua gak tahu diri. gak tahu ja kau sikap anakmu kayak binatang
guntur 1609
dasar raka emang gak berubah. pecundang karatan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!