satu wanita dengan empat pria sekaligus, memiliki wajah cantik sekaligus senyuman yang dapat memikat semua mata kaum adam yang melihat kearahnya.
kania ratu ovalia mempunyai wajah yang cukup terbilang sempurna, hingga tak ada cela sedikitpun untuk mengatakan kekurangan fisik yang gadis itu punya.
di sisi lain ke empat pria tampan dan menduduki pria-pria paling terpopuler di SMA internasional school. hidup ditengah huru hara persoalan yang sering dijumpai di sekolah umum biasanya, Garvin, Ervan, Danu, Alex , dan satu wanita yang bernama kania.
memperebutkan satu hati dari gadis biasa akan tetapi memiliki wajah sempurna. serta memiliki kepribadian yang berbeda, akan kah salah satu dari mereka dapat merebut hati kania atau malah tak ada satupun dari mereka yang dapat memenangkan hati kania.
semua tergantung seberapa besar perjuangan yang akan mereka lakukan dan berikan pada kania.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifa Riris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
"Danu!"
merasa namanya di panggil, Danu yang sedang berbincang dengan Tasya dan Kania langsung menengok kearah sumber suara. bersamaan dengan itu kedua gadis itu pun ikut melihat seseorang yang memanggil nama Danu.
"eh Van, lex." sapa Danu.
seketika tubuh Kania mendadak kaku tak mampu bergerak. melihat Ervan membuat dirinya merasa di ingatkan kembali dengan cerita Tasya tadi. bahwa Ervan menyukai Dirinya.
"hay Kania!"
Alex dan Ervan menyapa Kania secara bersamaan. hingga membuat Danu sedikit terkejut.
"kalian kenal Kania." tanya Danu.
"iyah gue kenal Kania, waktu nggak sengaja tabrakan di Koridor sekolah. tapi tunggu lo juga kenal Kania lex." sahut Ervan.
"gue juga kenal Kania, tapi baru kemarin di halte bus."
Deg
Serasa waktu berhenti seketika, ke tiga pria yang ia kenal ternyata adalah satu Circle. bahkan Kania yang tak mengingat salah satu pria yang bernama Alex itu ternyata pria yang kemarin ia temui di halte bus. sedangkan Tasya tak kalah terkejut dengan kejadian yang kini terjadi di hadapan nya.
"terus lo bisa kenal Kania dari mana nu." Alex pun ikut penasaran pada Danu yang terlihat sangat akrab dengan Kania bahkan dengan sahabat gadis itu sekaligus.
"gue tinggal di rumah Kania, bokapnya temen bokap gue."
duarrr
Kini tembakan pistol berpeluru menembus hati sekaligus hati Kania. ucapan jujur Danu seakan seperti senapan peluru yang tengah menghujani dirinya.
"apa? tinggal dirumah Kania."
lagi-lagi Alex dan Ervan berucap secara bersamaan.
sedangkan Danu membalas dengan anggukan sekaligus senyuman tanpa rasa bersalah.
"etss, udah kita duduk makan bareng sambil bincang-bincang." lerai Tasya.
sontak Kania terkejut oleh saran tak masuk akal dari Tasya. bagaimana mungkin dirinya dapat makan bersama dengan pria yang menyukai dirinya. bukan hanya situasi canggung bahkan dirinya mungkin tak akan mampu bernafas.
"kamu dah gila sya, mau buat aku mati kamu." bisik Kania.
"udah diem aja, dari pada nanti mereka berkelahi disini."
merasa sedang dibicarakan ketiga pria itu pun menyetujui saran Tasya dan segera duduk di tempat yang di tunjuk oleh Tasya. tak lama pesanan Kania, Tasya dan Danu pun datang.
"silahkan mbak mas."
sebelum pelayan kantin itu pergi Alex pun mencegah kepergian pelayan itu.
"mbak tunggu! "
"iyah ada yang bisa saya bantu mas."
"saya pesen nasi daging bakar yah, kalau minumnya es teh manis jumbo satu. kalau lo Van."
"gue samain aja sama lo." jawab Ervan.
pelayan itu pun mengangguk dan segera pergi.
kini tinggallah mereka ber lima. Kania tak memandang salah satu pria itu sama sekali bahkan terhadap Danu pun juga tak ia tatap. Tasya merasa hawa kantin mendadak dingin dengan awan hitam berada di atasnya sekarang.
seakan cinta bersegi segi tengah berada di tempat. meski banyaknya murid yang mulai berhamburan ke kantin karna ini sudah memasuki jam istirahat. tapi suara bising semua murid itu bagaikan angin berlalu. tatapan Alex, dan Ervan tak luput dari Kania. sedangkan tatapan Danu tak luput dari tatapannya pada kedua pria di depannya.
