Tidak perlu repot-repot nyari jodoh yeorobun, siapa tahu jodohmu sudah dipersiapkan kakek buyutmu jauh sebelum kamu lahir ke dunia Timio ini, dan ternyata jodoh pilihan kakek ini, is the trully type of a HUSBAND MATERIAL means 💜
Happy reading 💜
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon timio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Orang Ke Empat
Sejak Kegaduhan yang ia buat sepulang event waktu itu, hubungannya yang baru saja menghangat dengan Arsen kembali mendingin. Jenny tidak pernah lagi mengekor suaminya ke kantor. Ia selalu menghabiskan waktunya disebuah butik ditengah-tengah kota. Arsen mengetahui hal itu dari orang suruhannya.
Ia tidak mempermasalahkan hal itu dan membiarkan Jenny leluasa sendirian, selama tidak ada pria lain disekelilingnya, apapun yang dilakukan istrinya itu akan didukungnya. Meski begitu ia tetap menyewa bodyguard untuk menjaga Jenny dari jauh, sebisa mungkin bodyguard itu tidak mencolok dan tidak perlu ikut campur jika tidak bahaya, cukup melaporkan saja, setelah memastikan Jenny sendirian, orang itu pun pergi.
Jenny terlihat keluar dari butik itu menuju sebuah cafe diseberangnya, sejak event itu berakhir ia memusuhi cappucino float, lebih memilih matcha latte sebagai gantinya. Selama ini ia masih memikirkan hubungan yang dipaksakan ini, jika boleh jujur ia mulai nyaman dan menyayangi Arsen, hanya saja ia masih belum bisa merelakan Jonathan dan semua yang sudah pria itu lakukan untuknya. Fakta bahwa ia meninggalkan pria baik hati itu secara ugal-ugalan sudah membuatnya merasa sangat terkutuk.
"Halo... ", seru seorang wanita yang kelihatan seumuran dengannya, penampilannya seksi, rambutnya di cat blonde tapi wajahnya manis, langsung duduk dihadapan Jenny.
"Iya, halo. Anda siapa? Kita kenal sebelumnya? ", sapa Jenny ramah tapi agak bingung.
"Gua penasaran aja wujud perempuan yang udah ngerebut Arsen dari gua, rupanya begini doang, agak kecewa sih, ngga secantik yang gua bayangin, B aja." lugas wanita itu.
"Anda ini siapa?", tanya Jenny datar malas berdebat.
"Ngga usah sok formal deh lu, sok Ok, sok cantik.", bentak wanita blonde itu lagi.
"Itu namanya etika dasar mba,dimana mana itu ngomong ke orang asing itu pakai saya, anda,kamu... bukan elu gua, Disekolahin ngga sih? Ragu deh.", balas Jenny lagi.
"Halah.. udah deh. Ngga usah sok banget jadi orang. Pasti lu ngincer hartanya doang kan, udah keliatan banget kok, kalo lu orang susah.", bentaknya.
"Udah ngomongnya?", tanya Jenny tenang.
"Sedih gua, Arsen ninggalin gua cuma demi cewe rendahan kaya lu ini." seru wanita itu lagi. Jenny tidak melepaskan pandangannya dari wanita itu, ia menatapnya santai dari ujung kepala sampai kaki.
"Sekali lagi saya tanya, nama anda siapa?!", tanya Jenny dengan nada tegas.
"Gua Andin Angeline, pacarnya Arsen sebelum dia nikahin lu. Lebih tepatnya elu yang ngerusak hubungan gua sama dia.", ringis Andin.
Andin Angeline
"Ohh... Ok.", santuy Jenny.
"Kok tanggapan lu gitu doang? Gua bilang, gua pacarnya Arsen!", sergah Andin lagi.
"Terus saya harus gimana mba cantik? Salto? atau lu mau gua kayang disini, aneh lu", kekeh Jenny.
"Kurang ajar lu ya.. nih rasain.... ", kesal Andin dan byur... ia menyiram Jenny dengan matcha lattenya.
"Haaaaah.... ", teriak Jenny kaget, minumannya mengotori pakaian dan dagunya.
Jenina wanita yang agak dingin, tenang tapi berbahaya jika merasa terancam, terlebih di situasinya sekarang ini. Ia bangkit dan mencengkeram rambut Andin dengan seluruh tenaganya.
"Sakit... dasar cewe gila.", ringis Andin mencoba melepaskan diri.
"Bagus banget kalo lu sadar gua gila. Sedih lu bilang? Lu sedih ngeliat Arsen menikahi perempuan kayak gua? Gua malah ngakak, bisa-bisanya suami gua yang cakep, tajir melintir, keren, pinter, tapi malah pacaran sama modelan benalu, spek ani-ani." bentak Jenny.
suaminya mba Jenina Wijaya 😖
"Apa lu bilang?!", bentak Andin lagi masih dalam cengkeraman Jenny.
