NovelToon NovelToon
Mythic Miracles

Mythic Miracles

Status: tamat
Genre:Fantasi / Sci-Fi / Tamat / Spiritual / Teen School/College / Kelahiran kembali menjadi kuat
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Dee Jhon

Kisah sekelompok anak muda yang ingin hidup sesuai dengan keinginan mereka karena di beri kesempatan kedua. Mereka pernah meninggal dan hidup kembali secara ajaib sehingga mereka sangat ingin menikmati hidup mereka.

Namun tanpa mereka sadari sebuah bencana besar sedang mengintai dunia dan pada akhirnya mengancam semua makhluk hidup di dunia. Untuk mempertahankan kehidupan kedua mereka, sekelompok anak muda itu berjuang untuk mengembalikan dunia seperti sedia kala dengan keajaiban yang mereka miliki.

mohon dukungan komen dan like nya ya kalau suka, thanks

Prinsip mereka hanya satu. "Kita tidak tahu sampai kapan keajaiban ini akan mempetahankan hidup kita, sampai saat itu tiba kita akan bersenang senang dan melakukan apa saja yang kita inginkan, tidak ada yang bisa menghalagi kita, apapun itu, jadi jangan coba coba,,"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dee Jhon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 22

Sementara itu, samudra pasifik, sebuah kapal perang mengambang dari kejauhan di dekat posisi bola hitam yang terlihat lebih tinggi dari sebelumnya, seorang panglima perang berseragam lengkap dengan pangkatnya, berdiri di anjungan dan menggunakan teropong untuk melihat kondisi bola hitam bercahaya yang seperti gerhana di depannya melalui kaca jendela, seorang pria paruh baya berpakaian seperti dokter mendekati dirinya, sang panglima memberikan teropongnya kepada sang dokter,

“Sepertinya benda itu sudah lebih tinggi lima meter dari minggu lalu, kita bisa mengukurnya menggunakan drone dari dalam air,” ujar sang dokter.

“Sudah tahu kira kira benda apa itu prof ?” tanya sang jendral,

“Belum, kita masih belum tahu karena kita tidak bisa mendekat, selain menggunakan drone di dalam air,” jawab sang dokter.

“Hmm....benar benar fenomena yang aneh,” ujar sang jendral.

“Lihat jendral terjadi sesuatu,” ujar sang dokter tiba tiba.

Sang dokter memberikan teropong pada sang jendral dan dia menggunakan teropong miliknya sendiri, keduanya melihat bola hitam itu mengeluarkan cahaya dari dalamnya,

“A..pa itu ?” tanya sang jendral.

Beberapa makhluk terbang keluar dari dalam bola cahaya, wujudnya nampak seperti burung purba pterosaurus yang sangat besar dan berwarna merah, “kieeeeeeek,” terdengar suara lengkingan para pterosaurus itu dari kejauhan. Sang jendral langsung berlari keluar dari anjungan menuju ke dek di ikuti oleh sang dokter di belakangnya, “swoooosh,” salah satu burung purba besar itu melewati kapal perang sehingga kapal perang di lewati bayangan. Sang jendral dan sang dokter memegang kepala mereka agar rambut mereka tidak berantakan, mereka berbalik melihat burung purba pterosaurus yang sangat besar melewati mereka tepat di atas mereka.

“Cepat hubungi pusat, mereka menuju daratan,” teriak sang jendral kepada prajuritnya.

“Siap jendral,” teriak prajurit yang kemudian berlari ke dalam.

“Luar...biasa,” gumam sang dokter tertegun.

Sang jendral menoleh ke sekeliling melihat burung burung terbang purba yang mirip sekali dengan naga berterbangan ke segala arah,

“Invasi mereka di mulai,” ujar sang jendral dengan wajah yang sangat khawatir.

******

Sementara itu, di sekolah, “klek,” Rio menutup kembali pintunya setelah Sarah, Alex, Lina, Jay dan Tania keluar dari ruangan,

“Akhirnya selesai juga,” ujar Tania.

“Hehe seru ya, kita di omelin sama sama,” balas Sarah.

“Pala lo seru, malu tau,” balas Lina.

“Udah sih, yang penting kita udah ngomong yang sebenernya,” ujar Rio.

“Makasih udah belain gue,” ujar Jay yang berbicara menggunakan tablet.

“Sekarang mau ngapain nih, udah pada masuk ke kelas, gue sih rada males,” ujar Alex sambil membetulkan bandonya di rambut nya yang berantakan.

“Ke kelas aja deh yu,” ajak Tania.

“Gue juga sebenernya males, Rio bolos yu,” ajak Sarah sambil merangkul lengan Rio.

“Sejak ketemu lo, sekolah gue jadi ga beres nih, melanggar nomor 7 yang isinya pergi ke sekolah dan belajar di sekolah,” ujar Rio.

“Aaah...lo udah genapi semua kan, kecuali jadi astronot,” balas Sarah.

