Kisah seorang putri mahkota yang di buang sesaat di lahirkan karena ada yang bilang jika putri mahkota itu adalah monster.
Setelah di buang ia di temukan oleh seorang jendral besar yang tidak memiliki anak
dan di beri nama Guangyi Jia Li
Dia hidup dengan limpahan kasih sayang yang justru keberadaan Jia adalah sebuah anugra, ia terlahir untuk menjadi seorang ratu yang akan memimpin perdamaian dunia.
ikuti kelanjutan kisahnya, yuk baca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9. membantu
Tidak terasa usia Jia sudah 14 tahun, Jia tumbuh jadi gadis yang cantik, ia pun sudah menguasai ilmu tertinggi diusianya sekarang. Ia memiliki kekuatan yang sangat besar
Walau tubuhnya tidak terlalu tinggi tapi jangan salah kekuatan fisik dan kekuatan Qi nya sudah seperti ribuan gajah, guru agung sampai tercengang melihat kekuatan nya.
Jia sudah ada di Rana Abadi tanpa di sadari, latihannya yang sangat tekun dan membaca semua buku yang ada.
Jia pun menjadi teman kaisar saat kebingungan dalam memecahkan masalah, ya Jia sangat dekat dengan kaisar tanpa di ketahui orang lain, hanya permaisuri yang mengetahui itu.
Saat malam menjelang Jia akan datang mendengar keluhan kaisar bersama permaisuri dengan cepat Jia memberi saran, hingga Jia sudah bagaikan putri dari kaisar dan permaisuri.
Mereka sangat dekat, kaisar dan permaisuri pun sangat menyayangi Jia, seperti malam ini Jia di panggil ke istana untuk mendengarkan keluhan kaisar.
"Jia'er bantulah ayah angkat mu ini, bagaimana menyelesaikan masalah kebanjiran itu para Mentri itu hanya bisa meminta bantuan tapi tidak pernah selesai, rakyat sudah menderita" ucap kaisar kesal
"Ibu permaisuri sepertinya ayah kaisar semakin tua dan harus di ganti kepemimpinan nya dengan yang lebih muda, masalah sekecil ini saja minta bantuan ku tang kecil ini" ucap Jia santai
Permaisuri yang mendengar itu menahan tawanya,
"Jia kau ini bukan memberi solusi justru mengataiku tua, " ucap kaisar
"Baiklah lebih baik ayah suruh putra mahkota yang sudah dewasa itu berangkat dia harus belajar dari masalah ini, bagaimana memimpin Kekaisaran kelak jika dia hanya tau enaknya di dalam istana" ucap Jia
"Jangan di potong, jika dia selalu di jaga bagaimana dia keluar dari Zona nyamannya, dia seorang pria sudah dewasa dua juga harus menggantikan ayah kelak, kapan lagi jika tidak belajar dari sekarang lihat aku yang perempuan saja sudah bolak balik pergi ke perbatasan sedangkan dia hanya di istana apa gunanya" ucap Jia
"Suruh dia memimpin pasukan relawan untuk membantu perbaikan tanggul dan membuat pembatas baru aku akan menggambarkan semua yang harus di lakukan, jika dia bisa menyelesaikan ini berarti dia benar pantas menjadi pewaris ayah tapi jika masalah ini saja dia tidak mampu sebaiknya ganti putra mahkota" ucap Jia
"Maaf ibu permaisuri buka aku ingin menghina putra ibu tapi dia harus didik dari sekarang untuk masa depan dia dan untuk masa depan semua orang di kekaisaran ini" ucap Jia lagi
Kaisar dan permaisuri saling pandang mereka berpikir ada benarnya dengan ucapan Jia.
"Iya kau benar, baiklah ayah mohon gambar apa yang harus di lakukan kami akan menyuruh putra mahkota yang melakukannya" ucap kaisar dan di angguki permaisuri
"Baik ini sudah aku buat tinggal kerjakan saja, dan ini bekal obat obatan untuk putra mahkota selama disana, dan ini senjata untuknya juga, jika begitu Jia permisi dulu ayah ibu, guru sudah mencariku" ucap Jia lalu menghilang
"Anak itu selalu begitu jika bicara tidak bisa di bantah dan selalu benar" ucap kaisar
"Dia memang calon pemimpin yang luar biasa tapi sayang dia tidak mau jadi mantu kita" ucap permaisuri.
