Hari hari SMA, adalah hari yang menyenangkan, Namun tidak dengan seorang Adelia Fitriani, masa SMA nya harus terenggut, karena hutang hutang orang tuanya, dia harus putus sekolah, dan itu menjadi awal penderitaan untuknya, akankah dia mendapatkan titik kebahagiannya lagi.
Disamping kesedihannya, ada Mahatur, yang selalu memberinya dukungan, begitupun dengan Meidina, yang sudah ia angap sebagai kakak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon latifahsv, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Waktu bersama keluarga.
Keesokan paginya.
Lea saat ini sedang menyapu halaman kita kontrakan, seperti biasnaya iya lakukan sebelum berangkat kerja.
"Lea, udah siap siap kerja aja, mama libur ko," ucap bu Romlah, menatap anaknya yang sedang beres beres.
"Lea juga libur mah, hari ini, " ucao Lea, menatap ibunya sekilas, lalu melanjutkan kembali menyapu.
"Waah pada libur, yaudah kita jalan jalan aja yu," ucap pa Beben, memberi saran.
"Mau jalan jalan, keman pa," ucap Lea, heran.
"Keliling kota ini aja, yu, mumpung ada Rafli juga, kita sekeluarga jalan jalan," ucap pa Beben.
"Wah, ide bagus tuh, yu lah, kita jalan jalan, kayanya seru ya, udah jarang kita menikmati, waktu jalan jalan keluarga," ucao bu Romlah.
"Iya ya, semenjak dikota, ga ada tuh bareng bareng keluarga," ucap Lea, menimpali.
"Iya, makannya jalan jalan, tar kalau s Rafli, sama Muni, abis balik dari beli makan, kita suruh mereka siap siap juga, ayo ibu sama Lea siap siap, kalian kan paling lama dandan nya," ucap pa Beben, menyarankan.
"Siap, kalau gitu, ibu selesaikan ngepel dulu, yaudah sana Lea, mandi duluan," ucap bu Romlah, masih mengepel, sambil melihat Lea, sudah selesai menyapu.
"Siap ma," ucap Lea, dia segera membereskan sapunya, disimpan ditempatnya, lalu masuk ke kamar mandi.
Satu persatu mereka mandi, setelah tadi bu Romlah menyuruh Muni, dan Rafli untuk mandi dan bersiap, Muni tampak senang akan di ajak jalan jalan oleh kedua orang tuanya.
Selesai mandi, dan terlihat rapih, kini mereka semua menunggu angkot, didepan gang kontrakan, mereka menaiki angkot, menuju pusat kota.
Kini mereka sudah berada ditaman kota. Mereka sekeluarga sedang berpoto poto dan berjalan mengelilingi kota.
"Muni seneng jalan jalan" ucap muni, sambil melompat lompat menikmati jalan jalannya.
"Bagus dong, kalau Muni seneng," ucap bu Romlah, memegangi tangan Muni.
"Iya, biasanya Muni kan sendirian, di kontrakan, ga ada siapa siapa," ucap Muni, menunduk sedih.
"Maaf ya, de," ucap bu Romlah, dengan sesal, dan mata yang tampak berkaca kaca.
"Tunggu, sebentar lagi ya de, nanti dede bakal main bebas lagi," ucap bu Romlah, dengan sendu.
"Iya de, sabar ya," ucap Lea, menatap sedih adiknya.
"Maafin bapaknya de, bapak selalu berusaha yang terbaik, buat dede ko," ucap pa Beben, dia juga turut sedih, dengan ucap anaknya tersebut.
"Kasian banget, ade, abang minta maaf ya, tar abang sering sering nengokin deh ya," ucap Rafli, dia juga sedih, andai kalau dia dekat dengan adiknya, pasti akan menjaganya.
Mereka saling menguatkan, setelah itu, mereka kembali menikmati acara jalan jalan nya, dan memebeli beberapa mainan, untuk Muni, Lea pun juga berbelanja beberapa baju, untuk dirinya sendiri.
Mereka kini memilih pulang, dari taman kota, karena sudah terlalu lama, berada di taman kota.
Mereka beristirahat dan memilih untuk tidur siang, setelah pulang itu.
Sore harinya, Rafli memilih pulang, karena besok dia sudah kembali bekerja.
"Pa, bu, de, kakak pulang ya, besok kakak kerja, nanti kaka sering sering main ko, kalau libur, " ucap Rafli, tampak siap.
"Iya ka, kakak hati hati ya," ucap Lea.
"Iya de, yang kuat ya, semoga tahun depan bisa lanjut sekolah lagi, kakak juga pengen bantu kamu, kalau ada uang kakak pasti bantu kamu," ucap Rafli.