"Ani-ani, pelac*r!", tambah Jenny sambik melepas cengkeramannya dengan kasar, hingga Andin hampir tersungkur. Jenny menatap telapak tangannya, di sela-sela jarinya terdapat banyak helai rambut Andin.
"Liat aja lu, gua bakal bikin perhitungan....", kesal Andin.
"Yaudah kapan? Biar gua liatin. Mau ngadu Arsen? Silahkan sis, kita beda level, gausa buang-buang tenaga deh lu. Nih.. rambut kotor lu gua balikin.", sembari membuangnya ke arah Andin.
"Gua bakal aduin lu ke Arsen, liat aja... hiks.. hiks...", ancamnya dengan sesegukan.
"Lah banci banget lu ternyata, yang mulai siapa yang playing victim siapa, abstrak gitu ya otak lu. Gua tandain lu ya nona Andin Angeline, sekali lagi lu nyari masalah sama gua, hidup lu ngga akan tenang. Inget baik-baik, gua Jenina Wijaya, istri sah, sekaligus nona mudanya Askara, keluarga paling berpengaruh di perekonomian negri Timio ini. Jadi lu paham kan maksud gua? Kalo mau dilaporin juga elu yang salah kok, ada bukti cctv, lu yang nyerang gua duluan, saksi mata disini banyak, hayooo mau gimana?", tanya Jenny dengan senyum remeh, akhirnya Andin pergi dengan langkah kasar.
🌼🌼
"Maaf ya bapak, ibu, mba, mas...", ucapnya sambil membungkukkan badannya beberapa kali, karena ia sudah jadi tontontan, dan untunglah cafe itu sepi siang ini, tapi tetap saja rasanya memalukan.
"Mba.. ngga papa? Saya bantu bersihin ya... ", seru seorang pelayan wanita mendekat membawa tisu. Orang-orang dari meja lain berdatangan untuk melihat keadaannya atau sekedar kepo.
"Maaf sekali saya sudah merusak makan siang kalian, maaf ya pak buk mas mba.", seru Jenny lagi.
"Tidak apa nak. Kamu pucat sekali, kamu gemetar..."
"Jaman sekarang pelakor serem-serem ya, duhh "
"Dia bukan pelakor mba, tapi hampir." seru Jenny.
"Mba ada teh hangat atau apapun yang agak hangat lah, dia gemetar, tangannya dingin... ", seru seorang nenek yang dari tadi disamping Jenny.
"Mba... tolong sampaikan ke manager cafe ini, saya mau sewa cafe ini seharian.", seru Jenny.
"Yang bener mba?" tanya seorang pelayan.
" Iya, jadi sebagai permintaan maaf saya, semua orang yang ada disini boleh makan sepuasnya termasuk staff, saya yang traktir." semangat Jenny.
"Woahh... istri sah memang beda ya... ", seru seorang pelayan wanita yang tadi membantunya. Begitulah hari ini dihabiskan Jenny, meski ia terlihat tenang tapi jujur ia merasakan sakit di ulu hatinya. Masa lalu Arsen yang muncul tiba-tiba. Apakah Arsen juga merasakan hal yang sama ketika Jonathan muncul dihadapannya? Tanyanya dalam hati.
Waktu sudah menunjukkan tengah malam lewat seperempat. Arsen harap-harap cemas menunggu di ruang tamu. Hingga akhirnya ia mendengar suara mobil Jenny. Klek ... pintu dibuka. Mereka saling berpandangan untuk sesaat, sama - sama datar.
"Kamu dari mana aja? kenapa baliknya tengah malam?", tanya Arsen mendekat.
"Cuma main, ada apa? ".
"Kamu baik-baik aja? "
"Hm, emangnya ada apa?".
"Kamu ketemu Andin kan?", tanya Arsen ragu.
"Iya, tuh perempuan udah ngadu ke lu? Bagus deh.", jawab Jenny ringan.
"Kamu gapapa?", tanya Arsen lagi.
"Emang gua harus gimana,Sen? Kebetulan lu nanya, hidup gua itu udah cukup melelahkan, jadi jangan bawa-bawa gua masuk ke masa lalu lu deh, gua ngga nafsu buat tahu, gua udah sibuk sama dunia gua sendiri, itu bukan urusan gua. Gua ngga suka. Terserah lu mau gimana, mau sekarang lu balik pacaran sama dia juga gua ngga peduli.", kesal Jenny.