"Dia tidak mau banyak istri suaminya" ucap kaisar
"Coba aku bisa seperti Jia" ucap permaisuri.
"Maafkan aku permaisuri tapi sekarang sudah tidak ada lagi selir dia atara kita jadi semua pasti baik baik saja" ucap kaisar
"Iya itu berkat gadis itu" jawab permaisuri.
Sedangkan Jia saat ini menghadap gurunya,
"Guru ada apa mencariku?" tanya Jia
"Maaf jika guru memanggil mu malam malam begini tapi ini sangat penting, guru akan pergi ke dunia atas untuk beberapa Minggu jadi guru ingin kau memilih ingin ikut guru atau tetap disini?" tanya guru agung
"Sebenarnya aku ingin ikut guru tapi aku tidak bisa karena aku merasa pasukan di perbatasan sedang membutuhkan ku, sepertinya akan ada perperangan dan surat baru sampai saat Jia keluar dari istana tadi" ucap Jia
"Baik jika begitu guru mengerti, tapi sebelum itu pergilah ke gua putih di hutan cahaya disana ada sebuah benda yang bisa kau ambil jika memang itu milik mu dia akan berguna untuk mu di Medan perang" ucap Guru agung
"Baik guru murid mengerti, guru berhati hatilah semoga kita cepat bertemu lagi" ucap Jia pada sang guru
"Tentu, kau juga berhati hatilah nak, guru menunggu kemenangan mu" ucap guru agung.
"Ya guru" ucap Jia
"Baik pulanglah untuk bersiap pergilah besok sebelum matahari terbit" ucap sang guru
"Baik guru Jia mengerti , Jia mohon pamit" ucap Jia lalu pergi dari sana menuju rumahnya
Saat di jalan jua berpikir bagaimana meminta izin pada sang ibu,
"Bagaimana cara ku minta izin pada ibu, pasti ibu akan melarang" ucap Jia yang berpikir sembari berjalan sampai tidak sengaja ia menabrak pria bertopeng.
"Aduh..... kepala cantikku terbentur apa ini, semoga tidak bertelur" ucap Jia sembari mengusap kepalanya.
Saat Jia melihat yang di tabrak nya adalah seseorang iya pun bertanya,
"Apa anda yang yang aku tabrak tadi, Jika ia maaf kan aku, aku tidak sengaja tuan bertopeng" ucap Jia
tapi pria itu tetap diam dan memandangi Jia dengan intens, Jia sampai menaikan satu alisnya melihat orang yang ia tabrak.
"Tuan apa dadamu sakit sehingga Tidka bisa bicara atau memang kau tidak bisa bicara, atau apa kau aneh sekali, baru pertama di tabrak wanita cantik ya" ucap Jia
"Kau tidak takut padaku?" tanya pria itu, bukan menjawab pertanyaan Jia.
"Takut padamu, kenapa aku harus takut, dengan kaisar saja aku berani apa lagi dengan anda, jangan karena anda memakai topeng jelek lalu aku ketakutan... Tentu tidak, dalam hidupku tidak ada rasa takut tapi satu yang aku takutkan, jika ibu dan ayahku sedih atau marah" jawab Jia santai sembari bersandar di lengan pria itu dengan santai.
"Tuan kenapa kau bertanya seperti itu, dan kenapa tubuhmu tinggi sekali di lihat aku hanya sebatas dadamu saja, atau karena aku masih kecil ya" ucap Jia yang biasa saja saat berdekatan dengan pria itu.
"Kau benar tidak takut dengan ku" tanya pria itu lagi.
"Tidak, anda sangat aneh apa anda lapar ayo ikut aku akan ku belikan makan untuk anda atau anda sakit coba ku periksa" ucap Jia sembari menyentuh pergelangan tangan pria itu
Saat itu Jia sangat terkejut, "Tuan ayo cepat dimana rumah tuan aku akan antar tuan pulang lalu mengobati anda lihat sebentar lagi bulan datang dan racun yang ada di tubuh anda akan bereaksi" ucap Anhe.
Tanpa banyak bicara pria itu memeluk Jia lalu membawanya ke sebuah rumah tua di pinggir hutan.
"Tuan apa ini rumah mu, kenapa jauh dari penduduk kau pasti kesepian disini" ucap Jia santai
"Kau tidak takut disini" tanya pria itu
bersambung
terus lanjut update nya thorr