NovelToon NovelToon
Aku Bukan Selingkuhanmu

Aku Bukan Selingkuhanmu

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Selingkuh / Cinta Terlarang / Pelakor / Kehidupan di Kantor / Wanita Karir
Popularitas:7.9k
Nilai: 5
Nama Author: AICE PARK

HATI-HATI DALAM MEMILIH BACAAN!

Serena dan Yuan terjebak di satu malam panas yang membuat mereka menyesali semuanya. Yuan yang memiliki kekasih dibuat bingung antara tanggung jawab dengan Serena atau memilih kekasihnya.

Semuanya menjadi rumit karen Yuan yang candu dengan tubuh Serena tidak bisa berhenti memaksa wanita itu untuk melakukannya. Yuan yang egois tidak ingin memutuskan pacarnya bahkan dia berkata tidak akan pernah merusak pacarnya.

Ketika ia mulai sadar bahwa rasa cintanya telah beralih kepada Serena, semuanya semakin rumit karena kekasih Yuan tidak ingin di lepaskan dan mengancam akan mengakhiri hidupnya jika Yuan meninggalkannya.

Kehadiran Johan di antara Yuan dan Serena juga membuat mereka semakin renggang.

Pernikahan Yuan dan Maudy tiba-tiba dipercepat karena wanita itu menjebak Yuan yang sudah menolaknya mentah-mentah padahal hubungan mereka tengah baik-baik saja pada saat itu.

Serena yang mendengar itu pun memilih untuk pergi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AICE PARK, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Balik Ke Kota Sebelah?

"Serena aku ingin menjalin hubungan denganmu, ngga perlu buru-buru untuk menikah karena aku tau kamu belum siap saat ini. Mari besarkan Althea bersama, aku akan menikahimu jika kau sudah siap, dan ketika Althea sudah saatnya mempunyai adik. Maaf selama ini aku selalu bilang kalo aku cinta kamu, aku memintamu untuk yakin kepadaku namun aku belum pernah menyatakannya secara resmi dan mengikatmu. Dengan cincin ini sekarang aku mengikatmu, jadi mau kah kau menjadi kekasihku?" ucap Johan yang berlutut di depan Serena dengan sebuah cincin di tangannya.

Serena sangat gugup, ini baru pertama kalinya ada seseorang yang menyatakan cinta kepadanya dengan cara bagaikan di novel-novel yang ia baca.

"Johan kamu tau kan aku masih trauma dengan masalaluku?" tanya Serena dengan lembut.

"Aku sangat mengerti maka dari itu aku mengikatmu karena hatiku sudah mantap, dan aku yakin tidak akan melepaskanmu atau menyakitimu seperti dia!"

"Tolong jangan tinggalkan aku!" ucap Serena sembari menyodorkan tangannya untuk dipasangkan cincin, mata wanita itu berkaca-kaca.

"Tidak akan, aku akan selalu menjaga juga menyayangimu dan Althea!" tegas Johan sembari menyematkan cincin di jari manis Serena.

Tangan itu diraih oleh Johan dan dicium dengan lembut, setelah itu ia bangkit dan memeluk Serena dengan erat.

"Maaf aku telat mendapatkanmu, sehingga semua hal buruk ini terjadi padamu!" ucap Johan.

Serena membalas pelukan Johan, tangisannya pecah di dalam pelukan Johan.

Setelah berpelukan, Johan membawa Serena untuk jalan-jalan di pinggir danau dengan sesekali berbincang.

"Sebenarnya aku sudah tertarik padamu ketika pertama kali kamu bertemu denganku. Tapi ya begitulah aku terlalu sibuk dan masih belum berani mendekatimu!" ucap Johan.

"Benarkah? Padahal menurutku di kantor aku tidak semenarik itu, aku terlalu profesional atau mungkin kaku kalo kata karyawan lainnya!" Serena awalnya juga bingung ketika Johan mulai berusaha mendekatkan dirinya.

