Fardhana eka yudistira 18 tahun yg baru akan naik ke kelas 12, putra seorang pengusaha properti terbesar di asia... diungsikan orang tuanya ke rumah neneknya di sebuah desa
di jawa karena kenakalanya yang sering menghambur hamburkan uang di club malam dan balapan liar. orang tuanya begitu khawatir dengan pergaulan fardhan yang semakin menjadi jadi.
Lovina andreani 18 tahun putri seorang guru SD . Dia tinggal bertiga bersama nenek dari ayahnya. Ayahnya meninggal saat lovina berusia 15 tahun.... dia seorang siswi di sekolah menengah atas didaerahnya, sepulang sekolah dia bekerja membantu pamannya adik dari ayahnya di toko alat alat tulis dan fotokopi.
lovina dan fardhana bertemu dalam suatu insiden yang membuat mereka semakin dekat, mereka harus memilih antara persahabatan atau percintaan..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon S. Mia. t, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SAKITNYA TUH DISINI
" Apa yang kamu lakukan!!!... " teriak Lovina saat Selin akan membuka pintu kamarnya, Ia mendorong tubuh Selin hingga terjatuh ke lantai, dengan nafas yang masih memburu karena Ia berlari melewati tangga darurat. Lovina menarik tubuh Fardhan yang terlihat tak karu karuan.
" Kamu kenapa Dhan ? Apa kamu mabuk? " kata Lovina sambil memapah tubuh Fardhan menuju lift.
" Tunggu..!!! " seru selin, dia berusaha menarik tangan Fardhan, dengan segera Lovi menghentakan tangan Selin dengan keras.
" Dia milikku.. lepaskan Fardhan, dasar perempuan kampung, kamu tidak pantas untuk nya, kamu hanya perempuan miskin " ucap selin yang menghadang jalannya Lovina.
" Dasar ulet keket... minta di hajar rupanya, cepet minggir, jangan harap kamu bisa menyentuhnya, " .
" Tidak, Dia milikmu dan akan selamanya jadi milikku, kau yang harus pergi dari sini, " .
" Lov.... bawa aku kelantai atas, badanku panas sekali dan kepalaku rasanya mau pecah, " ucap Fardhan lemah.
" Aku bilang minggir atau kau akan menyesal !!!" seru Lovina menatap tajam ke mata Selin, walau selin merasa takut melihat tatapan tajam Lovina ke arahnya, tapi ia masih tetap berdiri menantang.
" Sial... dasar ulet keket... rasakan ini " Ucap Lovina dengan spontan ia melayangkan tendangan ke perut Selin yang ada di depannya karena tanganya masih memegangi Fardhan. Selin yang tak ada persiapan untuk melawan langsung terdorong ke belakang dan terjatuh memegangi perutnya yang kesakitan.
" Dasar bolot... sudah di bilang minggir masih ngeyel , rasakan tuh kaki orang kampung, " kata Lovina untung saat ini Lovina memakai flat shoes , kemudian Ia membawa Fardhan masuk ke lift, Fardhan menekan tombol lantai atas.
" Kenapa kita kelantai atas, kita harus ke rumah sakit, " kata Lovi yang masih memapah Fardhan. Fardhan menggeleng.Hotel ini adalah milik Keluarga Angga, jadi Fardhan memiliki satu kamar disini yang si gunakan jika ia ingin istirahat saat melakukan kunjungan.
" Maaf.. " ucap pelan Fardhan sambil menatap Lovina yang masih kebingungan. mata mereka saling bersitatap yang mana membuat jantung mereka berdetak kencang, apalagi Fardhan yang sudah terpengaruh obat. melihat bibir ranum Lovina mambuat nafsunya semakin tak terkontrol.
Saat di kamar Fardhan langsung memeluk Lovina dengan erat.
" Dhan.... " ucap lovina terkejut.
" Maafkan aku... tolong bantu aku, selin telah memberiku obat perangsang dengan dosis tinggi , jantungku seperti mau meledak , kepalaku juga seperti mau pecah " Ucap lirih Fardhan di telinga Lovi, yang langsung membuat merinding semua bulu - bulu nya. Lovina terkejut, dan mencoba untuk melepaskan pelukannya. Ia meronta - ronta agar pelukan Fardhan terlepas.
" Tidak Dhan , kita ke rumah sakit saja " Fardhan semakin erat memeluknya.
" Aku sudah tidak kuat Lov....maaf.. " ucap pelan Fardhan dan langsung mendorong tubuh Lovina ke tempat tidur. Karena efek obat itu kekuatan Fardhan menjadi berkali lipat karena Nafsu yang menguasainya , Ia meraih bibir ranum Lovina dan mel***tnya dengan kasar, Lovina terus meronta. dan Fardhan terus menyerangnya , kini keadaan Lovina sudah tidak karu karuan, bajunya sudah tidak berbentuk dan terlepas dari tubuhnya.
" Dhan ku mohon jangan lakukan... " ucap Lovina disela sela isak tangisnya.
" Maaf Lov.... maaf.... Aku mencintaimu " ucap Fardhan saat menyatukan tubuhnya.
" akhhhh.... " Jerit Lovina kesakitan , tanganya mencengkeram punggung Fardhan, dan Air matanya terus mengalir.