“Kalo ga sekolah, gimana gue bisa jadi astronot,” balas Rio.

“Lo kan udah genepin yang nomor 8, nyari temen di sekolah, nah sekarang temen temen lo mau pada bolos,” ujar Sarah.

“Kok lo hapal sih ?” tanya Rio bingung.

“Jelas lah, semua keinginan laki gue, gue hapal,” balas Sarah.

“Sejak kapan lo jadi bini gue ?” tanya Rio.

“Sejak di atas lo rangkul gue hehehe, udah terima aja, gue ga terima penolakan,” jawab Sarah.

“Oh ok,” balas Rio.

“Buset, gampang amat,” balas Alex.

“Hehehehe, mereka lucu,” balas Tania.

“Udeh sih, yang penting sekarang ngapain, gue juga rada males mau masuk, bentar lagi pada pulang kan, tadi kita kelamaan di interogasi di ruang bk sekaligus di hukum,” balas Lina.

“Bener tanggung, bolos aja,” ujar Jay menggunakan tablet.

“Um gue belum pernah bolos hehe,” ujar Tania.

“Sekali kali, ayo deh, ke lantai tiga aja, lab komputer, di sana aman,” ajak Alex sambil menggandeng Tania.

Mereka langsung menuju ke lantai tiga secara diam diam dan masuk ke dalam lab komputer, setelah menutup pintunya, “grrrrrrk,” gedung sekolah bergetar hebat seperti terkena gempa, Tania langsung berpegangan kepada Alex dan Sarah langsung berpegangan kepada Rio, sementara Jay langsung mengangkat Lina dan menggendongnya,

“Ada...apa ini ?” tanya Rio.

“Entahlah....yang pasti....ini aneh,” jawab Alex.

Tiba tiba mereka melihat bayangan besar di jendela, ke enamnya langsung berlari ke jendela dan melihat seekor burung purba mendarat di halaman parkir mobil yang luas di depan sekolah, “krieeeeeeek,” burung itu meraung kencang,

“Huh ? wyvern ? di sini ada wyvern ?” tanya Alex kaget.

“Wyvern ? apa itu ?” tanya Rio.

“Varian dari ras naga yang terkecil....kita harus bunuh wyvern itu sebelum menyerang manusia,” ujar Alex.

“Hah...yang bener aja lo, gimana caranya gede gitu,” ujar Rio.

“Udah cepet,”

Alex membuka jendelanya, dia langsung melompat keluar dari jendela, Rio yang melihatnya langusng menyusul melompat keluar bersama Sarah yang duduk di pundaknya. Jay yang menggendong Lina juga melompat keluar di ikuti oleh Tania yang melayang keluar jendela. Mereka mendarat di tanah dan langsung berlari ke tempat parkir, “drap...drap....kieeeeeeek,” wyvern yang melihat mereka langsung berbalik dan meraung, “groaaaaar,” Jay membuka mulutnya membalas raungan wyvern.

“Swossssh,” wyvern itu memutar dan mengibas mereka menggunakan ekornya yang panjang, “blam,” “psssssh,” Rio menangkap ekornya dengan kedua tangannya dan lengannya langsung merekah membesar mengeluarkan uap. “Kieeeeeeek,” wyvern menoleh dan meraung kemudian membuka mulutnya, “blaaaz,” api keluar dari mulutnya tepat mengenai Rio yang memegang ekornya,

“Rio,” teriak Sarah yang melompat menjauh.

‘Tenang Sar, dia tidak apa apa,” ujar Lina yang di gendong Jay yang melompat sambil menunjuk ke bawah.

Setelah asap menghilang, terlihat Rio masih berdiri di depan wyvern dan tidak melepaskan ekornya, namun seragamnya hangus terbakar menyisakan separuh celananya, “crak...crak,” tubuh Rio membesar,

“Grrrrr lo tau ga seragam gue tinggal satu...rrraaaah,”

Rio mengangkat ekor sang wyvern sampai seluruh tubuhnya terangkat dan “blaaar,” dia membanting naga besar itu ke belakang sampai terlentang. Dua tangan bayangan besar langsung menekan tubuh wyvern yang terlentang,

“Oi serang serang,” teriak Alex yang menahan tubuh wyvern di tanah.

Sarah berlari kencang dan menaiki pundak Rio kemudian melontarkan dirinya bersalto di udara, kedua tangannya berubah menjadi cakar dan dua buah pedang panjang keluar di tangannya, “srrring,” Sarah memutar kedua pedanganya sambil bersalto dan memutuskan kedua sayap wyvern. “Kreaaaaaaak,” wyvern meraung kesakitan, kepalanya naik dan mulutnya terbuka lagi untuk menembak, tapi belum sempat dia menembak, “blam,” Jay mendarat di paruhnya dan dengan cakarnya dia melukai kedua mata wyvern kemudian bersalto kembali.

