Rere Anita, sungguh tidak menyangka kalau sang suami yang selama ini mengaku lemah syahwat ternyata memiliki selingkuhan dan anak yang sudah besar.
Mendapati fakta itu membuat Rere sakit hati karna uangnya telah banyak habis untuk menyembuhkan Sang suami yang mengaku lemah syahwat itu.
Hingga Rere mencari sosok pria bayaran yang harus bisa membantu dirinya balas dendam, dengan kekayaan Rere sebagai pancingan.
"Aku hanya membutuhkan pria m0k0nd0 saja, karna hanya untuk memuaskan aku dalam hal ranjang dan haus dahaga akan pengkhianatan suamiku." ucap Rere dengan sangat angkuh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Madumanis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 19
~POV Rere
Ntah mengapa mendengar jika Galih tidak menemani aku tidur malam ini membuat perasaanku yang sudah tenang tadi kembali sedih. Padahal berada di dekat Galih membuat aku menjadi sangat senang serta damai.
“Kau mau membiarkan aku sendiri disini?” Tanyaku mengulang pertanyaan lagi.
Terlihat wajah Galih bingung, tapi tidak lama karena ia segera meraih tanganku untuk ia genggam erat. “Karena aku tidak mau_”
“Temani aku malam ini, aku tidak mungkin tidur ditempat asing sepanjang malam tanpamu.” Selaku, bahkan aku tidak malu telah meminta hal seperti itu pada Galih.
Aku langsung berbalik badan karena malu dengan ekspresi wajahku sendiri, terlihat sekali aku tergila-gila untuk ditemani bukan. “Tapi aku sibuk,” Itulah yang Galih katakan disaat aku sendiri sudah menurunkan gengsiku.
Seketika aku kembali menatap ke arah Galih, pria itu bersedekap didada menatapku. “Kau mau membayarku berapa untuk menemani malam ini?” Tanyanya, tapi ekspresi wajah Galih seperti menantang bukan mengejek.
“Berapapun akan aku beri nanti, kau jangan meragukan aku.” Jawabku cepat, disaat itulah Galih tertawa kecil. Perlahan ia berjalan mendekati aku, tidak tahu apa tujuannya tapi perlahan aku jadi ikut berjalan mundur.
Tatapan mata Galih jauh sempurna padaku sangat tajam tapi terdapat penuh damba disana. “Tidak perlu bayar aku, Rere. Dengan senang hati aku akan menemani dirimu,” Katanya.
Tubuhku terbentur tembok, bukan karena didorong oleh Galih melainkan aku sudah terjebak di dinding itu. Tiba-tiba saja kedua tangan Galih langsung memenjarakan aku hingga aku sangat dekat dengannya.
“Berjanjilah padaku jika kau tidak akan menangisi pria tidak berguna itu,” Pintanya padaku.
Galih mendekatkan bibirnya pada bibirku, sekalipun mataku terpejam tapi tidak bohong sebenarnya aku sangat menantikan lumatan bibir lembut darinya. Tapi, mengapa tidak kunjung datang hingga aku membuka kedua mataku kembali.
CUP
Disaat mataku terbuka disaat itulah Galih mengecup bibirku, hingga aku menjadi seakan lemas tidak berdaya. “Jangan pejamkan matamu, Sayang. Tatap aku, setidaknya aku jadi tahu bukan.. Seperti apa ekspresi matamu merasakan kecupanku.” Katanya, Galih benar-benar gagah sekali setelah mengatakan itu.
Tubuh Galih memang sangat tegap, ia melumat bibirku harus sedikit menundukkan kepalanya. Pergerakan bibirnya sangat lembut tapi seakan menghisap bibirku, aku sangat menikmati semua ini.
“Emm.. Galih..” Aku memukul dadanya karena merasakan sesak, barulah pagutan bibir tadi terlepas.
Kami saling menatap satu sama lain dengan napas terengah-engah, tidak tahu mengapa malam ini aku menginginkan sentuhan Galih lagi. Bukan karena rasa sakit hati yang membuatku menjadi hilang akal, melainkan aku ingin Galih menyentuhku lagi.
Tanganku menarik lengan Galih, lalu aku membawanya untuk duduk disofa. Galih pasrah saja akan semua hal yang ingin aku lakukan, tapi tatapan matanya menjadi membuatku semakin gugup.
“Lakukan saja hal yang kau suka, Baby. Malam ini dan seterusnya aku milikmu,” Ucap Galih dengan tangan yang sibuk membuka kancing kemejanya sendiri satu persatu.
