Perkumpulan lima sahabat yang awalnya mereka hanya seorang mahasiswa biasa dari kelas karyawan yang pada akhirnya terlibat dalam aksi bawah tanah, membentuk jaringan mahasiswa yang revolusioner, hingga aksi besar-besaran, dengan tujuan meruntuhkan rezim curang tersebut. Yang membuat mereka berlima menghadapi beragam kejadian berbahaya yang disebabkan oleh teror rezim curang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zoreyum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Titik Terang dalam Kegelapan
Setelah berhasil merumuskan strategi baru yang lebih cerdik dan tersebar, kelompok Haki mulai melihat hasil dari perjuangan panjang mereka. Aksi-aksi kecil di berbagai kampus yang diatur oleh Haki dan Yudi berjalan lancar. Setiap protes yang dilakukan tidak hanya mengalihkan perhatian aparat, tetapi juga berhasil menarik simpati masyarakat. Ditambah dengan konten-konten digital yang diproduksi oleh Luvi, yang kini lebih tersebar dan lebih cerdas dalam menyindir pemerintah, kelompok ini perlahan mulai memenangkan hati publik.
Aksi Lapangan yang Sukses
Aksi-aksi yang mereka jalankan bukan lagi sekadar aksi protes besar yang mudah dihentikan. Dengan membagi massa menjadi kelompok-kelompok kecil dan menyebarkan isu-isu spesifik yang dekat dengan kehidupan masyarakat, kelompok Haki berhasil membuat pemerintah terlihat tidak berdaya. Di satu kampus, mereka fokus pada isu kebebasan akademik, sementara di kampus lain, mereka menyoroti masalah ekonomi yang menyulitkan mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan.
Media independen yang tidak lagi terbelenggu oleh pemerintah mulai meliput aksi-aksi tersebut. Salah satu aksi yang menarik perhatian besar terjadi di sebuah kampus ternama, di mana kelompok mahasiswa secara damai mendirikan tenda dan berkemah di halaman kampus selama beberapa hari untuk memprotes kebijakan pemerintah yang mempersulit beasiswa. Liputan dari aksi ini segera viral, menampilkan wajah-wajah mahasiswa yang gigih memperjuangkan masa depan mereka.
Haki, yang selalu berada di garis depan aksi-aksi ini, mulai menjadi simbol perlawanan. Dalam beberapa wawancara yang dilakukan secara anonim dengan media alternatif, Haki menggambarkan perjuangan mereka sebagai suara generasi muda yang menolak tunduk pada sistem yang menindas. Kata-kata Haki semakin menarik perhatian masyarakat yang merasa bahwa pemerintah sudah terlalu lama menindas hak-hak dasar warga negara.
“Ini bukan cuma soal mahasiswa,” kata Haki dalam salah satu wawancaranya. “Ini soal bagaimana kita, sebagai generasi muda, harus melawan sistem yang nggak lagi berpihak pada rakyat. Kita cuma mau keadilan, kita mau masa depan yang lebih baik.”
Aksi ini bukan hanya menarik perhatian dari mahasiswa, tetapi juga dari berbagai lapisan masyarakat yang mulai mendukung perjuangan mereka. Meskipun gerakan ini belum mencapai skala nasional yang diharapkan, namun perlahan tapi pasti, simpati mulai berdatangan dari masyarakat luas.
Konten Media Sosial yang Viral
Di dunia digital, Luvi semakin memperkuat posisinya sebagai pembuat konten yang cerdas dan tajam. Video-video yang ia produksi dengan bantuan Dito semakin viral, bukan hanya karena isi kritiknya terhadap pemerintah, tetapi juga karena cara penyampaiannya yang kreatif dan mudah dipahami oleh generasi muda. Luvi dengan cerdik memadukan humor dan sindiran dalam kontennya, membuat pemerintah terlihat lemah dan tidak kompeten.
Salah satu video yang viral adalah konten yang memperlihatkan bagaimana aparat keamanan bertindak represif terhadap mahasiswa yang hanya melakukan aksi damai. Dengan musik latar yang dramatis, Luvi menggabungkan video-video rekaman protes dengan narasi yang membandingkan tindakan pemerintah dengan sistem otoriter. Konten ini langsung meledak di media sosial, dengan ribuan orang yang membagikannya dan memberikan komentar.
“Video ini bener-bener buka mata gue soal apa yang terjadi,” tulis salah satu komentar. “Gue dulu nggak peduli sama mahasiswa yang protes, tapi sekarang gue sadar kalau mereka berjuang buat kita semua.”