Melihat banyak orang di gedung sekolah yang melihat jalannya pertarungan, Tania melayang turun dan merentangkan tangannya, sebuah kubah berbentuk setengah lingkaran yang transparan menutupi seluruh area sehingga para penonton tidak bisa melihat jalannya pertarungan.

“Woi cepet bunuh,” teriak Alex.

“Ayo gue tahan nih,” tambah Rio yang menahan ekor wyvern.

“Gimana caranya,” teriak Sarah.

“Susah,” ujar Jay yang sempat mengetik di tabletnya.

“Lina, serang,” teriak Tania yang merentangkan tangannya.

“Eh gue ?” tanya Lina.

“Iya, elo, pakai petir lo masukin ke mulut dia,” teriak Alex.

“Cepet,” teriak Rio.

Jay melompat lagi ke paruh wyvern yang terus memberontak, Alex mengeluarkan ratusan tentakel dari punggungnya untuk mengikat kepala wyvern sampai tidak bergerak dan menahan tubuh wyvern tetap di tanah dengan dua tangan bayangan besar nya, Jay langsung membuka paksa paruhnya, “psssh,” otot otot lengan Rio mengeluarkan uap asap, kemudian Rio menebas ekor wyvern menggunakan tangannya sampai putus lalu melompat dan “blam,” Rio mendarat kencang di tubuh wyvern, dia berlari membantu Jay memegangi paruhnya. Lina terlihat bingung dan ketakutan, akhirnya Sarah menyambar dirinya dan berlari ke mulut wyvern, Sarah melompati kepalanya sambil menghadapkan Lina ke bawah,

“Tembak Lin,” teriak Sarah.

“I..iya,”

Lina menembakkan bola listriknya ke dalam tubuh wyvern dari atas dan “crrrt...crrrrt....blarrr,” tubuh wyvern langsung di aliri listrik kemudian meledak berkeping keping dan darah berikut lendir langsung membasahi ke enamnya.

“Me..menang,” ujar Rio.

“Yessss....menang,” teriak Alex.

“Wuaaaa baju gue,” ujar Sarah yang melihat baju dan dirinya penuh warna merah berlendir.

“Kerja bagus Lina,” ujar Jay menggunakan tabletnya yang merah dan berlendir.

“Hahaha seru, seperti dongeng,” ujar Tania yang masih merentangkan tangannya.

Sarah menaruh Lina di tanah kemudian dia terhuyung huyung, “hup,” Rio menangkap Sarah yang lemas dan menggendongnya. “Blugh,” Lina jatuh terduduk dan tubuhnya langsung gemetar hebat, mulutnya menganga dan wajahnya terlihat sangat ketakutan di balik warna merah yang menyelimuti dirinya. “Tap,” pundak Lina di pegang oleh seseorang, dia menoleh melihat Jay mengacungkan ibu jarinya dengan wajahnya yang datar.

“Hik...hik...huaaaaaa,” Lina langsung memeluk Jay di sebelahnya dan menangis tersedu sedu.

Jay yang agak bungkuk, jongkok kemudian memeluk Lina, sementara itu Alex berlari menghampiri Tania,

“Kita harus pergi nih,” ujar Alex.

“Ok, tolong gendong aku, aku tidak bisa menurunkan tangan ku, kalau tidak kita jadi pusat perhatian,” ujar Tania.

Alex memberi kode kepada semuanya, Rio yang menggendong Sarah menggunakan kedua tangannya langsung berlari ke arah gerbang, sementara Jay yang menggendong Lina yang gemetaran di punggungnya juga ikut berlari mengikuti Rio, di susul oleh Alex yang menggendong dan mengangka Tania yang masih menghadap ke belakang dengan tangan terentang dari depan berada di bealakang yang lain. Kubah transparan pun bergeser mengikuti Tania yang pergi dan menutupi Rio juga lainnya yang berada di depan.

“Oi apa itu ?” teriak seseorang di dalam gedung.

Seluruh jendela gedung sekolah langsung di penuhi orang, mereka melihat bangkai wyvern yang tiba tiba muncul dan berserakan kemana mana. Sementara itu, Alex yang sudah berada di sebelah Rio dan Jay,

“Kita kemana ?” tanya Alex.

“Rumah gue, cepet,” jawab Rio.,

Jay mengangguk, mereka terus berlari tanpa henti menuju ke komplek rumah Rio tanpa terlihat siapapun karena berada di dalam kubah yang di buat oleh Tania.

1
☆☆D☆☆♡♡B☆☆♡♡
👍👍👍🙏
☆☆D☆☆♡♡B☆☆♡♡
mangat 💪💪💪🙏
☆☆D☆☆♡♡B☆☆♡♡: dukung terus ya karya saya😁biar seru
DEE GUNZ: Siap makasih
total 2 replies
☆☆D☆☆♡♡B☆☆♡♡
bagus semangat ya😁👍🙏
☆☆D☆☆♡♡B☆☆♡♡: wih hebat makin semangat up🤣😊😇
DEE GUNZ: siap kak
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!