Karena mabuk, Viona, wanita yang sudah memiliki suami itu melakukan cinta satu malam dengan pria tampan dengan sejuta pesona.
Viona, wanita berusia 25 tahun itu merasakan kejenuhan dalam rumah tangganya, awalnya hubungan dia dan suaminya begitu mesra dan harmonis namun tiba-tiba suaminya berubah menjadi sedikit tempramen dan jarang pulang, apalagi sudah dua tahun mereka tidak pernah melakukan hubungan suami istri lagi, tentu saja Viona sangat tersiksa dalam hubungan yang jenuh seperti ini.
Namun, malam itu malah mengubah segalanya, dia seperti tersesat dan tak tau arah jalan untuk kembali, dengan pesona pria yang bernama Daniel Gilbert.
"Lupakan tentang semalam, anggap saja tidak terjadi apa-apa. Aku sudah memiliki suami."_ Viona Maharani.
"Itu pertama bagiku, karena itu kamu tidak bisa menyuruhku seenaknya untuk melupakan apa yang terjadi pada kita."_ Daniel Gilbert.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siapa Dia?
"Tapi kenapa kamu tertarik sama Laundry Qu? Kamu tau kan penghasilannya berapa? Paling juga menurut kamu kecil banget." tanya Sandra kepada Daniel. Dia menatap Daniel dengan tatapan penuh keheranan.
Tidak mungkin kan Daniel bilang karena bukan tertarik pada laundrynya tapi pegawainya, ya karena disitu ada Viona. Dia tidak ingin Viona sedih karena dia tau dari Andrian kalau Viona sudah lama sekali bekerja disana, apalagi Viona dekat sekali dengan keluarga Sandra.
"Emm... aku hanya ingin memiliki bisnis dengan uang aku sendiri." jawab Daniel, matanya tak bisa diajak kompromi, masih saja ingin memperhatikan Viona.
Viona malah sibuk memainkan minumannya, memutar-mutar minuman didalam gelas itu dengan sedotan. Dia ingin mencoba berusaha untuk bersikap tenang.
"Nanti kamu bisa bertemu Viona buat mengetahui laporan keuangan Laundry Qu perharinya." ucap Sandra kepada Daniel.
"Hmm... oh boleh juga." Daniel tersenyum manis.
Senyumnya itu... mampu melelehkan es batu yang sudah lama membeku, terlalu manis, melebihi manisnya madu, pokoknya bikin kelepek-klepek jika ada wanita yang melihatnya.
Mengapa harus ada makhluk sesempurna ini, malah makhluk sempurna itu telah berhasil membawa Viona terbang tinggi, membuatnya sulit untuk melupakan apa yang telah terjadi malam itu.
Ingin marah, tapi tidak tega memarahinya, apalagi setelah mengingat semuanya, ternyata Viona lah yang memulai, walaupun dia dalam keadaan mabuk.
Tapi kan dia tidak mabuk? Dia pria normal, tidak mungkin ada yang tahan lelaki di dalam situasi seperti itu, kalau ada paling juga itu di dunia dongeng.
"Kapan nih kalian nikah?" Daniel menggoda Sandra dan Andrian.
"Gue sih udah siap, tapi Sandranya yang belum." jawab Andrian.
"Ishh... bukannya gak siap. Tapi nunggu satu tahun lagi lah biar aku bisa ngumpulin uang dulu buat biayanya."
"Dan, lu kan tinggal lama di Belanda. Pasti gaya lu bebas ya kalau pacaran?" tanya Andrian sambil mengangkat kedua alisnya.
Daniel malah terkekeh "Gue gak pernah pacaran. Pernah mau nyoba buat pacaran tapi gak tau kenapa gak semangat aja."
Daniel gak pernah pacaran? Viona tidak mempercayainya. Mana ada pria setampan Daniel tidak pernah pacaran, padahal banyak sekali yang ingin menjadi kekasihnya.
Andrian tertawa kecil, "Wah seorang Daniel gak pernah pacaran. Berarti masih perjaka dong ya?"
Daniel menjadi salah tingkah di tanya seperti itu, apalagi Viona.
Sandra mencubit kembali paha Andrian. "Ish ngapain nanya-nanya yang kayak gitu."
"Ini tuh untuk meluruskan aja kan di Grup WA para cewek-cewek sering membicarakan Daniel dan mengira Daniel ini Casanova."
Daniel tertawa kecil, "Ya nggak lah, gue bukan Casanova."
Bukan Casanova? Terus siapa yang main meniduri aku begitu saja dengan berbagai macam gaya?
Apalagi gaya cicak didinding itu rasanya luar biasa, eh bukan itu yang ingin Viona bahas tapi maksudnya mengapa Daniel bisa tau banget gaya semacam itu.
Viona menatap geram pada Daniel.
Tanpa di duga Daniel balik menatapnya sambil tersenyum. Viona segera mengalihkan pandangannya ke arah lain.
Andrian melirik jam tangan, "Sudah sore banget ternyata, aku dan Sandra harus pulang duluan ya." pamit Andrian pada Daniel dan Viona.
Viona terkejut mendengarnya,mengapa mereka tega sekali meninggalkan dia , masa dia harus berduaan sama Daniel.
"Tapi Viona bagaimana?" tanya Sandra. Dia takut Viona jadi santapan Daniel lagi.
"Ya ampun, Viona udah gede kan ya Vi?" tanya Andrian pada Viona.
Viona pura-pura baik-baik saja, "Oh iya, gak apa-apa."
Padahal dalam hati menjerit OH NO JANGAN PERGI KALIAN!
"Ya udah Vi, aku duluan pulang ya." Sandra melambaikan tangannya pada Viona, kedua sahabat itu saling melambaikan tangan dengan begitu berat hati seakan meninggalkan Viona yang sedang berada di area medan tempur. Sandra dan kekasihnya pun berlalu.
Sekarang tinggal hanya ada Daniel dan Viona disana, Viona pura-pura memainkan ponselnya. Dia teringat dengan Satria yang pasti udah pulang kalau jam segini, secara melihat Daniel sudah pulang, kan jam kerja mereka lebih cepat dari Laundry tempat Viona bekerja.
Viona lebih baik meminta Satria untuk menjemputnya saja, dia mengirim pesan pada suaminya.
[Mas, bisa jemput aku gak?]
Namun belum ada balasan.
"Emm... Daniel, aku pulang duluan ya. Suami aku mau jemput aku." pamit Viona, tanpa mau menatap Daniel. Dia takut dia semakin tersesat jika terus bersama Daniel.
Daniel hanya menganggukkan kepala. Entah mengapa dia kecewa mendengar ucapan Viona. Padahal wajar kan Viona di jemput oleh suaminya.
Viona segera pergi, dia ke halte bis, menunggu bis lewat, rupanya penuh sekali disana sampai Viona berdiri di luar halte bis.
Viona mengecek ponselnya kembali, ternyata pesannya tidak di read sama sekali oleh Satria.
Namun tiba-tiba turun hujan, Viona tidak kebagian tempat untuk berteduh, dia celingak celinguk mencari tempat untuk berteduh disekitar sana, rupanya tidak ada.
Aish... kenapa hari ini nasibku sial sekali.
Viona terpaksa membiarkan air hujan membahasi dirinya, namun dia kaget begitu menyadari bajunya tidak basah sama sekali, dia menengadah ke atas, dia tertegun rupanya ada yang memayunginya.
Siapa dia?
Viona membalikan badan, matanya membulat begitu melihat siapa yang memayunginya.
...****************...
Visual Viona
...****************...