Masa lalu Arneta yang begitu kelam, karena diceraikan dalam keadaan hamil anak dari pria lain. Membuat wanita itu memutuskan kembali ke Indonesia dan membesarkan anaknya seorang diri.
Wanita itu ingin mengubah masa lalunya yang penuh dengan dosa, dengan menjadi seorang Ibu yang baik bagi putri kecilnya. Tapi apa jadinya jika mantan pria yang membuatnya hamil itu justru menjadi atasannya di tempat Arneta bekerja?
Akankah pria itu mengetahui jika perbuatan semalam mereka telah membuat hadirnya seorang putri kecil yang begitu cantik? Dan akankah Arneta memberitahu kebenaran tersebut, di saat sang pria telah memiliki seorang istri.
Ini kisah Arneta, lanjutan dari You're Mine.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Pria yang terlihat semakin tampan dan gagah itu, tampak sibuk membolak-balik lembaran kertas tanpa menatap Arneta sama sekali.
"Tuan ...?"
Arneta kembali menyapa karena ia sudah terlalu lama berdiri di hadapan pria itu, yang tampak tak mempedulikan keberadaannya.
Lio yang sejak tadi fokus pada berkas yang ada ditangannya, kini menatap Arneta dengan tajam. Semakin membuat Arneta takut, bahkan menundukkan kepalanya.
Melihat apa yang dilakukan Arneta tentu saja membuat Lio tersenyum sinis, karena sudah dua kali ia melihat sikap Arneta yang berpura-pura menjadi wanita lemah dan sopan.
"Yogi!" panggil Lio pada assisten pribadi yang sejak tadi berdiri di sampingnya.
"Ya Tuan."
"Jelaskan padanya secara rinci apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan dia selama menjadi sekretarisku. Atur ulang semua agenda baik itu appointment bersama klien, vendor, dan shareholder. Dan satu lagi, berikan peraturan baru yang sudah kita bahas, untuk dia fotocopy dan bagikan pada karyawan lainnya."
"Baik Tuan."
Yogi mempersilahkan sekertaris itu untuk duduk di sofa yang ada di ruangan tersebut, mengerjakan semua perintah yang diberikan atasan mereka.
Arneta pun langsung mengerjakan semua tugas yang diberikan pria itu dengan cepat. Karena ingin segera menyelesaikannya, agar Arneta bisa menemui Ivy dan menyuruh Sasha untuk membawa pulang putri kecilnya tersebut.
Lio sendiri kembali mengerjakan pekerjaannya, dengan sesekali menatap Arneta yang terlihat fokus mencatat dan berdiskusi dengan Yogi.
"Ck, wanita murahan sepertimu bagaimana bisa bekerja dengan baik," umpat Lio dalam hati dengan menyepelekan apa yang sedang dilakukan Arneta.
Ia yakin kalau sebenarnya Arneta berpura-pura fokus mengerjakan apa yang disuruh oleh Yogi. Padahal sebenarnya wanita itu tidak mengerti sama sekali tugas seorang sekertaris.
Kini Lio merasa penasaran bagaimana bisa seorang Arneta diterima bekerja sebagai sekretaris oleh Candra. Karena ia tahu betul kemampuan wanita itu yang hanya bisa berlenggak-lenggok di atas catwalk, dan di depan kamera. Serta kemampuan wanita itu di atas ranjang dengan memuaskan banyak pria, termasuk dirinya meskipun mereka melakukannya dalam keadaan mabuk.
Dan jangan lupakan kelicikan dan jahatnya seorang Arneta yang menjebak Bara dengan berpura-pura hamil anak dari adik iparnya tersebut. Semakin memperpanjang betapa bobroknya seorang Arneta.
Lama Lio melamun tentang masa lalu Arneta, sampai tak sadar wanita itu sudah keluar dari ruangannya. Ia baru tersadar saat mendengar suara pintu ruangan yang terbuka dan tertutup.
"Di mana dia?" tanya Lio dengan bingung, karena tidak mungkin Arneta mengerjakan semua tugas yang diberikannya dengan cepat.
"Maksud Tuan, Nona Arneta?" tanya Yogi dari atas sofa.
Lio menganggukkan kepalanya.
"Nona Arneta sudah keluar, Tuan."
Mendengar jawaban asisten pribadinya itu, membuat Lio menghela napas dengan kasar. Karena tanpa diberitahu pun ia bisa melihat wanita itu sudah tidak ada di dalam ruangannya, yang berarti Arneta sudah keluar.
"Maksudku kenapa dia sudah keluar? Apa dia sudah menyelesaikan semua tugas yang kuberikan?"
"Sudah Tuan, Nona Arneta begitu cepat dalam memahami dan mencatat semuanya."
Lio yang merasa tak percaya dengan ucapan Yogi jika Arneta bisa berkerja dengan baik, hanya bisa tersenyum sinis lalu kembali mengerjakan semua pekerjaan yang sempat tertunda karena memikirkan masa lalu Arneta. Lama ia berkutat memeriksa semua berkas pekerjaannya, sampai merasa lelah dan memilih untuk keluar dari ruangan untuk mencari angin segar.
Lio yang berjalan dengan diikuti Yogi, menghentikan langkah kakinya saat ia melihat sosok Arneta yang berdiri di depan pintu lift. Sosok itu tidak sendiri, tapi bersama Candra yang tengah menggendong anak kecil dengan satu wanita muda lainnya.
Arneta tampak meraih anak kecil dari gendongan Candra, lalu menciumnya berulangkali. Membuat Lio penasaran pada apa yang dilihatnya.
"Pak Candra!" panggil Lio sambil berjalan menghampiri.
Baik Candra maupun Arneta yang tengah tersenyum, langsung menatap pada arah suara. Betapa terkejutnya Arneta saat melihat Lio yang sedang berjalan menghampiri mereka.