"Apa bedanya sama Jonathan?", tantang Arsen lagi.
"Ya jelas beda dong. Emang Jojo datengin lu? Engga kan? Dia datengin gua, bukan lu. Gua yang ngenalin lu berdua. Lu emang ngenalin cewe itu ke gua? Engga juga kan? Emang Jonathan nyiram lu sampe kotor mana pake minuman gua sendiri lagi. Sampe lu malu didepan umum? Engga kan Sen?", tanya Jenny lagi, sungguh Arsen terkejut.
Orang suruhannya kali ini sangat tidak berguna, dia tidak menjelaskan apa yang terjadi pada Jenny hari ini.
"Andin nyiram kamu?".
"Iya, gua ngga terima, terus gua jambak rambut pirangnya sampai rontok banyak di jari gua, dan satu lagi, sebenernya ini bukan style gua sama sekali tapi dia itu tipe perempuan yang cuma akan diam dengan cara itu, gua pakai nama Askara. Gua berperan jadi nona mudanya Askara yang tak tersentuh, iihh... merinding gua.", pekik Jenny di akhir menggigil.
"Bagus sayang, kamu emang harus gitu.", seru Arsen mendekat dan memeluknya.
"Kamu memang harus berlindung dengan nama itu, karena kamu memang nona mudanya Askara. Aku kuatir banget sayang hari ini, takut kamu kenapa- napa." Jenny malah terdiam dan nyaman dalam pelukan itu, rasanya rindu sekali dan mengantuk. Arsen menepuk-nepuk pelan punggung istrinya itu dan merasa sangat bersyukur kali ini ia tidak ditolak.
"Gua ngantuk, gua mau ke kamar." seru Jenny tiba-tiba melepas pelukan Arsen, padahal baru saja suaminya itu bahagia, belum sempat Jenny melangkah tangannya sudah ditahan Arsen.
"Ayo tidur bareng." tawar Arsen.
"Ngga usah, gua bisa tidur sendiri.", tolak Jenny datar.
"Aku yang ngga bisa."
"Gua ngga mau lu bingung lagi, Sen. Ingat kita begini karena bisnis."
"Aku ngga bingung, aku tahu hatiku kemana dan maunya apa."
"Harusnya lu marah, karena gua udah lukain pacar lu, Arsen!"
"Pacar? Aku punyanya istri sayang, jadi stop semua ini. Ayo benar-benar jalani pernikahan ini, aku serius. Kalo bukan sama kamu, aku ngga bisa.", seru Arsen. Jenny hanya diam dan menatap pergelangan tangannya yang masih digenggam Arsen, dan jujur mendengar ajakan itu jantungnya berdegup cukup kencang.
Mengingat ia sudah tidak tidur dengan benar sejak mereka pisah ranjang lagi, ia bisa-bisa ambruk. Akhirnya mereka tidur bersama, si istri membelakangi suaminya belum kunjung tidur, dan si suami yang juga masih terjaga menatap punggung istrinya.
"Sen...", seru Jenny memecah keheningan tanpa membalik badannya.
"Hmm?", jawab Arsen.
"Gua boleh pegang bahu lu ngga? Terakhir gua pegang kaki lu gua juga bisa tidur, atau gua pegang kaki lu juga ngg..", belum selesai Jenny ber kalimat, Arsen menarik bahu dan lengan Jenny dengan cepat, akhirnya gadis itu berada di pelukan hangat suaminya.
Jenny bingung harus apa dalam situasi ini, otaknya berisik sekali dengan semua pertanyaan-pertanyaan dan jantungnya berdebar.
"Jantung... lu bisa diem gak? ", ringisnya dalam hati. Kondisi tidak jauh berbeda dengan suaminya, Taehyung lokal itu berusaha menahan semua hasratnya setengah tahun ini, ia pria normal yang punya kebutuhan fisik. Sesuatu baru saja mengeras 'dibawah sana' tapi sebisa mungkin ia menahannya, apalagi dengan situasi mereka saat ini.
Terasa sekali hembusan napas halus Arsen di pucuk kepala Jenny. Hangat tubuh pria itu pelan-pelan ditransfer kepadanya, nyaman , tenang, merasa aman, dan ngantuk berat, itulah yang Jenny rasakan dan ia benar-benar tertidur layaknya bayi.
Sementara Arsen masih terjaga dan pikirannya yang juga sedikit rumit. Perihal mantan kekasih yang menyerang istrinya hari ini. Kenapa dia muncul lagi setelah sekian lama? Setelah semuanya benar-benar berakhir. Kenapa ia malah memprovokasi Jenny yang tidak tahu menahu tentang dia?
.
.
.
Tbc ...💜