Pembaca baru, mending langsung baca bab 2 ya. Walaupun ini buku kedua, saya mencoba membuat tidak membingungkan para pembaca baru. thanks.
Prolog...
Malam itu, tanpa aku sadari, ada seseorang yang mengikuti ku dari belakang.
Lalu, di suatu jalan yang gelap, dan tersembunyi dari hiruk-pikuk keramaian kota. Orang yang mengikuti ku tiba-tiba saja menghujamkan pisau tepat di kepalaku.
Dan, matilah aku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ady Irawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16. Misteri Dibalik Hilangnya Naya. 9
Saat memperhatikan foto tersebut, aku mendengar ada langkah lelaki tak jauh dari tempatku berada. Karena yakin langkah kaki itu menuju kamar Naya, aku langsung bersembunyi di kolong tempat tidur.
Lha ngapain sembunyi? Elu kan sedang mengikuti sosok yang Elu yakin kalau itu adalah Naya?
Heeh. Setan kalo jalan ga menimbulkan suara! Jadi ini Gua pastikan bukan setan. Pasti seseorang.
Nex
Aku beruntung, saat ini membawa Handphone, dan tak lupa aku merasakan explore malam ini.
Langkah kaki itu tidak dari lorong lantai dua maupun balkon lantai dua. Tapi, dari balik dinding, mungkin dari kamar sebelah? Tapi, hei, aku dari sana lho. Dan tidak ada siapa siapa lho. Aneh.
Tak lama kemudian, lemari yang ada di kamar Naya terbuka sendiri!! Oi oi oi. Lalu, dari sela sela kolong tempat tidur Naya, aku melihat ada kaki yang keluar dari lemari itu.
"Hahaha. Jatmiko sudah di tangkap. Sesuai dengan rencana. Selanjutnya, cari pengganti Naya yang sudah rusak." Itu kata kata pemilik kaki yang keluar dari lemari pakaian? Naya. Lalu, dia berjalan menuju keluar kamar. Dan menuju ke balkon.
Saat itulah aku mengintip dia dari balik jendela kamar Naya. Aku melihat dia sedang menyalakan rokok. Menghirup nya dalam dalam, lalu meniup asapnya ke udara. Dia masih memakai jubah hitam. Jadi, aku pastikan kalau dia lah yang selama ini memperhatikan aku, entah saat meng explore rumah, maupun saat membersihkan rumah ini.
Orang itu sama sekali tidak terlihat wajahnya karena jubah hitam yang dia pakai telah menyatukan dirinya dengan bayangan. karena dia tak kunjung beranjak dari tempat dia merokok, aku menuju ke lemari pakaian di mana orang tadi muncul.
Aneh, di dalam lemari pakaian itu sama sekali tidak ada yang aneh. Cuma ada pakai milik Naya dan beberapa barang milik Naya.
"Huuu .. Huuuu. Tolong." suara tangisan wanita tadi terdengar dari balik lemari pakaian itu. Sangat lirih dan menyayat hati. Namun, saat ingin memeriksa lemari pakaian itu lebih teliti lagi. Laki laki yang ada di balkon tadi berjalan menuju dalam rumah. Aku langsung bersembunyi di balik bayangan yang ada di seberang lemari pakaian itu.
Yes! Laki laki itu membuka lemari pakaian Naya, lalu dia mendorong bagian dalam lemari itu sehingga nampak lah jalan rahasia di dalamnya.
Oh, arwah Naya ada di sana!! Dia menangis sambil menatapku! Tapi, laki laki itu sama sekali tidak bereaksi terhadap arwah Naya, jadi dapat disimpulkan kalau hanya aku sajalah yang bisa melihatnya.
Aku menatap ke arah arwah Naya, dia tidak seperti penampakan penampakan setan yang selama ini menghantuiku, dengan wajahnya yang bonyok atau semacamnya. Dia tidak, wajahnya secantik yang ada di fotonya, cuma kulitnya saja yang pucat pasi, seolah tidak ada darah yang mengalir di dalam tubuhnya. Kini, laki laki itu menutup pintu lemari pakaian Naya dari dalam. Lalu, terdengar suara langkahnya menjauh dari tempat aku berada.
Sekitar sepuluh menit kemudian ketika aku yakin kalau laki laki itu sudah pergi jauh, aku menghampiri lemari pakaian milik Naya. Dan membukanya. Lalu, dengan mengikuti apa yang aku lihat tadi, aku berhasil membuka pintu rahasia yang ada di dalam lemari. Naya sudah hilang entah kemana.
