Matilda seorang bad girl di sekolah barunya, dia harus menelan kenyataan pahit tentang fakta perceraian kedua orang tua nya.
Sampai dia mengenal bad boy yang di kenal kejam di sekolah barunya, sialnya orang itu justru yang memberi fakta perceraian kedua orang tua nya.
Sempat berlika-liku untuk mencari tahu faktanya, sampai akhirnya Matilda mengetahui sifat asli ayahnya seperti apa.
Ya, ayah nya sendiri yang membuat hubungan orang tuanya hancur.
Seiring waktu berjalan, mereka akhirnya saling cinta dan bersatu untuk menumpas ketidakadilan yang di lakukan oleh ayah nya Matilda.
Bagaimana kisah percintaan mereka? apa ada orang ketiga di antara mereka? bisakah mereka bersama menegak keadilan? dan bagaimana caranya? ikuti ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QUEENS RIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25.
"Woy jamet!" Sepatah kata dari Matilda saat izin nya ditolak oleh petugas piket
"Kenapa lagi lu, datang-datang ngamuk" Kata Niko
"Surat izin lu bohong ya?, mana engga di terima lagi gue keluar dari halaman sekolah, malu banget gue kampret!" Omel Matilda
"Ya mana gue tau, orang itu asli kok. Gue dapat ngambil di ruang guru waktu gue izin kemarin-kemarin" Kata Niko.
"Nah itu masalahnya. Di surat itu tanggal nya kemarin buka hari ini, gimana sih!"
"Hahaha kirain gue masih berlaku" Dengan polosnya Niko berkata seperti itu, membuat Matilda yang awalnya senang menjadi marah ke Niko.
"Ada apaan sih kalian?" Ini kata Frisca yang ikut menimbrung.
"Ga jadi gue ke rumah sakit" Keluh Matilda.
"Kan masih bisa saat lu pulang sekolah Matilda" Jawab Frisca.
Regan juga menyempatkan bicara "Peduli apa sih sama Apit, bukan nya kemarin kalian sempat bermasalah ya?"
Frisca tiba-tiba memandang sinis ke wajah Regan. Ya, saat ini Regan sangat tidak suka dengan Apit. Karena dirinya membuat Regan berasa jauh dari Matilda.
Pada saat ini juga Regan masih menaruh rasa suka nya pada Matilda secara diam-diam.
"Nanti pulang sekolah kita jenguk ke rumah sakit bareng ya Til" Ajak Frisca.
"Hem — gausah nanti biar gue sendiri aja Fris" Tolak Matilda.
**
Saat pulang sekolah, mengingat ada pesan dari ibunya yang menyuruh Matilda buat jaga Apit dirumah sakit.
Matilda melajukan motor matic nya dengan sangat kencang, kebetulan Matilda juga ingin pergi menjenguk Apit di rumah sakit.
Saat sudah di samping Apit yang sedang terbaring, Matilda malah menampar pipi Apit secara terang-terangan di depan Bu Riana yang sedang menjaga nya.
"EH" Bu Riana terhentak kaget.
"Aduh sayang, lagi kesurupan setan apa sih kamu?" Keluh Apit sambil memegang pipinya.
"Kenapa ga dari dulu lu bilang ke gue, kalau lu punya riwayat penyakit seperti ini?" Protes Matilda dengan nada melengking tinggi.
"Matilda jangan berisik, ini dirumah sakit" Omel Bu Riana mencegah.
"Maaf Bu" Kata Matilda bergumam pelan.
Matilda kembali menatap tajam ke arah apit yang masih terbaring di ranjang rumah sakit.
"Oh maaf ya, soal pertanyaan kamu barusan. itu semua karena gue gamau liat lu ilfil ke gue" Jawab Apit.
Matilda mengerut kening "Ilfil ke lu? Ngapain gue harus ilfil sih" Kata Matilda.
Emang pada dasarnya kalau anak muda mempunyai penyakit yang seharusnya belum terjadi, itu sangat membuat perasaan Apit semakin bersedih, apa lagi kalau orang terkasih nya sampai tau.
"Look me" Kata Matilda.
Apit masih dalam keadaan merenung sambil membuang wajah tentang penyakit nya yang sudah diketahui oleh Matilda.
"Apit hey, lihat gue!" Seru Matilda.
Apit menghela nafas dan melihat pandangan nya ke Matilda. "Lu malu kan punya pacar yang cacat kaya gue?" Kata Apit.
Matilda menampar Apit untuk kedua kalinya.
"Justru gue malu lu mengatakan diri lu sendiri, gue ga mandang lu secara fisik atau kelemahan lainya bego!" Tegas Matilda.
"Matilda astaghfirullah, di bilang jangan ribut, itu di ruangan sebelah ada orang sakit yang lagi tidur" Omel kembali Bu Riana.
"Maaf Bu kalau Matilda lagi kesal, omongan nya ga bisa di rem" Kata Matilda.
Disini Bu Riana kembali berbicara sebelum berpamitan untuk pergi ke rumah Matilda mengabarkan Pak Burhan selaku mantan suami dan ayah kandung Matilda.