Simpati dari generasi muda semakin meningkat. Mereka yang sebelumnya skeptis terhadap pergerakan ini mulai melihat bahwa ada sesuatu yang lebih besar yang sedang diperjuangkan oleh Haki dan kelompoknya. Pandangan negatif terhadap mahasiswa yang sebelumnya dianggap hanya mencari kerusuhan mulai berubah.
Namun, meskipun simpati mulai mengalir, Luvi dan Dito tahu bahwa masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Setiap kali mereka mengunggah video baru, ada ancaman dari pihak pemerintah yang mencoba memblokir konten tersebut. Beberapa akun media sosial mereka bahkan diblokir, tetapi dengan sistem cadangan yang dibangun oleh Dito, mereka selalu bisa kembali dengan akun baru.
Dukungan yang Mulai Muncul, Tapi Juga Penolakan
Dengan semakin terkenalnya kelompok Haki, perhatian masyarakat mulai terfokus pada mereka. Media independen yang memberitakan perjuangan mereka memunculkan Haki sebagai sosok pemimpin pergerakan ini. Namanya mulai dikenal luas di kalangan aktivis, dan beberapa tokoh masyarakat yang berani mulai mendukung perjuangan mereka secara terbuka.
Namun, di balik dukungan yang mulai muncul, masih banyak pandangan negatif yang berkembang di masyarakat. Beberapa kalangan, terutama yang sudah lebih tua, tetap memandang kelompok mahasiswa ini sebagai cerminan dari generasi terburuk. Mereka yang mendapatkan informasi dari media arus utama yang pro-pemerintah terus menganggap bahwa Haki dan teman-temannya hanya membuat kekacauan dan menghancurkan stabilitas negara.
“Mahasiswa zaman sekarang cuma tahu bikin rusuh,” komentar salah satu orang di media sosial. “Mereka nggak paham bagaimana sulitnya menjaga negara tetap stabil. Mereka cuma pengen cari perhatian.”
Komentar-komentar seperti ini banyak bermunculan, terutama dari orang-orang yang merasa gerakan mahasiswa ini hanya merusak tatanan sosial. Pandangan negatif ini semakin diperkuat oleh pemerintah, yang menggunakan media mereka untuk terus menyebarkan narasi bahwa gerakan Haki hanyalah perusuh yang tidak bertanggung jawab.
Pemerintah terus mencoba menggiring opini publik, menyebut bahwa mahasiswa ini mewakili generasi yang tidak tahu hormat. Mereka menekankan bahwa kelompok Haki tidak memiliki visi yang jelas, dan hanya menuntut tanpa memberikan solusi nyata.
Posisi Haki yang Semakin Terkenal
Meskipun begitu, Haki mulai diakui sebagai pemimpin pergerakan ini oleh banyak orang. Sosoknya yang karismatik, semangatnya yang membara, dan dedikasinya terhadap keadilan membuat namanya semakin dikenal. Dia menjadi simbol perlawanan generasi muda yang tidak takut berbicara melawan ketidakadilan. Meskipun ia selalu menekankan bahwa ini adalah gerakan kolektif, banyak media independen yang menyorotinya sebagai wajah dari perjuangan tersebut.
Namun, menjadi simbol juga membawa risiko. Dengan semakin terkenal dan semakin banyak perhatian yang diarahkan padanya, Haki tahu bahwa dia menjadi target utama bagi Bayu dan pemerintah. Setiap langkahnya kini diawasi lebih ketat, dan setiap aksi yang ia pimpin selalu berpotensi menjadi jebakan dari pihak aparat.
“Lo sadar kan, Hak, kalau sekarang lo jadi sorotan?” tanya Yudi suatu malam saat mereka sedang berdiskusi di apartemen. “Lo bukan cuma pemimpin buat kita, tapi juga simbol buat banyak orang di luar sana. Mereka ngelihat lo sebagai harapan.”
Haki mengangguk, menyadari tanggung jawab yang semakin besar di pundaknya. “Gue ngerti, Yud. Tapi kita nggak boleh berhenti. Kalau kita berhenti sekarang, semua yang udah kita bangun bakal hancur.”
Di tengah tekanan yang semakin besar, Haki dan teman-temannya tetap berusaha menjaga semangat. Mereka tahu bahwa jalan ke depan masih panjang dan penuh tantangan, tapi dengan semakin banyak dukungan yang mulai muncul dari masyarakat, mereka yakin bahwa perlawanan ini belum berakhir.