Terlahir kembali di dunia yang dikuasai iblis dan makhluk ketiadaan, Ling Tian mengerahkan seluruh kekuatan dan pengetahuan dari kehidupan sebelumnya.
Namun takdir sekali lagi menempatkan dirinya dalam posisi sulit. Meskipun akar spiritualnya lemah dan memiliki roh pelindung saling berlawanan yang bisa menghancurkan dirinya kapan saja, tak membuat Ling Tian gentar sedikitpun.
Dengan tekad baja, Ia berjuang melawan nasib buruknya, mengubah setiap kelemahan menjadi kekuatan, dan menantang kekuasaan iblis yang menindas dunia.
Mampukah Ling Tian mengatasi keterbatasannya, menyatukan roh pelindung yang berlawanan, dan mencapai ranah tertinggi? Ataukah dia akan terperangkap dalam lingkaran kehancuran yang menunggu dibalik kekuatan kegelapan?
Penuh ketegangan dan intrik, ikuti petualangan dan pertarungan intens yang ada di dalam cerita ini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ega Jast, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Harta Karun Tingkat Tinggi
Menatap Ling Tian dengan penuh perhitungan, Wan Qu menghentak tanah dengan kuat, membuat air hujan yang menggenang seketika terhempas ke atas dengan waktu terasa melambat.
Memusatkan kekuatan pada pergelangan kaki, Wan Qu melesat bagaikan sambaran petir, memperlihatkan manifestasi roh serigala spiritual yang melingkupi seluruh tubuh.
Dengan kecepatan penuh, Wan Qu mengerahkan seluruh kekuatan pada satu serangan, dan kemudian,
“Woshhh!”
Mengangkat tangan kanan ke depan, Ling Tian melepaskan gelombang aura kian menggema ke arah Wan Qu, membuat seluruh ruang dalam radius lima meter sontak terkunci.
“Apa yang sebenarnya terjadi? Aku tidak bisa bergerak?” batin Wan Qu di dalam hati, dengan kedua mata terbelalak menatap Ling Tian yang memancarkan aura agung yang mendominasi.
“Pembantaian Hukum Ruang!”
“Sring… Sring… Sring…”
BWASHHHH
“Arghhh…”
Mengepalkan telapak tangan yang terbuka, ruang di sekitar Wan Qu seketika tercabik seperti teriris seribu pedang, membuat tubuh bos perampok yang terbelenggu sontak hancur berkeping-keping tanpa bisa berkata-kata.
Menapak tanah perlahan, aura agung yang Ling Tian keluarkan perlahan mulai menghilang, membuat lembah gunung yang dipenuhi hutan nan rindang kembali diselimuti akan kegelapan.
“Keugh… Uhukk… Uhukk…”
Mengeluarkan kekuatan maha dahsyat yang mampu mengguncang seluruh alam semesta, membuat Ling Tian sontak memuntahkan darah, dengan tubuh kehabisan tenaga dalam membuat Ia seketika berlutut kesakitan.
Meskipun mendapat peningkatan kekuatan secara singkat, namun Ling Tian juga mendapatkan serangan balik pada tubuhnya, membuat seluruh otot dan tulang seakan menjerit kesakitan, disertai seluruh merdian yang terasa bisa hancur kapan saja.
“Tidak ku sangka bos perampok itu sangat kuat, bahkan memiliki pemahaman tentang elemen petir yang mendalam. Kalau bukan karena warisan dewa ruang, dengan ranahku yang sekarang, mungkin aku sudah mati ditangannya,” batin Ling Tian di dalam hati sambil menyeka darah segar yang membasahi mulutnya, mengetahui kelemahan diri yang harus segera Ia perbaiki.
Menghampiri pohon besar untuk berteduh dari hujan petir yang menggelegar, Ling Tian duduk bersila dengan kedua tangan Ia letakkan di atas lutut, memulihkan tenaga dalam secara perlahan, tanpa Ling Tian sadari ada seekor burung gagak yang menatap dirinya dari atas pegunungan.
***
Setelah semalaman suntuk berkultivasi di alam liar, semburat mentari pagi kian memancar indah memenuhi penghujung cakrawala, memperlihatkan tetesan air yang tertinggal di atas dedaunan yang perlahan mengalir membasahi tanah.
Membuka kedua mata perlahan, Ling Tian menghembuskan napas ringan menggunakan teknik pernapasan.
“Tidak ku sangka akan menembus ranah Pemurnian Sumsum tingkat 3. Sepertinya kesialanku tadi malam juga membawa keberuntungan kepadaku,” gumam Ling Tian pelan sembari menatap telapak tangan yang terbuka.
Bangun dari tempatnya berada, Ling Tian menghampiri tubuh Wan Qu yang sudah tak bersisa, hanya meninggalkan cincin ruang yang tergenang di dalam air berlumpur.
Mengambil ruang penyimpanan milik Wan Qu, Ling Tian kemudian memasukkan kesadaran spiritual ke dalamnya, mencoba melihat semua benda yang tersimpan, menampakkan begitu banyak harta karun yang berharga.
“Sepertinya semua rampasan ada di dalam cincin ruang ini,” ucap Ling Tian singkat, kemudian mengeluarkan semua harta karun yang ada di dalam ruang penyimpanan sampai terlihat memenuhi dataran luas.