"Justru itu, ngga semua wanita di kantor bisa seprofesional kamu. Caramu bekerja dan juga kecantikanmu, aku menyukainya. Tatapan matamu yang sangat serius, dan wajah lelahmu membuatku merasa ada yang berbeda. Bahkan kau tidak mencoba caper atau cari muka kepadaku seperti yang lainnya. Kau juga orang yang ngga mau merepotkan orang lain atau membebani orang lain, seperti kejadian bayar tiket dan pop corn di bioskop waktu itu!" ucap Johan. Serena yang mendengar itu sedikit tersipu.

"Lalu bagaimana denganmu, kenapa kau tertarik denganku?" tanya Johan.

"Sebenarnya dulu aku juga hanya kagum saja di usia Bapak yang tergolong muda bisa memimpin perusahaan dengan baik, apalagi katanya Bapak yang menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan. Tapi hanya sebatas kagum saja, karena Bapak terlalu tinggi untuk ku cintai, jadi ya aku tidak berani menaruh rasa lebih. Tetapi setelah semua ini terjadi aku baru berani mencintaimu, meskipun masih ada sedikit ragu di dalamnya. Ucapan Bapak hari ini yang membuatku yakin sepenuhnya untuk mengambil langkah lebih serius lagi tentang hubungan kita!" ucap Serena yang langsung mendapatkan tatapan tidak suka dari Johan.

"Masih aja manggil Bapak, emangnya aku setua itu?" ketus Johan.

Serena reflek menutup mulutnya, ia langsung menggeleng dengan cepat dan memegang tangan Johan.

"Tidak-tidak, maksudku Johan! Tadi kamu bahas profesional aku jadi reflek mangggil Bapak hehehe!" jelas Serena dengan kikuk. Johan pun tersenyum dan mendekatkan tubuh mereka untuk saling memeluk.

"Aku bahagia jika kau tertarik denganku juga!" ucap Johan sembari memberi jeda.

"Sekarang panggilnya yang lain ya, udah official jadi harus ganti nama panggilan!" tambahnya.

Serena benar-benar gampang dibuat tersipu oleh Johan, lelaki itu tidak ada habisnya untuk membuat hatinya terasa dipenuhi bunga-bunga yang bermekaran.

"Baiklah kau mau dipanggil apa?" tanya Serena.

"Emm apa yaa?" Johan menggunakan gestur berfikir.

"Bagaimana kalau Papa?" tawar Serena.

"Tidak-tidak, jika kita keluar orang-orang akan mengira kalau aku Papa mu!" tolak Johan.

Serena tertawa, sepertinya Johan berfikir bahwa ia benar-benar terlihat jauh lebih tua dari Serena.

"Hahaha! Kau tidak setua itu untuk dibilang sebagai Papa ku. Lagian pasti orang-orang befikir bahwa aku dan kamu sepasang Suami Istri jika membawa Althea bersama kita!" ucap Serena.

"Maka dari itu aku ngga mau, kalau bawa Althea memang mungkin mereka berfikir bahwa kita adalah sepasang Suami Istri. Kalau semisal ngga bawa Althea kayak sekarang ini, gimana?" Johan gemas sekali melihat Serena yang terus mentertawakannya.

"Baiklah-baiklah aku akan memanggilmu sayang, apakah itu cukup romantis?" tanya Serena.

"Baiklah!" jawab Johan.

"Sayang!" goda Serena.

Johan sekarang yang tidak berkutik karena digoda oleh Serena.

"Sayang!"

"Sayang!"

"Sayang!"

"Shutt! Simpan tenagamu ya, nanti malam kita akan bekerja keras menidurkan Althea!" Johan menaruh jarinya di bibir Serena, ia sudah tidak kuat mendengar godaan kekasihnya.

"Hahaha gitu aja udah memerah!" Serena menyingkirkan tangan Johan dari bibirnya dan menatap wajah Johan yang memerah.

"Kau sudah pintar menggoda yaa, haa?" ucap Johan yang bersiap untuk mengejar Serena.