"Nanti ibu kembali lagi abis isya ya, kamu jagain dulu apit, Pak Erik juga lagi ngurus tamu penting di apartemen jadi ga bisa kesini" Pinta Bu Riana ke Matilda
Matilda mengangguk untuk menyetujui nya, karena Bu Riana tidak memberi tahu kemana dia akan pergi, dipikir nya Matilda, ibunya pulang karena ingin bersih-bersih rumah atau tubuhnya.
Kembali ke arah apit yang ingin bangun tapi badan nya susah sekali untuk bergerak.
"Badan gue berasa lumpuh. susah banget buat berdiri, tulang-tulang gue seakan di gerogoti penyakit" Keluh Apit dengan bergumam samar.
"Serius sama sekali ga bisa di gerakin?" Kata Matilda.
"Iya, bibir-bibir gue juga merasa kebas, bahkan bekas nya sampai kerasa ke telinga, itulah yang dirasa kalau penyakit asam urat sudah menyerang tubuh" Jawab Apit dengan penjelasan singkat penyakitnya.
Matilda terhening dan Apit berasa tidak percaya kalau dirinya melihat matilda mulai menangis melihat kondisi kesehatan nya.
"Gue pacar yang buruk ya" Keluh Matilda.
Andai saja tubuh Apit bisa leluasa bergerak, dia saat ini juga memeluk Matilda.
"Maaf — penyakit gue ga bakal lama kok, pasti cepat sembuh, udah di suntik obat penurun asam urat juga" Kata Apit sedikit memberi semangat.
Matilda tiba-tiba memegang lengan Apit kala itu "Maafin gue yang dulu sudah ninggalin lu ya"
"Masa lalu biarkan tenggelam di makan usia kita yang sudah di masa sekarang ya sayang, kita hanya fokus tentang masa depan kita bagaimana" Kata Apit dengan senyuman.
Matilda menyeka air mata di kedua sudut matanya "Oh iya lu sudah makan?" Katanya.
"Sudah tadi disuapin ibu" Kata Apit.
"Tau ga tadi si jamet bohongin gue di sekolah!" Matilda mengadu.
"Jamet? — Oh Niko, kenapa sama dia?" Kata Apit.
"Tadinya gue mau jenguk lu saat jam istirahat, cuma surat izin yang di kasih malah tanggal yang kemarin" Kata Matilda.
"Haha, iya emang itu anak sama sekali ga bisa di andalkan dari dulu" Jawab Apit.
Setelah merasa capek duduk tanpa sandaran, Matilda izin ke apit untuk duduk di sofa ruangan nya, sekaligus dia ingin rebahan meluruskan punggung yang sedikit kaku.
Sekalian dia memainkan ponsel untuk melihat akun sosial media nya.
"Lah siapa nih yang komentar jelek di Instagram gue?" Kata dalam hati Matilda.
"Dih apa sih!" Kata Matilda, kali ini dia mengeluarkan pita suara nya.
"Ada apa Matilda?" Tanya Apit.
Matilda kembali berjalan ke arah apit untuk menunjukkan komentar di postingan Instagram nya yang kemarin.
Kebetulan banget postingan itu sedang bersama Apit, nyata nya orang itu adalah Frisca yang menyamar jadi orang lain, dan itu Apit sudah tahu akun samaran dari Frisca.
"Abaikan saja, fans mu kali" Kata Apit.
"Buset, nambah lagi fans gue"
Ditengah obrolan mereka, tiba-tiba pintu di ketuk oleh seseorang, Matilda terhentak dan membuka pintu itu.
Ternyata ada Pak Burhan, Singgit dan Pak Samsul yang sedang menjenguk Apit disana.
"Loh Papah? Um Samsul, sama — "
Seketika Matilda tak berani menyebut nama ketika melihat singgit yang sedang tidak mode menyamar.
Apit sedikit berbicara tentang keberadaan mereka "Ngapain um kesini, terus um bawa siapa?"
"Pertama-tama um minta maaf ya, kalau kemarin um sudah kasar ke Matilda dan juga ke Apit" Kata Pak Burhan.
Entah apa maksut dari semua permintaan maaf secara tiba-tiba yang membuat Apit bingung tanpa sepatah kata.
"Bagus, um harusnya sadar kalau perbuatan um itu salah" Kata Apit.
"Nah iya benar banget tuh!" Sambung Matilda.
Pak Burhan menahan Matilda untuk berbicara "Jadi begini, um kesini karena di kabarin oleh Bu Riana tadi ke rumah, kebetulan ada mereka jadi um bawa dia kesini"
"Lah ibu ke rumah?" Tukas Matilda.
"Iya"
"Terus tujuan papah buat apa ya bawa orang ini kesini?" Kata Matilda.
Disini tanpa pikir panjang pak Burhan mengatakan sesuatu yang membuat Apit sakit hati.
"Anak ini, namanya singgit, papah akan menjodohkan kamu dengan nya"
"HAH!!" Matilda membeo
Apit bahkan batuk tersedak saliva nya.
"GAK MAU!" Kata Matilda menolak keras rencana itu, kembali dengan agresifnya pak Burhan menggeret lengan Matilda untuk pergi meninggalkan Apit yang sedang lemah tak berdaya di atas ranjang tempat tidur.
"Apit tolong, lepasin ayah!" Pinta Matilda merengek.
Setelah semua pergi dari ruangan, Apit seketika menatap dengan tatapan tajam, penuh dengan kebencian di dalam dirinya.
JADE ( Who Stole My Virginity )