Kematian kakak Debora, Riska, sungguh membuat semua keluarga sangat berduka.
Riska, meninggal saat melahirkan anak pertamanya. Tubuhnya yang lemah, membuat dia tidak bisa bertahan.
Karena keadaan, semua keluarga menginginkan Debora, menggantikan
posisi kakaknya yang sudah meninggal, menjadi istri kakak iparnya.
Debora terpaksa menerima pernikahan itu, karena keponakannya yang masih bayi, perlu seorang Ibu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4.
Karena Debora sudah tidak bekerja lagi, mulai hari ini, dia akan menghabiskan waktunya setiap hari mengurus Arthur.
Selesai sarapan, Debora kembali menemui Arthur di kamarnya.
Melihat pengasuh ponakannya itu, tengah mengganti popok bayi Arthur.
Debora melangkah masuk ke dalam kamar, lalu melihat Arthur yang tengah menggoyang-goyangkan tangan dan kakinya.
Ponakannya itu tertawa senang melihat kehadirannya datang mendekat padanya.
"Nyonya..!" sahut Pengasuh Arthur terkejut, melihat Debora sudah berdiri di sampingnya.
"Apa dia rewel?" tanya Debora, lalu memberikan jari telunjuknya ke dalam tangan Arthur yang terkepal.
Ponakan Debora itu, semakin kencang mengoyang-goyangkan tangannya, begitu tangannya menggenggam jari telunjuk Debora.
"Cup..cup, anak Mama...kamu suka memegang jemari Mama ya!" kata Debora tersenyum, melihat bibir Arthur yang terbuka, memperlihatkan gusinya yang tidak bergigi.
Debora menunduk mencium pipi Arthur dengan lembut, membuat ponakan Debora itu semakin kencang menggoyangkan tangan dan kakinya.
Tubuh kecilnya sampai ikut bergoyang-goyang juga, dan mengeluarkan suara bayinya.
"Putra Mama, sepertinya ingin di gendong ya!" kata Debora tersenyum senang.
Dengan lembut, Debora menarik jari telunjuknya, dari kepalan tangan Arthur yang kecil.
Kemudian Debora perlahan, mengangkat tubuh Arthur ke dalam gendongnya.
Ponakan Debora itu terus saja menatapnya, sembari masih menggoyang-goyangkan tangan dan kaki pendeknya.
Debora menggendong Arthur, dengan lembut dalam gendongan ke dua tangannya.
"Cup..cup, anak Mama yang tampan, Ayo kita berjemur sayang!" kata Debora menggoyang-goyangkan tubuhnya pelan, untuk membuat Arthur semakin nyaman dalam gendongnya.
Debora membawa ponakannya itu ke halaman belakang Mansion, diikuti pengasuh Arthur dari belakang Debora.
Nita, pengasuh Arthur dengan cepat melangkah terlebih dahulu ke depan Debora, begitu mereka sudah sampai di halaman belakang.
Nita menarik satu kursi, untuk duduk Debora. Perlahan Debora meletakkan bokongnya di kursi tersebut.
Matahari pagi terasa menyegarkan, sangat cocok untuk berjemur bagi seorang bayi.
Debora kembali mencium pipi Arthur dengan gemas, melihat ponakannya itu, yang terus saja terlihat begitu senang dalam gendongannya.
"Sudah jam delapan pagi, tolong ambilkan sarapan Arthur, aku akan suapi dia makan!" sahut Debora kepada Nita.
"Baik, Nyonya!" jawab Nita, lalu segera bergegas pergi untuk mengambil sarapan Arthur.
"Cup..cup, sayang, cilukba!" Debora mengajak Arthur bercanda.
Ponakan Debora itu, langsung berjingkrak kesenangan, dengan menggoyangkan tubuhnya dengan cepat.
"Cilukba!" kembali Debora menganggukkan kepalanya dengan cepat ke depan wajah Arthur.
Dan, terdengarlah suara tawa kecil ponakan Debora tersebut.
Terdengar begitu renyah dan menggemaskan, sampai wajah bayi itu memerah kesenangan.
Debora jadi ikut tertawa senang melihat ponakannya, yang terlihat begitu senang di ajaknya bercanda.
Tidak berapa lama Nita datang membawa sarapan Arthur, bubur yang sudah di saring dengan halus.
Nita meletakkan mangkuk bubur di atas meja kecil, di samping Debora.
"Tuan Victor menanyakan Arthur ada di mana, saya jawab, anda membawanya ke taman belakang untuk berjemur!" sahut Nita, memberitahukan kalau kakak iparnya, mencari putranya.
"Oh!" ucap Debora.
Bukankah tadi kakak ipar sudah pergi ke kantor? pikir Debora merasa heran.
Ah! mungkin dia sedang ambil cuti! bisik hati Debora baru teringat, kalau mereka baru saja menikah.
Debora masih belum terbiasa, akan sosok Victor sebagai suaminya. Dalam ingatannya, Victor masih kakak iparnya.
Debora belum merasakan, kalau Victor itu sudah menjadi suaminya.
Debora mulai menyuapi ponakannya itu, sambil sesekali di ajak bercanda, agar bayi Arthur tersebut cepat memakan sarapannya.
Nita senyum-senyum melihat reaksi bayi imut itu, yang sangat menyukai candaan Debora.
Bersambung.....
Apa debora aslinya anak orang kaya yg hartanya do rebut orang tua riska 🤔
Riska tau makanya dia memanipulasi keadaan supaya dia yg di jodohin sama viktor
Pdhl tak kenal maka tak sayang 😁