Sulfi sangat bahagia ketika liburan sekolah akan tiba dan ia memutuskan untuk pulang ke rumah neneknya
Saat pulang sekolah ada sebuah mobil yang menyerempet Sulfi sampai kakinya tidak bisa untuk berjalan
Pengendara mobil itu langsung membawa Sulfi ke rumah sakit dan ia akan bertanggung jawab semuanya
Sulfi yang merasa jengkel meminta pengendara itu untuk menemaninya ke rumah nenek yang ada di Kota M
Dan tanpa Sulfi ketahui kalau pengendara itu ternyata Om dari kekasih Sulfi yang bernama Hatta
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Setelah selesai mengganti pakaiannya, Sulfi dan Marshall berangkat ke sekolah
"M-mas, lebih baik kita pulang saja. Aku takut kalau nanti...."
Marshall memegang tangan istrinya dan mencoba menyakinkan bahwa semuanya akan baik-baik saja
Sulfi sudah membayangkan pasti banyak sekali teman-temannya yang akan mencemooh dirinya
Lima belas menit kemudian mereka telah sampai di depan sekolah
Sulfi melihat ada Yanuar, Dhea dan beberapa teman lainnya yang sedang berdiri di depan pintu sekolah
"O-om, aku takut..." Marshall memeluk tubuh istrinya dan memintanya untuk tidak takut
Kemudian mereka berdua turun dari mobil dan banyak sekali mata yang melihat kedatangan mereka berdua
Mereka langsung mencemooh Sulfi yang masih berani datang ke sekolah
Marshall meminta Sulfi untuk masuk kedalam kelasnya
Setelah itu Marshall berjalan menuju ke ruang kepala sekolah
Tok
Tok
Tok
Wakil kepala sekolah langsung membuka pintu dan melihat Marshall yang sudah berdiri di hadapannya
"Selamat pagi, Kepala sekolahnya ada?" Tanya Marshall dengan wajah yang tersenyum tipis
"I-iya Pak, silahkan duduk dulu" jawab Wakil kepala sekolah yang segera memanggil kepala sekolah yang ada diruang guru
Marshall menganggukkan kepalanya dan ia duduk menunggu kedatangan kepala sekolah
Tak berselang lama, Kepala sekolah datang dan langsung menjabat tangan Marshall
Marshall memperkenalkan dirinya dan mengatakan kalau ada keperluan dia datang kesini. Ia juga menunjukkan beberapa bukti seperti buku nikah, KTP dan KK dimana mereka berdua sudah menikah
Kepala Sekolah mengambil dan melihat semua berkas yang sudah dibawa oleh Marshall
"Jadi berita yang beredar tentang Sulfi yang merupakan simpanan Om-om itu bohong?" Tanya Kepala sekolah yang sudah tahu dengan desas-desus yang beredar di sekolahnya pagi tadi
Kepala Sekolah tidak berani langsung menghakimi Sulfi karena ia juga perlu mengumpulkan bukti-bukti
"Dia istri saya dan bukan simpanan saya" jawab Marshall
Marshall juga mengatakan kalau ia menikahi Sulfi bukan karena kecelakaan
"Lalu karena apa? Kenapa anda menikahi Sulfi yang jelas-jelas masih duduk di bangku sekolah" Tanya Kepala sekolah
"Karena saya mencintainya dan tidak mau jika istri saya nanti malah terjerumus ke hal yang negatif" jawab Marshall
Kepala sekolah menganggukkan kepalanya saat mendengar penjelasan dari Marshall dan ia juga menjelaskan kalau didalam peraturan sekolah tidak boleh ada murid yang menikah sebelum lulus sekolah
Marshall meminta keringanan agar Kepala sekolah memperbolehkan Sulfi untuk tetap bersekolah karena tinggal beberapa bulan lagi Sulfi akan melaksanakan ujian sekolah
"Maaf Tuan Marshall, bukannya saya tidak bisa memberikan keringanan tetapi jika nanti Sulfi tetap bersekolah di sini. Saya takut kalau semua siswa akan ikut seperti ini" ucap Kepala sekolah
Marshall menghela nafasnya dan ia merasa bersalah kepada Sulfi karena sudah menghancurkannya masa depannya
Kepala sekolah juga tidak tega melihat Sulfi dimana murid yang selalu mendapatkan rangking 1 harus keluar dari sekolah ini
"Baiklah untuk saat ini saya akan memberikan keringanan kepada Sulfi" ucap Kepala sekolah yang mengatakan kalau Sulfi tidak boleh kembali ke sekolah dan harus melakukan homeschooling
Kepala sekolah juga memberikan ijin kepada Sulfi untuk melaksanakan ujian Nasional
Mendengar perkataan dari Kepala Sekolah, Marshall langsung bisa bernafas lega
Sebelum keluar dari sekolah, Kepala Sekolah meminta Marshall untuk melunasi semua administrasi yang masih belum terbayar
Marshall langsung mengambil uang untuk membayar kekurangan administrasi sekolah Sulfi dan setelah itu ia menjemput istrinya yang masih ada di dalam kelas