Serena yang paham akan di kejar Johan pun segera melarikan diri dengan susah payah karena menggunakan heels di atar rerumputan.

"Jangan jangan!" ucap Serena ketika Johan sudah hampir dekat dengannya.

"Awww!" pekik Serena ketika Johan memeluknya dari belakang dan sekarang mereka berguling di rerumputan.

"Tertangkap!" ucap Johan sembari menghentikan acara guling-gulingnya menjadi acara memeluk Serena di atas rerumputan.

"Ya ampun kamu ini ya, aku udah makeup dan dandan rapi-rapi malah jadi kotor gara-gara terguling di atas rerumputan!" Serena mencabilkan bibirnya.

"Maaf ya, habisnya kamu gemesin sih!" kekeh Johan.

Lelaki itu membalikkan badan Serena untuk berhadapan dengannya secara langsung. Berhadapan sangat dekat seperti ini membuat degub jantung jantung mereka terdengar semakin jelas.

Dibawah sinar bulan malam, dan di atas rerumputan hijau Johan perlahan mendekatkan bibirnya ke arah bibir Serena.

Perlahan c****n terjadi di antara dua insan yang sedang dimabuk cinta itu. Johan memeluk erat Serena tanpa melepaskan pangutannya. Sedangkan Serena menaruh tangannya di pundak Johan.

Berc****n di bawah sinar bulan yang terang di tempat favoritnya, tidak pernah Serena bayangkan. Apalagi bersama Johan, orang yang mencintainya begitu dalam dan menerima segala kekurangannya.

C****n itu semakin menuntut dan dalam, sekarang lidah mereka juga ikut bert*ut dan berperang untuk mencari kenikmatan.

Acarnya berlangsung sekitar sepuluh menit, karena tidak ada yang ingin mengalah akhirnya suara dari semak-semak yang lumayan jauh mengganggu kesunyian di antara keduanya.

Tautan terlepas meneteskan sejumlah sal**a yang entah milik siapa. Tatapan mereka tertuju pada semak-semak yang berbunyi tadi, namun yang mereka dapati adalah kucing yang sedang berjalan-jalan.

"Hehehe!" kekeh keduanya yang saling menatap satu sama lain ketika mengingat c****n panas yang baru saja mereka lakukan tadi.

Johan membangkitkan badannya dan Serena, ia langsung menggendong kekasihnya ala bridal style.

Badan Serena yang ringan pun sangat mudah untuk ia angkat, apalagi Johan memiliki badan yang elastis dan juga tingginya yang menjulang membuatnya mudah untuk mengangkat Serena.

Sebenarnya Serena juga termasuk wanita yang tinggi, namun Johan lebih tinggi darinya sehingga jika ia berdiri tingginya hanya sepundak Johan saja.

"Mau kemana?" tanya Serena yang reflek mengalungkan tangannya di leher Johan.

"Pulang, sudah lebih dari setengah jam. Kasihan Althea, pasti dia belum bisa tidur!" ucap Johan sembari mengec*p sekilas bibir Serena.

Serena tersipu sepanjang jalan pulang, karena Johan tidak berhenti-hentinya memuju atau menggombalinya. Merekapun kembali ke apartemen dengan di iringi canda tawa bersama.

*******

Maudy sudah dibolehkan pulang setelah beberapa hari di rawat di rumah sakit, dan sudah sekitar seminggu pula Maudy dan anaknya pulang ke rumah.

Yuan menggendong anaknya menuju kamarnya bersama Maudy, dapat ia lihat Istrinya sedang berbaring di atas kasur dengan handphone di tangannya.

"Sudah saatnya memberi asi untuk Reo!" ucap Yuan sembari mendekati Maudy, hendak meletakkan putra mereka di samping Maudy.

"Nggak mau!" tolak Maudy sembari membelakangi Reo dan Yuan.

Yuan menghela nafasnya kasar, ia membalik badan Maudy dan menatapnya tajam.