"Kania! ngomong sesuatu cepet." bisik Tasya.
"kan kamu yang ajak mereka, yah ajak ngomong lah." bantah Kania dengan berbisik juga.
melihat gelagat kedua gadis yang salah satu gadis itu tengah menjadi objek tatapan dari kedua laki-laki itu. Ervan hendak bicara tapi langsung di dahului oleh Alex.
"Kania!" panggil Alex.
sontak Kania mendongakkan kepalanya.
"ha! ma-maksud aku Iyah aku. ada apa?"
Ingin rasanya Tasya tertawa cukup kencang mendapati sikap Kania yang gelagapan diajak bicara oleh pria terpopuler.
"kamu inget aku kan."
"emm, tadinya sih nggak tapi pas kamu jelasin tadi aku baru inget."
Danu yang tadinya sedang meminum pun sontak tersedak akibat penuturan terlampau jujur dari Kania.
"huk huk huk..."
rasa khawatir dari Kania mendapati Danu yang kini duduk di sebelah nya tersedak. dengan spontan Kania mengambil air putih dan memberikannya pada Danu sembari mengelus pundak pria itu.
Alex membulatkan matanya seakan mendapati sepasang kekasih di depannya. sedangkan Ervan tak perlu ditanya lagi, kini wajahnya menjadi berwarna merah padam akibat reaksi kekhawatiran Kania terhadap Danu.
semakin di buat tak karuan Tasya akhirnya sadar bahwa Kania menjadi perebutan pria-pria tampan dan juga pria terpopuler di SMA internasional school.
"Kania! kamu duduk disini aku duduk disitu." ucap Tasya sambil menarik lengan Kania agar mau berpindah tempat dengan dirinya.
"kenapa?"
"udah nurut ama aku, ayo cepet! "
tak ingin berdebat di depan ketiga pria di depannya. Kania menuruti keinginan Tasya. sedangkan Danu yang sudah terselamatkan dari batuknya pun hanya menatap heran kearah Tasya. yang seperti tengah membatasi dirinya dan Kania.
hening, akan tetapi sorot ketiga pria itu tengah saling adu bicara. hembusan nafas keluar dari Tasya dan Kania secara bersamaan.
"silahkan mas." pelayan kantin pun datang membawa pesanan makanan Alex dan Ervan.
setelah menghidangkan makanan itu dan hanya dibalas senyuman oleh kedua pria itu. pelayan itu pergi.
"kalian udah sejak kapan tinggal satu rumah?" tanya Ervan secara tiba-tiba hingga Kania terperanjat kaget.
"satu rumah, ma-maksud aku, Danu sama aku."
"iyah, kalian nggak saudara tapi tinggal satu rumah." imbuh Alex yang ikut mengutarakan pendapatnya.
"aku udah jelasin tadi, aku tinggal di rumah Kania hanya sementara. dan kapannya aku mulai tinggal dirumah Kania. baru dua hari yang lalu." jelas Danu.
Kania tersenyum kearah Danu. "emm, tapi kalau aku boleh tau kalian bertiga temenan."
"aku sama Danu temenan, tapi kalau sama Alex kita berdua sepupuan." Ervan menjawab pertanyaan Kania dengan nada lembut hingga Kania terkagum oleh tutur kata Ervan.
"apa? jadi kalian sepupuan." Tasya berucap dengan histeris.
Alex dan Ervan mengangguk membenarkan ucapan Tasya.
"waww... "
"kenapa? " tanya Kania.
"yah berarti kalau gitu kamu nggak bisa pilih Ervan." bisik Tasya.
Sontak Kania refleks menginjak kaki Tasya hingga gadis itu merintih kesakitan.
"aduhh... "
"jangan bahas itu disini." tekan Kania. Sembari berbisik.
Gelagat kedua wanita itu mendapat tatapan heran dari ketiga pria tampan yang sesekali masih terfokus dengan makanannya.
"kalian udah temenan lama." Alex bertanya.
"aku sama Kania udah temenan sejak smp tapi sahabatan baru masuk sma sih, tapi kita udah kayak pantai sama ombak tau. iyah kan Kania."
Penuturan Tasya yang memang benar adanya. karna dulu waktu SMP Kania dan gadis itu hanya sebatas teman. jadi bertegur sapa saja sudah cukup. tapi sekarang mereka berada di satu kelas dan tanpa di sangka jadi sahabat.
"i-iyah bener."
Alex mengangguk faham.
"kalau kita ikut nimbrung jadi temen kalian nggak masalah donk." ujar Ervan.
"ha temen." Tasya dan Kania bicara secara bersamaan.
Danu yang sembari tadi hanya mendengarkan perbincangan ke empat orang itu, kini ikut bicara.