Di dalam pintu rahasia itu cuma ada lorong kecil yang kira kira lebarnya hanya satu meter saja. Saat aku melongok ke arah kiriku, aku melihat ada jendela. Hei, itu jendela yang menghadap ke arah halaman rumah ini.
Benar juga, waktu aku lihat dari bawa, jendela di lantai dua ada tujuh buah. Tapi, saat aku meng explore, aku mendapati kalau di setiap kamar hanya ada dua daun jendela saja. Aku sama sekali tidak kepikiran sebelumnya.
Aku menengok ke arah kanan, ada jalan dan di ujung sana ada lubang. Aku menuju ke arah sana. Ada tangga kayu, dan di dinding kiri juga ada tangga kayu. Aku naik dulu ke tangga itu. Saat di atas, ada sebuah lorong yang hanya bisa dilalui dengan cara merangkak. Di ujungnya sana, ada tangga lagi menuju ke bawah.
Saat aku turun dari taman itu, aku mendapati berad di sebuah kotak berukuran satu meter. Dan di depanku ada kaca hitam. Saat aku melongok ke dalam sana, aku melihat di sana adalah kamar mandi lantai dua. Ada Grendel di kaca hitam itu, aku membukanya, dan mendorong kaca itu. Dan aku sekarang sudah berada di kamar mandi lantai dua. Kaca hitam itu ternyata kaca dua arah, kalau di lihat dari arah kamar mandi, kaca itu berupa cermin.
Aku kembali ke tangga yang ada di ujung pertama tadi. Aku turun, dan sekarang aku berada di lorong lorong bercabang. Dan setelah aku periksa, banyak sekali pintu rahasia yang tembus ke setiap ruangan di lantai dasar. Ini menjelaskan bagaimana bayangan hitam yang muncul di rekaman video Handycam milik Angga itu hilang dan muncul.
Saat aku menuju jalan terakhir yang belum aku lewati, aku mendapati ada tangga lagi yang menuju ke bawah.
Hei. Ini lantai satu. Jadi, tangga ini menuju lantai bawah tanah! Ada rahasia apa sebenarnya di rumah ini?
Nex
Keesokan harinya aku bangun kesiangan. Dan harus berlari sekuat tenaga untuk pergi ke rumahnya Lenny, kami telah janjian untuk menjenguk Pak Jatmiko yang telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Pak Pol berkumis tebal kemarin.
"Maaf. Telat." Aku sudah di depan rumahnya Lenny, sambil membungkuk karena kehabisan nafas.
"Iya. Ga papa kok. Santai saja." jawab Lenny, ketika aku lihat wajahnya. Dia berdandan sangat berbeda dari hari hari yang biasanya!
Rambutnya memang pendek sebahu, dan sering kali dia memakai baju laki laki. Tapi, hari ini dia menyisir rambutnya sehingga terlihat sangat anggun walaupun pendek. Lalu dia sedikit merias wajahnya. Dan... Dan.... Dia pakai rok se lutut!
"Kenapa kamu menatapku seperti itu? Aneh?" tanyanya ketika tahu aku sedang melihat dan memperhatikan dia dari ujung rambut hingga ujung kaki.
"Ah engga. Biasanya kamu dandan mirip cowok. Tapi hari ini. Hari ini kamu..."
"Aneh ya?"
"Kamu cantik sekali hari ini. Ugh!!" dia langsung menonjok perutku. "Adududuh. Paling tidak hilangkan sifat tomboi mu donk."
"Berisik ah. Ayo cepat berangkat, keburu siang."
Nex
Di Polsek Malang.
"Halo Pak Kumis. Saya tahu siapa pelaku pembunuhan Naya yang sesungguhnya!!" kataku ke Pak pol berkumis tebal kemarin.
"Elu manggul Gua apa gepenk!!" seru Pak Pol itu yang di sambut tawa oleh Bu polwan cantik yang kemarin juga. "Berisik kamu Bu Cikita!! Eh, gepenk, apa maksudmu? Pelaku pembunuhan yang sesungguhnya?"
"Ya. Saya bahkan punya bukti kuatnya. Mau lihat?" kataku.
"Riyon? Kamu serius? Serius kamu?" Lenny menatapku dengan tatapan tak percaya.
"Hihihi. Case Close."