Aku melepaskan cardigan yang dikenakan, lalu menjatuhkan dilantai. Memakai dress membuatku lebih mudah melakukan banyak hal bersama Galih malam ini. Tapi, disaat aku ingin duduk dipangkuan Galih malah merasakan sesuatu yang sakit diperutku.
“Aduhh..” Lirih ku, tanganku spontan memegang perut. Dan itu masih diperhatikan oleh Galih, karna aku memegang perutku yang tiba-tiba saja melilit.
“Kau baik-baik saja, Baby?” Tanyanya, ia juga memegang perutku, karena tiba-tiba saja wajahku pucat sepertinya. “Kau pucat, astaga!” Galih panik.
Perutku sangat sakit sampai aku terduduk disebelah Galih, rasanya sangat sakit. Aku teringat dengan sesuatu hal, dari pagi sampai malam ini aku tidak ada makan sedikitpun. Kemungkinan asam lambung yang aku miliki kambuh, astaga mengapa aku bisa melupakan hal sepenting itu.
“Katakan, sakitnya seperti apa?” Ayolah ekspresi wajah Galih menanyakan itu sangat lucu bagiku.
Padahal sudah jelas segala hal panas yang akan terjadi gagal sudah karena ulah perutku ini. Tapi, Galih tidak marah sama sekali malah terlihat panik melihatku kesakitan.
“Mungkin asam lambung yang aku miliki kumat, Galih. Karna aku tidak ada makan dari pagi sampai saat ini, hal itu_”
“Apa! Kau tidak ada makan dari pagi tadi?!” Bahkan Galih sampai terkejut sekali mendengar itu, ia menatapku sangat penuh amarah. “Bagaimana bisa kau menyakiti dirimu seperti itu, Rere?”
Padahal hal-hal seperti ini sering aku lakukan disaat banyaknya pekerjaan. Tapi, ntah mengapa melihat tatapan kecewa serta amarah dari Galih membuatku menjadi merasa bersalah.
“Tunggu disini, aku akan beli makanan untukmu.” Ucap Galih, ia bangkit dari duduknya untuk membakar kemejanya kembali.
Aku terus menatap pria tampan itu, tidak pernah sekalipun Saka khawatir seperti itu disaat melihatku sakit seperti ini.
“Maafkan aku..” Ucapku.
“Kenapa kau meminta maaf?”
“Karenaku.. Semua adegan panas tidak terjadi, semua hasrat yang sudah bangkit tidak terja_”
“Rere Anita.. Aku bukanlah pria yang gila kawin seperti suamimu, lagian bersamamu bukan hanya ingin kawin melainkan banyak hal yang menjadikan alasan terkuat untuk aku selalu bersamamu.” Selanya, Galih mengatakan kata-kata itu dengan tatapan mata tanpa kedip sedikitpun padaku.
Sampai-sampai aku tidak bisa merespon apapun. “Bisa dikatakan, mungkin saja aku suka padamu.” Sambungnya, pria itu berlalu pergi untuk mencari obat serta makanan untukku.
Kepergian Galih langsung membuatku termenung, tidak pernah aku mendengar kata-kata setegas itu dari pria yang dilontarkan untukku. Sebenarnya banyak pria yang mendekati aku, tapi semuanya hanya seperti Saka yang menginginkan harta keluargaku. Tapi, tidak pernah aku bertemu pria seperti Galih yang tidak memperdulikan itu.
Galih terus menatapku, dia menemukan kerapuhan yang aku miliki. Bukan menemukan aku versi kaya yang selalu saja sok kuat setiap harinya. Ntah mengapa, aku merasa.. Jika Galih juga merupakan sosok yang berbeda.
“Kau semakin membuatku penasaran, Galih..”
~POV Rere End
Tiba-tiba saja Rere tersadar jika ia meninggalkan ponselnya di bangku taman halaman samping. Bagaimana bisa Rere lupa dengan semua itu, untungnya tidak ada hal yang mengkhawatirkan jika benda pipih milknya ditemukan oleh Saka.
Sementara itu disisi Mansion keluarga Anita ada Saka yang menemukan ponsel Rere di bangku Taman halaman samping. Ia baru saja menghubungi Rere untuk tahu dimana wanita itu sebenarnya berada.
“Dia meninggalkan ponselnya?” Tidak pernah Saka melihat Rere se ceroboh ini sebelumnya.
Sangat aneh bagi Saka seorang Rere melupakan benda pentingnya sendiri. “Wanita bodoh itu sebenarnya pergi kemana?” Kalau sudah begini Saka akan bingung sendiri mencari tahu keberadaan sang istri pertama yang baik hati tersebut.