"Sudah dari lama aku sabar, apa susahnya memberi asi?" bentak Yuan.

"Asi ku nggak keluar, aku stress Yuan! Kau ngga pernah memahamiku! Badanku juga sakit, aku juga menahan sakit karena bekas jahitan!" bentak Maudy tak kalah kerasnya.

"Tapi setelah melahirkan hingga saat ini bahkan kau ogah-ogahan nyentuh anak mu! Dia ingin dipeluk Ibunya, ingin di cium Ibunya!" bentak Yuan lagi.

"Huee huee!" Reo langsung menangis mendengarkan orangtuanya yang saling membentak satu sama lain, bayi itu tentu merasakan suasana tidak menyenangkan.

"Cup cup cup, jangan nangis yaa Reo!" ucap Yuan sembari menggendong Reo.

Yuan menepuk-nepuk pantat putranya dan menenangkannya, sedangkan Maudy menatapnya dengan malas dan memilih untuk memainkan ponselnya lagi.

"Kau benar-benar tidak berguna Maudy!" ucap Yuan sembari meninggalkan kamar itu.

Maudy tidak ambil pusing, ia pun lebih memilih untuk memainkan ponselnya. Ia terlalu stress dan syok menerima segala kenyataan yang harus ia hadapai setelah sadar dari pengaruh bius nya. Asinya bahkan juga tidak mau keluar, badannya juga tak ia rawat lagi seperti dulu.

Yuan membawa putranya ke dapur, ia mulai membuatkan susu formula untuk putranya. Sedangkan putranya ia taruh pada ranjang kecil di atas meja.

Sembari membuat susu untuk anaknya, Yuan melamun memikirkan bagaimana kedepannya nasib ia dan putranya jika Maudy terus-terusan seperti ini.

Sebagai Suami Yuan sudah menegurnya dengan baik-baik, bahkan ia hanya meminta Maudy untuk menidurkan atau sekedar menggendong putranya saja wanita itu tidak mau.

Yuan berusaha memahami rasa stress yang dialami Maudy, namun kesabarannya sudah habis dan ia tidak bisa lagi menahan amarahnya. Tidak ada hari damai setelah kelahiran putra mereka, karena Maudy yang keras kepala dan tak mau menyetuh putranya begitu juga dengan Yuan yang selalu emosi dan ingin dimengerti Maudy.

Setelah sibuk melamun, Yuan pun memberikan susu formula yang sudah ia dinginkan kepada putranya.

Senyuman hangat terpatri pada bibir Yuan ketika melihat putranya dengan lahap meminum susu formula itu dan menatap Yuan dengan mata yang berbinar.

"Ayah akan selalu menyayangimu, selalu membahagiakanmu, dan selalu berada di sisimu. Kuatkanlah Ayahmu ini nak, dan semoga Ibumu segera menerima kenyataan yang ada!" ucap Yuan sembari mengelus pipi putranya yang tengah meminum susu formula.

Hari-hari Yuan juga disibukkan dengan pekerjaannya, namun karena Maudy tidak mau mengurus Reo ia juga terpaksa membawa sang bayi ke kantor atas izin Pak Haris.

Keputusan itu juga menjadi pertimbangan, karena fokus Yuan terbagi menjadi dua. Namun sejauh ini pria itu profesional dan tetap mengerjakan tugasnya tepat waktu, meskipun harus terhambat jika ada proyek yang mengharuskan turun langsung ke lapangan namun Yuan tidak pernah meninggalkan putranya kepada Maudy yang tidak bisa dipercaya.

Sesekali Sifa juga membantu Yuan mengasuh Reo, gadis itu tidak tega melihat Yuan yang pontang-pantingan mengurus anak dan juga dokumen-dokumen yang menumpuk di mejanya.

Beruntung juga Reo termasuk bayi yang tidak terlalu ribet, ia lebih banyak anteng dan hanya sesekali menangis dengan sangat kencang jika merasa lapar.