Di dalam kelas, tidak ada satupun yang mengajak Sulfi bicara
"Masih berani juga ya kamu datang ke sekolah sama Om-om" sindir Dhea
"Kenapa aku tidak berani datang? Aku datang atau tidak, apa urusannya dengan kamu?" Sulfi membalas ucapan Dhea yang sedang menyindirnya
Tak berselang lama, Marshall sudah berdiri di depan kelas Sulfi
Marshall menganggukkan kepalanya dan meminta Sulfi untuk keluar dari kelasnya
Semua teman-teman Sulfi langsung kepo dan tak henti-hentinya mereka memandang wajah tampan Marshall
"Ayo kita pulang..." Sulfi memandang wajah suaminya dan ia langsung menitikkan air matanya
Disaat mereka akan berjalan tiba-tiba Yanuar muncul dan meminta Sulfi untuk tidak pergi dengan Marshall
"Tinggalkan dia, aku mencintaimu Sulfi" ucap Yanuar yang masih belum tahu jika Marshall adalah suami Sulfi
"M-maaf, aku tidak bisa meninggalkan dia" Sulfi langsung mengajak Marshall untuk segera keluar dari sekolahnya
Mereka berdua masuk ke dalam mobil dan Marshall segera melajukan mobilnya menuju ke rumah
Disepanjang perjalanan, Sulfi hanya diam dan ia takut dengan apa yang akan dikatakan oleh suaminya nanti yang baru saja bertemu dengan Kepala sekolah
Sesampainya di rumah, Marshall meminta Sulfi untuk duduk di ruang tamu
"M-mas....."
Marshall meminta istrinya untuk diam dulu dan mendengarkan apa yang akan dikatakan oleh suaminya itu. Setelah itu Marshall mulai menjelaskan apa yang terjadi saat berada di ruang Kepala sekolah
Sulfi mendengarkan apa yang akan dikatakan oleh suaminya dimana Marshall mengatakan kalau Sulfi sudah tidak boleh ke sekolah lagi
Jantung Sulfi seperti berhenti berdetak saat mendengar perkataan suaminya
Sulfi langsung menangis sesenggukan dan yang ia takutkan selama ini terjadi juga
Melihat istrinya yang sedang menangis, Marshall langsung memeluk dan ia meminta maaf kepada Sulfi yang sudah membuatnya seperti ini
"Aku benci Mas Marshall, sekarang aku tidak bisa mengikuti ujian Nasional" ucap Sulfi sambil memukul-mukul dada bidang suaminya
"Kata siapa kamu tidak bisa mengikuti ujian sekolah?"
Seketika Sulfi langsung menghapus air matanya saat mendengar perkataan dari suaminya
"M-maksud Mas, aku masih bisa ikut ujian?" Tanya Sulfi dengan perasaan yang campur aduk
Marshall mengangguk dan ia juga mengatakan kalau Sulfi masih bisa sekolah lewat homeschooling
Sulfi langsung memeluk tubuh suaminya saat mendengar kalau ia masih bisa ikut ujian nasional
Marshall mencium kening istrinya dan ia memintanya untuk segera mengganti pakaiannya karena Marshall akan mengajaknya ke perusahaan miliknya
Sambil menunggu kabar dari Alan yang sedang mencari guru homeschooling untuk istrinya, Marshall mengajak Sulfi agar tidak bosan di rumah sendirian
Marshall merasa bersalah karena sudah membuat istrinya seperti ini
"Mas, ayo kita berangkat. Tapi apakah bisa kita cari sarapan dulu? Aku lapar..." Sulfi memegangi perutnya yang dari tadi berbunyi terus
Marshall mengusap rambut istrinya yang mempunyai tingkah yang sangat lucu sekali
Mereka berdua masuk kedalam mobil dan segera Marshall melajukan mobilnya
"Seperti ini toh rasanya bisa bolos sekolah" ucap Sulfi yang selama disekolah tidak pernah membolos
Marshall tersenyum tipis saat mendengar perkataan dari istrinya yang tidak pernah membolos
Ia pun segera menghentikan mobilnya untuk membeli sarapan terlebih dahulu
"Ayo sayang, kita makan dulu" Marshall turun dari mobil dan menggandeng tangan istrinya
Mereka berdua masuk dan langsung memesan dua nasi pecel dan dua teh tawar
Sambil menunggu pesanan datang, Marshall mengajak istrinya mengobrol
"Apa nanti Mas tidak malu mengajak aku ke perusahaan ?" Tanya Sulfi
"Sayang, kenapa Mas harus malu? Atau jangan-jangan kamu yang malu ya, jalan sama Om-om?" Ledek Marshall
Sulfi langsung melirik ke arah wajah suaminya yang sedang meledeknya dan tak hanya itu saja ia langsung mencubit pinggang suaminya
"Ampun sayang, sakit sekali" Marshall menggosok-gosok pinggangnya yang dicubit oleh istrinya
Tak berselang lama makanan dan minuman yang mereka pesan telah tiba dan Marshall meminta istrinya untuk segera menikmati sarapannya