Emily, 25 tahun. Dia harus terjebak diantara permintaan bos nya untuk bisa diterima menjadi sekretaris di PT Dinar Sastra.
Satria,35 tahun . Pimpinan yg dikenal dingin dan jutek itu memiliki kepribadian unik. Tempramental dan manja seperti layaknya bayi .
Namun, siapa sangka seiring berjalannya waktu bersama mereka berdua menumbuh kan rasa cinta tetapi bagaimana status Satria yg masih memiliki istri ?,Bisakah mereka bersatu diantara kecaman keluarga mereka..?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lulu Berlian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Satria tersenyum miring .Tinggal bersama..?"
Memang ibu yakin menantu kesayangan nya itu ingin tinggal bersama lagi ??"
"Kamu ngomong apa sih?? Istri mana yg gak seneng di perhatiin suaminya saat lagi hamil."
"Bahkan Satria saja lupa kapan terakhir kali kita berhubungan , karena memang selama ini menantu kesayangan ibu itu jarang ada di rumah .Masih yakin itu cucu ibu ??"
"Jaga ucapan kamu ya ! Ibu tidak mendidik kamu menjadi pria yg pengecut "
Satria terkekeh ,saat ini jiwanya sungguh cape semua yg ia katakan tidak pernah ada yg mengerti .Sudah berapa kali sebelum ini pun ingin merangkai kembali rumah tangganya yg berantakan .Tetapi pria itu memilih pria lain ,wajar saja jarang ada di rumah.
"Satria cape Bu , telepon keluarganya saja untuk temenin dia .."
Sang Ibu segera menarik lengan putranya .
"Mau kemana kamu ??"
"Satria ingin pulang, Bu . Capek..bahkan Satria belum makan. "
"Diam di sini dan jangan kemana-mana biar ibu telepon bibi Shanum untuk membawa makanan ke sini."
"Tidak bisa ..dia tidak bisa keluar dari rumah "
Kening Bu Andin mengerut mendapati wajah sang putra yg langsung tampak serius menolak .
"Kenapa ??"
"Karena Bibi Shanum sedang menjaga Emily."
"Ya Tuhan ,gadis yg tidak tau asal usulnya itu ? Ibu tidak perduli dan ibu akan telepon."
"Jika ibu telepon Bibi Shanum , Satria pastikan akan meninggalkan rumah sakit."
Gerakan tangan Bu Andin terhenti ketika mendapati peringatan serius dari sang putra.
Ini adalah kali pertamanya Satria mengeluarkan ultimatum untuknya .
"Kamu mengancam ibu ??"
"Satria tidak perduli, itu ancaman atau apapun. Tapi yg jelas Bibi Shanum harus tetap di rumah."
Tidak ada lagi adu mulut di antara ibu dan anak itu , suasana menjadi tenang kini di rumah sakit hanya ada Satria setelah sopir pribadi menjemput Bu Andin .
Satria menatap jengah sosok wanita yg sedang terbaring di ranjang rumah sakit , benar-benar sangat bagus .Pikirnya..
"Padahal tidak suka ikan "
Ibunya mungkin lupa sekarang ,bekal makan malam itu terisi tumis ikan pedesan ,ayam krispi dan makanan rumahan lainnya dan ada tahu tempe lengkap .
Setelah menikah ia merasakan perhatian semua orang telah hilang ,ia merindukan dirinya yg dulu hingga sekarang membentuk karakter Satria yg dingin dan acuh bahkan di sebut bermulut pedas dari sebagian orang.
Pernikahan dengan Catrine tidaklah sebentar, mereka menikah selama enam tahun .Di tahun tahun pertama ia masih sabar menghadapi karakter istrinya yg ternyata sangat jauh dari yg di ceritakan .
Dia juga seorang pria yang membutuhkan belaian dan kasih sayang dari seorang wanita. Tapi selama itu pula Catrine benar-benar sibuk dengan dunianya.
Yg publik tau mereka pasangan yg sangat serasi karena setiap ada acara selalu bersama .Padahal Satria sudah benar-benar muak ,ia harus pura-pura tersenyum ketika ada kamera yg menyoroti nya saja.
"Mas.."
Satria menoleh ke arah sumber suara ,wanita yg berada di ranjang rumah sakit itu menggeliat .
"Mas..aku haus..!"
Satria masih tidak perduli ,ia memilih untuk menghabiskan menu makan malamnya yg sudah tidak bisa di bilang malam lagi.
"Mas ." Panggil Catrine lagi dengan suara kesal .
"Kamu tidak tau saya sedang makan ..?"