"Iya kaka makasih," ucap Lea.
"Hati hati, Raf, baik baik dijalan, jangan ngebut ngebut naik motornya," ucap bu Romlah.
"Iya mah, pasti hati hati," ucap Rafli, mencium tangan ibunya.
"Raf, hati hati, sehat sehat ya, " ucap pa Beben, dengan tatapan sedih.
"Iya pa Assalamu'alaikum," ucap Rafli mencium tangannya, dia lalu keluar, dan semua mengikuti, melihat Rafli, yang mulai menaiki dan berlalu pergi.
"Dadah kakak" ucap Muni, melambaikan tangannya, sebelum Rafli benar benar pergi.
Semua yang kita lalui, akan terasa
nikmat, ketika kita ikhlas.
Keesokan harinya.
Kemarin adalah hari yang menyenangkan bagi Lea dan keluarga karena mereka bisa berkumpul dan bersama sama lagi ya walau memang jarang ada momen bersama karena masing masing dari mereka sibuk bekerja.
Lea tampak memerkan senyumnya pada Aslan, yang saat ini Aslan turun dari motor.
"Sumringah amat, yang baru libur kerja," ucap Lea.
"Hehe, iya dong," ucap Lea.
"Kemana aja, kemaren emang," ucap Aslan, dengan penasaran, sambil membuka kunci.
"Jalan jalan sekeluarga, sama ka Rafli juga," ucap Lea.
"Wah, ada Rafli, ko ga bilang bilang si, " ucap Aslan, sudah membuka kunci.
"Lah, kaka juga pasti sibuk maen kali, lagian aku kan quality time, sama keluarga," ucap Lea, langsung masuk.
"Huh, padahal kaka kan, juga cuman sibuk tidur, di kontrakan," ucap Aslan.
"Haha, jalan dong, sama pacar," ucap Lea, langsung mengambil sapu, setelah masuk ke konter.
"Pacarnya aja, ldr," ucap Aslan, dengan sedih.
"Haha kasian sih, udah lah, mulai aja kerja," ucap Lea.
"Iya iya, ini juga kamu aja nyapu dulu, baru kakak ngepel," ucap Aslan.
"Iya ka," ucap Lea.
Merekapun melakukan pekerjaan, setelah itu, mereka bersantai, lalu tiba tiba ada bos nya datang.
"Wah bos, tumben nih bos kesini, mau gajian lagi kah," ucap Aslan, yang melihat bos nya datang.
"Duh maunya,itu mah," ucap bos.
"Terus bos kesini, mau ngapain dong," ucap Aslan.
"Iya bos, pagi pagi lagi kesini nya," ucap Lea, heran, tidak biasanya sang bos pagi pagi ke konter.
"Ini ni, aku bawa tv, kita pasang tv, kasian kalian, kalau ga ada customer ngelamun, mening sambil nonton tv, terus juga biar customer tau berita," ucap bos.
"Oh begitu boss, bagus dong," ucap Aslan.
"Lea, udah lama ga nonton tv lagi," ucap Lea, dengan senang.
"Nah makannya, ini bos bawain, yaudah pasangin lah, bos mau balik lagi ni, mau kerja," ucap bos.
"Okay bos, makasih," ucap Aslan.
Bos pun pergi, dan merekapun mulai memasangkan tv.
Customer mulai berdatangan, dan tak terasa sudah sore, menjelang, mereka sedang santai, lalu merka melihat tv, yang menyiarkan berita, tentang covid 19, dari cina, dan mulai menyebar ke berbagai dunia. Mereka mendengarkan presenter yang memberikan berita.
"Aduh, wabah apa itu, takut banget semoga ga ke indonesia," ucap Aslan.
"Iya ya ka, semoga ga sampai ke indonesia, serem banget, banyak yang meninggal, cuman gara gara demam doang, sama ga mencium bau," ucap Lea.
"Iyaa amin, jangan sampai lah ke indo, itu cina aja, sampai parah gitu," ucap Aslan.
"Iyaa ka, takut banget, " ucap Lea.
Mereka kembali melayani customer yang datang, sampai akhirnya pulang.
Kini Lea sudah sampai ke rumahnya.
"Bu tau ga, ada berita tentang covid 19" ucap Lea, setelah selesai bersih bersih.
"Iya ibu tau, tapi kan jauh di cina, ga ke indo lah, kecuali ada orang indo, yang balik dari cina, sambil bawa virus," ucap bu Romlah.
"Wah semoga ga ada, ya ma," ucap Lea.
"Iya udah la, jangan mikirin itu, udah mening kita tidur aja," ucap bu Romlah.