" Sakit.... " Ucap lirih Lovina , Fardhan memeluknya erat. Dan berkali kali meminta maaf. Fardhan yang sudah terpengaruh obat tak bisa berhenti walaupun Lovina terus merintih. bukan hanya air mata Lovina yang keluar, Fardhan pun meneteskan air matanya saat melakukan semua itu , Ia juga merasa sakit melihat air mata yang keluar dari mata Lovina, Ia telah menghancurkan dan menyakiti orang yang begitu di cintai nya. Hatinya menjerit mengutuki dirinya sendiri. Lovina menatap Fardhan yang ada di atasnya dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.
Jam sudah menunjukkan dini hari saat tubuh Fardhan terkulai lemas. Ia memeluk tubuh Lovina erat dan menciumi kepalanya.
" Maaf.. " Kata itu yang keluar dari mulut fardhan berkali kali. Lovina mendorong tubuh Fardhan yang masih memeluknya. Ia bergegas bangun dan turun dari tempat tidur. tapi ia terjatuh karena merasa kesakitan di pangkal pahanya. Ia terduduk di lantai memeluk selimut dan menangis pilu.
" Hiiikk... hiikk.... hiikk.... " .
Fardhan berjalan mendekati Lovi dan memeluknya erat.
" Aku mencintaimu...maaf sudah membuat mu seperti ini, " Fardhan pun meneteskan air mata.
" Kita akan secepatnya menikah, " Ucap Fardhan lirih. Lovina semakin terisak dalam pelukan Fardhan. Ia tak bisa marah karna ini juga bukan keinginan Fardhan. Selama bersahabat dengan Fardhan, ia selalu menjaga kehormatannya dengan sikap posesifnya, Fardhan selalu menjaganya dari orang orang yang mendekatinya .
" Apa kamu mau ke kamar mandi " Lovina mengangguk , Fardhan langsung mengangkat tubuh Lovina dan membawanya ke kamar mandi dan mendudukkannya di atas closet, kemudian ia mengisi air hangat di bath up. Lovina mengalihkan pandangannya kesamping saat melihat tubuh polos Fardhan,
" Kenapa ? " tanya Fardhan saat melihat Lovina mengalihkan pandangannnya. tak ada jawaban dari Lovi. Fardhan tersenyum saat melihat dirinya yang masih polos.
Ia menatap Lovina dan berkata " belum terbiasa ya... gak apa nanti ini juga akan sepenuh nya menjadi milikmu " Lovina tak menjawab dan menutup matanya.
" Berendamlah, aku akan keluar. " tak ada jawaban lagi dari Lovina. Fardhan berjalan keluar dan menutup pintunya. saat pintu tertutup Fardhan bersandar di pintu dan mendengar isak tangis Lovina di dalam kamar mandi.
Pagi menjelang kedua insan itu masih bergelung dalam selimut. Perlahan mata Lovina terbuka. pemandangan pertama adalah wajah Fardhan yang begitu tampan. air matanya kembali menetes, tidak tahu apa yang dirasakan hatinya saat ini. kehormatannya yang hilang sebelum menikah, yang di lakukan oleh sahabat nya sendiri membuat dirinya begitu sakit. walau selama ini Lovina juga merasakan getaran hati jika ada di sisi Fardhan, tapi Ia tak mau berharap banyak, karena ia tahu siapa dirinya. perbedaan yang begitu jauh itulah yang selalu menepiskan hatinya.
" Selamat pagi, sayang... " ucap Fardhan saat membuka matanya dan melihat Lovina sedang memperhatikannya.
Sayang... panggilan itu membuat jantung Lovina berdetak kencang walau ada sedikit rasa nyeri di hatinya.
Fardhan tersenyum dan mencium kening Lovina kemudian bangun dari tidurnya.
" Mandilah dulu , aku akan pesankan sarapan dan baju untuk mu " kata Fardhan dan mengambil ponselnya di meja samping tempat tidurnya . Ia melihat banyak sekali panggilan dari Mamanya. Ia menarik nafas berat.
" Maafkan Fardhan Ma... ini di luar kendali Fardhan " batin Fardhan.
Fardhan menoleh ke arah suara ponsel yang berdering di bawahnya. iya ponsel lovi Yang berada di dalam tas kecilnya juga berdering.
" Mandilah dulu, itu pasti mama, biar nanti aku yang jelasin ke mama. " kata Fardhan yang melihat lovi menatap tas kecilnya.
Fardhan mengantar Lovi kerumah yang ditinggali Lovi bersama dengan Aliyah, sesuai dengan keinginan lovina tadi, Ia ingin sendiri katanya , saat Fardhan hendak membawanya pulang kerumahnya .
" Lov... "
" Pulanglah " jawab singkat lovi dan kemudian berjalan masuk kerumahnya . Fardhan memandangi punggung Lovi sampai menghilang di balik pintu. Fardhan menarik nafas panjang dan kemudian masuk kedalam mobilnya. Sedari kemarin Sikap lovina yang banyak diam dan menangis membuat Fardhan semakin bersalah. Di balik pintu Lovina terduduk memeluk lututnya ,lagi - lagi tangisnya tak bisa ia bendung.
" Sakit... " Ucapnya pelan sambil memegang dadanya.
Di sebuah kamar seorang pria berdiri dengan lututnya dan terdengar isak tangis seorang wanita.
Bugg... bugg... bugg....
#####