*******

Tiga tahun berlalu

"Belakangan ini kamu lebih sering pulang ke kota sebelah, ada apa Sayang?" tanya Serena. Wanita itu memberikan secangkir teh hangat kepada Johan yang baru saja sampai di rumah.

"Hanya Papa yang sakit-sakitan saja, dan juga ada beberapa urusan!" jawab Johan, lelaki itu sangat merindukan Serena dan juga Althea setelah seminggu pulang ke rumah utama dan meninggalkan dua kesayangannya.

"Beneran ngga ada yang lagi kamu sembunyikan?" selidik Serena, sudah bertahun-tahun bersama Johan tentu ia hapal dengan gelagat prianya.

Johan meminum teh lalu menghela nafasnya, membohongi Serena adalah hal yang tidak bisa ia lakukan sekarang karena wanita itu sudah sangat tau tentang sifat dan sikapnya.

"Sebenarnya Papa Mama nyuruh aku buat pulang ke rumah dan ngga ngurusin kantor cabang yang disini lagi. Mereka ingin aku berada di sisi mereka karena mereka sudah tua!" jelas Johan.

Beberapa tahun lalu alasan Johan tinggal di kota ini karena ada proyek, padahal sebenarnya proyek itu tidak terlalu membutuhkan kehadirannya. Karena ia tak bisa meninggalkan Serena dan Althea akhirnya ia membuka kantor cabang disini sebagai alasan untuk tinggal.

"Hmm begitu yaa, lebih baik kamu menuruti keinginan orangtuamu saja!" saran Serena.

"Tapi aku ngga bisa tanpa kamu dan Althea!" ucap Johan yang langsung memeluk Serena dengan erat.

Serena menghembuskan nafasnya dengan berat, ia juga merasa sangat rindu kepada Johan selama satu minggu ditinggalkan. Jika Johan meninggalkannya lebih lama, mungkin Serena akan mati karena rindu.

"Jadi kamu maunya gimana?" tanya Serena kepada Johan sembari melepaskan pelukan lelaki itu untuk menatap wajahnya dengan jelas.

"Gimana kalo kita balik ke kota sebelah? Aku tahu kamu memiliki kenangan buruk disana, tapi ini sudah beberapa tahun setelah kejadian itu. Aku rasa kau sudah mulai mengikhlaskannya?" ucap Johan sembari memperhatikan ekspresi Serena.

Wanita itu tampak ragu dan cemas, ia bahkan menggigit bibir bawahnya karena rasa tidak nyamannya.

"Aku tidak akan memkasamu, jika memang tidak bisa maka tidak papa. Jangan buru-buru ambil keputusan, pikirkan dengan matang-matang. Maafkan aku yang malah berbicara seperti tadi!" ucap Johan sembari mengelus kepala Serena, lelaki itu tersenyum dengan lembut supaya wanitanya lebih tenang.

"Terimakasih!" ucap Serena dengan senyuman manisnya.

Selama tiga tahun ini Johan tidak pernah mengambil keputusan tanpa persetujuannya. Lelaki itu selalu menanyakan pendapat Serena dan juga menanyakan apakah Serena akan nyaman dengan tindakannya.

Johan tidak pernah menekan Serena dan selalu menyanyangi wanitanya seperti pertama kali mereka saling jatuh cinta. Rasa itu tidak pernah sedikit pun berubah, Johan selalu mencintai Serena.

Bersambung

TOLONG BACA CATATAN DI BAWAH KARENA SANGAT PENTING!

1
Nur Adam
lnjut
AICE: Siapp, ditunggu yaaa/Kiss/
total 1 replies
Widi Widurai
lah bukanny johan dah nyatain cinta ya??
AICE: Iya kak, kan barusan nyatainnya. Ada yang salah kah atau aneh?? Aku pelupa sama alur soalnya:)
total 1 replies
Ratih Amallia Rahman
bikin gereget
AICE: Terimakasih sudah mampir, Kak.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!