Membuka satu persatu peti yang tertutup rapat, Ling Tian mendapatkan berbagai bahan pemurnian pil tingkat tinggi, termasuk bahan pemurnian untuk membuat pil pemulih akar spiritual.
“Tidak ku sangka senior Ma bisa mendapatkan Anggrek Giok Ilahi berumur 10.000 tahun dan Akar Teratai Seribu Kelompok berumur 7000 tahun hanya dalam waktu 1 bulan, bahkan dikehidupanku sebelumnya kedua bahan pemurnian pil ini termasuk langka dan susah untuk di dapatkan, sepertinya aku harus memberikan hadiah terima kasih kepadanya,” kata Ling Tian seraya tersenyum simpul, menatap beberapa bahan pemurnian pil yang ada di dalam peti keemasan.
Tidak hanya bahan pemurnian pil, tampak berbagai senjata tingkat tinggi serta gulungan teknik bertarung yang belum pernah Ia lihat, membuat Ling Tian kian bersemangat, dan ketika Ia tengah memeriksa setiap harta yang ada di depan mata, samar-samar terdengar suara pergerakan dari belakang tumpukan harta, membuat Ling Tian seketika mengalihkan pandangan.
Menghampiri sumber suara dengan rasa penasaran, tampak binatang spiritual berbulu putih yang terkurung di dalam sangkar, meringkuk lemas dengan kalung besi pengekang yang mengitari lehernya.
“Bukankah ini anak rubah berekor sembilan? Kenapa dia bisa ada di tempat seperti ini?” pungkas Ling Tian kian tersentak setelah menemukan salah satu binatang spiritual yang keberadaannya sangat langka.
Ketika Ling Tian sedang memperhatikan rubah putih berekor satu, tampak binatang spiritual itu terbangun dari tidurnya, memperlihatkan sepasang pupil mata merah muda yang memikat.
Memandang dalam sepasang mata merah muda yang memancarkan tatapan sendu itu, membuat Ling Tian menghela napas pelan, kemudian membuka kurungan beserta kalung besi yang mengekang kekuatannya.
“Sekarang kamu sudah bebas, lain kali berhati-hatilah,” ucap Ling Tian seraya tersenyum cerah, memperlihatkan paras berseri dengan aura hangat yang mengitari dirinya.
Merasakan kehangatan itu, membuat rubah putih terdiam sesaat, sampai akhirnya Ling Tian berbalik arah membelakangi dirinya, memperlihatkan siluet seorang pendekar bela diri yang tak terkalahkan.
Setelah memasukkan kembali harta karun ke dalam ruang penyimpanan, Ling Tian pun bersiap untuk kembali ke pagoda sembilan tingkat melintasi hutan belantara.
Namun, baru beberapa ratus meter berlalu, langkah kaki itu seketika terhenti, lalu mengalihkan pandangan ke arah belakang, memperlihatkan rubuh putih yang terus mengikuti dirinya.
“Kenapa kamu terus mengikutiku?” tanya Ling Tian pelan, membuat rubah putih itu terdiam dengan pandangan sedikit tertunduk.
“Apa mungkin dia tidak memiliki tempat untuk pulang? Jikalau dilihat dari ukuran tubuhnya, rubah putih ini mungkin seumuran denganku. Sepertinya dia kebingungan karena di bawa ke tempat yang asing ini,” batin Ling Tian di dalam hati, menatap rubah putih beberapa saat, merasa iba dengan nasib rubah putih yang sering diburu oleh ras lain.
“Apa kamu mau ikut denganku?” tanya Ling Tian pelan, membuat rubah putih itu langsung mengangguk tanpa keraguan sedikitpun.
“Emp… Kalau begitu aku akan memanggilmu Xiou Bai, bagaimana?”
“Augg…” sambut rubah putih tampak senang, membuat Ling Tian tersenyum hangat.
Naik ke atas punggung Ling Tian, mereka pun kembali ke pagoda sembilan tingkat, kota bagian selatan tempat Ma Ron berada.
Ketika Ling Tian sampai di depan toko milik keluarga Ma itu, tampak banyak buruh bangunan tengah memperbaiki toko kecil yang sebelumnya porak pagoda, dengan Yu Huan tampak memberikan arahan kepada para pekerja dengan sangat antusias.
“Ahh… Tuan, kamu sudah kembali,” sapa Yu Huan yang sadar akan kehadiran Ling Tian, mencoba mencari perhatian.
“Apa senior Ma ada?”
“Senior Ma sedang beristirahat di kediaman belakang toko, apa perlu aku mengantar ke sana?” timpal Yu Huan seraya tersenyum lebar.
“Tidak perlu, kamu bereskan saja semua urusan yang ada di sini. Aku bisa menemui senior Ma sendiri,” balas Ling Tian dengan suara ketus, kemudian pergi meninggalkan Yu Huan.
Menatap Ling Tian dengan tatapan dendam, Yu Huan mengepalkan kedua tangan kuat menahan rasa malu yang Ia terima sebagai seorang budak, memikirkan segala cara untuk lepas dari kontrak perbudakan yang bisa membunuh dirinya.
***
up lagi
nantikan update selanjutnya..
gasssske thorrrr 👍
pokoknya Badas
semangat..