Catrine menghembuskan napas kesal ,susah payah coba bangun dari posisinya saat ini .Untung saja di meja nakas sudah terisi gelas serta airnya .
"Itu air minum saya ."
"Uhuk..." Catrine tersedak segera mengelap bibirnya.
"Kenapa ?? Jijik ya minum bekas saya ??"
Hilang sudah selera makannya ,masih banyak nasi yg tersisa ia satukan ke dalam box makan yg berisi lauk lalu menutup nya dengan rapat.
"Bu ..Bukan gitu Mas ,cuman sedikit terkejut aja .."
Satria tidak merespon ia meraih gelas bersih di meja khusus penunggu .
"Itu bukan punya saya dari tadi baru sekarang minum .."
Satria mengangkat dengan enteng gelas minumnya .Catrine terlihat memerah merasa telah di permainkan oleh suaminya.
"Trus kata dokter anak kita gimana ..?"
"Itu anakmu ,,bukan anak saya ..!Tanya sendiri ketika dokter berkunjung nanti."
Satria memencet tombol emergency sesuai arahan suster untuk memberi tau mereka ketika pasien sadar atau ketika membutuhkan bantuan lainnya .
"Selamat malam Bu ,gimana sekayrasanya apa masih keram ??"
Catrine menggeleng pelan "Sudah tidak.."
"Syukur jika begitu ,tolong lebih di jaga lagi kehamilannya ya .Harus banyak makanan yg bergizi untuk sekarang jauhi dulu makanan instan dan hindari stress berlebih ya Bu ..!"
Catrine menatap suaminya penuh arti ,tapi rupanya Satria lebih asyik bermain dengan ponselnya.
"Oh ,,iya terima kasih sarannya."
"Iya Bu , sama-sama .Kami permisi dulu.."
Catrine mengangguk melihat kepergian sang dokter ada rasa bersalah yg ia rasakan pada anak yg sedang di kandung nya .Mungkin memang benar kali ini dirinya tidak pernah memperhatikan janinnya .Ah ralat ,memang dari awal tidak pernah mengkhawatirkan nya bahkan memeriksa kandungan pun hanya sekali .
"Mas ..tadi denger kan kata dokter ,aku gak boleh stress ,jadi bisakah Mas cabut gugatan cerai itu ke pengadilan.?"
Satria menoleh , wajahnya terlihat sangat muak sekali .
"Berapa duit yg kamu inginkan untuk saat ini?? Bukankah cuman harta saja tujuan pernikahan kita ..?"
"Mas kamu jangan keterlaluan."
"Memang itu kenyataan nya Catrine ,kamu dan selingkuhanmu itu berusaha mengeruk uang saya .Kamu tau ..? Bahkan kalian sudah berhasil mengantongi 5M untuk bersenang-senang dan membuat bayi itu di Bali .Jadi apakah saya harus wajib masih memiliki rasa kasihan kepadamu .??"
****
"Sial ...bisa tidak jangan hubungi gue dulu ,! Satria lagi ada di sini b**sat.."
"Owh. Owh. Tenang ,Baby . Aku hanya khawaysama kamu dan anak kita "
"Anak kita t** ,gue lagi berusaha menarik kembali simpati Satria ,tapi gara-gara Lo jadi kacau semuanya."
Catrine benar-benar murka saat ini ,kenapa di saat dirinya sedang berduaan dengan Satria malah pria yg ia cintainya ini menelpon.
"Nanti aku tunggu di rumah ya ,Sayang .Ada kabar baik buat kamu !!"
Kening Catrine mengerut ."Kabar baik apa ??"
Belum juga Andrew menjawab Catrine buru-buru mamtukan sambungan yg telepon nya kala mendengar langkah kaki mendekat .
"Ya Ampun.. menantu ibu ,gimana sayang keadaan nya ??"
Catrine menyembunyikan telepon genggamnya di celah bantal lalu membalas memeluk mertuanya itu .
"Sudah lebih baik Bu ..Terima kasih sudah nyelamatin Catrine ya Bu .."
"Ibu yg bilang makasih ke kamu ,karena udah bertahan .Jaga cucu ibu baik-baik ya ..!"
Ehem....
Satria berdehem menyadarkan ke dua wanita di depannya itu ,saat ini dirinya membawa kursi roda untuk Catrine berjaga-jaga kalau kembali berakting tidak bisa berjalan.
"Nah ,nanti kalian tinggal di rumah ibu aja ya ..
Biar ibu bisa jaga cucu ibu ini.." Ujar Andin dengan ceria .
Catrine tampak..