"kenapa kalian mau temenan sama mereka?" tanya Danu seakan mengintimidasi kedua pria itu.
Ervan tersenyum dan meletakkan sendok yang tadi berada di genggaman tangannya. kedua tangannya ia taruh di meja sembari menatap Kania, Tasya dan Danu secara bergantian.
"kenapa kita mau temenan sama mereka? gue juga nggak tau, tapi gue cuman pengen aja kok. lagian lo aja boleh deket ama mereka masa kita temenan aja nggak boleh. Come on, guys, we're all friends here, right?" jelas Ervan, dengan kata terakhirnya yang ia tekankan dengan bahasa Inggris.
serasa bertemu dengan pria idamannya Kania berdecak kagum sekali lagi, bukan hanya paras Ervan yang sedari awal telah membuatnya kagum tapi tutur kata pria itu yang selalu tenang dan kini ditambah ketika Ervan bicara bahasa Inggris. kania menemukan sisi yang membuatnya terpikat pada pria itu.
"kania, dia ngomong Inggris." bisik Tasya kegirangan.
Tentu ia sangat tau bahwa Kania terlampau senang dengan pria yang dapat berbicara bahasa Inggris. apalagi pelayan Ervan yang sangat berdemage pasti membuat Kania semakin terpukau.
"ha, emm biasa aja." jawab Kania.
ingin rasanya Kania berkata jujur tapi ia tahu kalau sampai Tasya tau bahwa dirinya kini tengah terkagum pada Ervan ia akan lebih gencar menghodanya. dan juga ia tak dapat memastikan bahwa dirinya kini hanya sekedar kagum atau sedang ada rasa dengan pria itu.
"masak sih."
Sebelum Kania dan Tasya melanjutkan obrolan nya yang diam-diam dengan berbisik itu. Danu membalas ucapan Ervan.
"kita sama-sama cowok jadi nggak masalah kalau temenan, tapi mereka berdua itu cewek. soal gue bisa deket dan temenan sama mereka itu karna ayah Kania nyuruh gue buat jaga Kania disekolah."
"emangnya kita orang jahat." sahut Alex tak Terima seakan Danu tak ingin dirinya dapat mendekati Kania.
"kalian nggak jahat, cuman kalian bakal nyusahin Kania doank nantinya." debat Danu.
Merasa suasana sudah kurang kondusif Kania dan Tasya saling mandang memandang."eh sya lerai mereka." bisik Kania.
"nggak berani aku."
"maksud lo, nyusahin."
"kalian tampan, pria populer terus deket temenan sama mereka berdua. bisa-bisa semua fans kalian nyerbu Tasya sama Kania." tukas Danu.
"padahal dia kan juga tampan sama populer." ucap Tasya dalam hatinya.
Tasya sudah tak tahan melihat perdebatan antara ketiga pria itu."stop... " lerai Kania.
"kenapa? " tanya bersamaan Danu, Alex dan juga Ervan. hingga mereka bertiga pun saling memandang dengan kesal.
"ok, kita temenan. cuman temenan kok nu lagian kita kan masih 1 SMA jadi nggak masalah donk. masih panjang kan perjalanan kita di sekolah ini." ungkap Tasya.
Danu menghembuskan nafas kasar. dan segera menghentikan perdebatan yang menurutnya juga terlampau sensitif dan berlebihan.
"iyah maaf, gue udah kelewatan ngomong." ujar Danu.
"kamu nggak salah kok nu, lagian ayah kan emang nyuruh kamu jagain aku di sekolah. tapi aku nggak papa, lagian kayaknya Ervan sama Kak Alex orang baik kok." terang Kania.
Danu sedikit lega mendengar ucapan Kania yang terdengar sangat dewasa.
"kak Alex, tunggu kok cuman Alex yang kamu panggil kak, aku juga kakak kelas kamu lo Kan." sahut Ervan.
Kania memperlihatkan raut wajah terkejut. "jadi kamu, eh maksud aku kak Ervan itu kelas 2 SMA? "
"iyah kelas 2 SMA masak SMP sih Kan." jawab Ervan.
Seperti Kania yang tak tahu ternyata Ervan adalah kakak kelas mereka. Tasya tak kalah kaget dirinya juga tak tahu bahwa Pria itu ternyata kakak kelas mereka.
"maafin saya kak, saya kira Er, maksud aku kak Ervan, udah ngomong santai dari tadi aku kira kalian berdua satu angkatan sams kita." ujar Tasya.
"nggak papa, aku malah seneng kalian tadi ngobrol sama aku santai gitu. tadi aku jelasin kalau aku kakak kelas kalian itu cuman agar kalian tau aku satu kelas sama Alex juga."
Tasya tersenyum canggung.
Kringg
tak terasa bel masuk pun berbunyi.
Bersambung.