Balas dendam seorang perempuan muda bernama Andini kepada mantan suaminya yang pergi karena selingkuh dengan janda muda kaya raya.
Tapi balas dendam itu tidak hanya kepada mantan suaminya, melainkan ke semua lelaki yang hanya memanfaatkan kecantikannya.
Dendam itu pun akhirnya terbalaskan setelah Andini membunuh dan memutilasi semua pria yang coba memanfaatkannya termasuk mantan suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tresna Agung Gumelar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Saat sore hari, Andini sudah bersiap untuk berangkat menuju apartemen.
Andini berangkat secara sembunyi-sembunyi agar tidak diketahui oleh Indra. Karena bila Indra tahu dia pasti akan memaksa untuk mengantarnya dan Andini belum mempersiapkan alasan untuk pergi kemana kepada Indra.
Andini berangkat menggunakan angkutan umum, tapi dia menuju ke arah rental mobil dahulu yang biasa dia menyewa sebelum ke apartemen. Karena Andini merasa leluasa apabila memakai mobil.
Di perjalanan, Andini menyempatkan untuk chat Jaka yang masih ada di sekitar apartemen.
"Jaka, kamu pulang saja ya ini sudah sore."
Jaka pun langsung membalas chat Andini.
"Tapi Sandy nanti pergi mbak terus kita bakal kehilangan jejak."
"Tenang Jaka, Sandy nggak akan pergi dulu ko aman."
"Ko mbak bisa tahu sih?"
"Ya tahu dong, udah kamu pulang aja ya, mungkin besok saya butuh kamu lagi. Sekarang Sandy nggak akan kemana-mana, dia pasti seharian berada di apartemen."
"Hmm. Yaudah deh saya pulang kalau gitu mbak."
"Makasih ya Jaka selalu setia membantu saya."
"Iya sama-sama, saya senang ko kerjasama dengan mbak Andin."
"Bayarannya seperti biasa ya akan saya transfer sekarang."
"Baik mbak, saya tunggu."
"Oke Jaka."
Jaka yang di apartemen sedikit heran karena Andini bisa tahu kalau Sandy nggak akan kemana-mana hari ini.
"Aneh banget ya kalau dia tahu itu orang nggak akan kemana-mana kenapa nyuruh gue nungguin di sini coba seharian. Tapi bodo amat lah dari pada gue ngojek harus panas-panas seharian, mending di sini enak bisa sambil ngopi."
Jaka berbicara sambil jalan menuju parkiran untuk mengambil motornya.
Sementara saat Andini sudah sampai di tempat rental, Andini sedikit tenang karena yang jaga bukan orang tua genit yang selalu menggodanya.
"Itu orang tua genit nggak pernah ada di sini lagi Mas kelihatannya?"
Tanya Andini sedikit basa-basi kepada salah satu karyawan di sana.
"Em tadi ke sini ko, tapi sedang keluar saja. Oh iya hati-hati mbak dia sempet nanyain mbak. Katanya mbak punya hutang sama dia."
Jawab karyawan yang membuat Andini heran.
"Hutang, hutang apa dih? Bilangin ya saya nggak punya urusan apa-apa sama dia. Enak saja."
"Waktu itu dia tahu pas mbak terakhir ke sini waktu saya yang jaga. Dia melihat list orang yang rental hari itu, nah karena melihat ada mbak dia langsung tanya ke saya. Sampai-sampai saya juga di marahin kenapa nggak ngasih tahu kalau mbaknya ke sini."
"Lah kok gitu."
"Ya saya juga nggak tahu mbak, emang ada urusan apa sih?"
"Perhitungan juga ya itu orang ternyata."
"Perhitungan gimana maksudnya mbak?"
Tanya karyawan itu kebingungan sambil memicingkan mata.
"Udah lah biarin aja, nanti kalau memang dia nanyain saya lagi bilangin aja kalau saya ke sini hari ini."
"Hmm yaudah deh kalau gitu."
Andini melakukan transaksi dengan karyawan tersebut dengan muka sedikit kesal. Karena dia kira dia sudah tidak punya urusan lagi dengan bos rental tersebut.
Setelah melakukan transaksi, Andini pun berangkat menuju apartemen. Hatinya sedikit emosi ketika mendengar apa yang di ucapkan oleh karyawan tadi. Ternyata pria itu masih saja mengingatnya, Andini merasa tidak akan aman dan akan kenal semakin jauh bila bertemu dengan pria itu lagi.
"Bodo amat lah gimana nanti saja, yang penting aku bertemu Sandy dulu hari ini dan memastikan bahwa Sandy tak akan pergi begitu saja."
Ucap Andini dalam hatinya sambil mengemudi.
Pada akhirnya Andini sampai di basement apartemen. Andini memarkirkan mobilnya di paling pojok agar tidak ada orang yang tahu.
Andini langsung berjalan ke arah lobby. Setelah sampai Andini langsung menelfon Sandy untuk memberitahunya.
Tut tut tut
Tanpa menunggu lama Sandy langsung mengangkat telfon dari Andini.
"Hallo Din?"
"Em, ini mas aku sudah di bawah di lobby apartemen mu."
"Oh gitu, yaudah kamu tunggu di situ ya, biar saya jemput ke bawah sekarang."
"Baik mas, saya tunggu."
bisa saja. semangat./CoolGuy/
padahal di simpan disitu terus.
selama saya di perantauan, sakit di paksain sehat, lapar di paksain kenyang, ngantuk di paksain semangat,ada masalah di pendam, uang yang gak cukup di cukupin, dan berbagai hal lain./Frown/
tapi walaupun begitu saya mendukung Andini bijak, dan jujur tapi tidak terkejut juga karena alasan nya sama dengan saya.
tapi kecepetan alurnya, moga aja bisa sampe ratusan Bab./CoolGuy/
setelah di pikir-pikir Bab nya emang makin dikit, ya