Arya, seorang pria yang memiliki istri yang sangat cantik dan juga memiliki seorang putera yang masih balita harus menelan pil pahit saat mengetahui sang istri dijodohkan oleh keluarganya dengan pria kaya raya.
Hal yang menyakitkannya, sang istri menerima perjodohan itu dan berniat melangsungkan pernikahan meskipun mereka belum sah bercerai.
Semua itu karena Arya dianggap pria miskin dan tak layak mendampingi Tafasya yang cantik dan memiliki body sempurna.
Bagaimana kisah selanjutnya, maka ikuti novel ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode-21
Tafasya berteriak ketakutan saat mobil yang ia tumpangi berguncang hebat dan suara ledakan itu membuatnya menggigil.
Nafasnya memburu dalam situasi yang menegangkan.
Beberapa saat kemudian, mobil berhenti disebuah halaman ruamh. Lalu sang pengemudi membuka pintu dan membopong tubuh Tafasya yang masih dalam kondisi terikat dan mata yang tertutup.
Seorang pria yang berwajah dingin menurunkan tubuhnya dilantai yang dingin disebuah teras rumah. Lalu tanpa mengatakan apapun ia pergi begitu saja meninggalkan sang wanita dan mengemudikan mobilnya.
"Emmm..., emmm...," Tafasya berusaha untuk mengeluarkan suaranya karena mulutnya dilakban.
Ani yang berada dikamar depan, sayup-sayup mendengar suara erangan seseorang yang terdengar menggeram.
"Siapa diluar? Mengapa malam-malam seperti berada diterasku?" wanita itu berguman lirih. Rasa kantuk yang masih bergelayut dimatanya terasa begitu berat.
Akan tetapi, suara geraman itu terus saja terdengar, membuat ia merasa penasaran untuk mengintai dari balik tirai jendela kamarnya.
Dalam samar karena masih dalam kantuk yang luar biasa, ia melihat seorang wanita terduduk dilantai teras rumahnya dalam kondisi terikat.
"Hah! Siapa itu? Mengapa diteras rumah?" gumannya dalam rasa panik.
Saat ia melihat sebuah tanda lahir disiku kiri wanita itu, sontak membuat Ani terkejut.."Tafasya!" ucapnya dengan rasa panik, dan ia bergegas turun dari ranjang. Rasa kantuk hilang seketika dan ia berjalan menuju ruang depan. Ia membuka pintu dan menghampiri puterinya.
Kemudian ia membuka penutup mata dan juga lakban dimulut Tafasya yang saat ini merasa sangat ketakutan.
"Ibu!" ucapnya dengan cepat.
"Ayo masuk!" ajak Ani, dan membawa puterinya kedalam rumah dan mengunci pintu dengan cepat.
Dengan menggunakan sebuah gunting, ia membuka kabel tie yang mengikat kedua pergelangan tangan puterinya.
"Bu! Bondan, dia brengsek!" ucap Tafasya dengan tersedu.
"Ada apa dengan Bondan?" Ani semakin penasaran.
"Dia menjual ku!" Tafasya merengek dengan bulir bening yang mengalir disudut matanya.
Wanita paruh baya itu tercengang dan menatapnya dengan rasa tak percaya. "Berapa harga yang ia tawarkan?" tanya Ani.
Tafasya menggelengkan kepalanya. Ia masih begitu trauma. "Yang pastinya dengan harga tinggi dan pria tua benar-benar sialan!" makinya dengan rasa kesal.
Percakapan keduanya didengar oleh Tony. Ia terbangun karena Ani sang ibu terdengar sangat berisik.
"Wah, kakak akhirnya kembali juga. Kami sudah mencari, tetapi tidak ketemu," pemuda pengangguran itu terlihat begitu antusias menyambut kepulangan sang kakak.
Tafasya menatap adik lelakinya. Ia mendenguskan nafas dengan berat.
"Kak. Sepertinya Arya sekarang sudah kaya. Sebaiknya kakak rujuk lagi deh dengannya," rayu Tony debgan tatapan licik. Bahkan pemuda itu tak perduli jika saat ini sang kakak masih dalam kondisi trauma.
"Iya, kamu harus rujuk dengan Arya. Kamu harus mencari cara agar pria itu dapat kembali padamu!" Ani menimpali.
Tafasya beranjak bangkit dari duduknya, lalu menuju kamarnya untuk beristirahat tanpa menggubris ucapan keduanya.
Melihat hal tersebut. Ani dan Tony menjadi kesal. Keduanya menyusulnya ke dalam kamar. "Tafasya, kali ini kamu harus menurut kata ibu. Kamu harus kembali pada Arya." wanita itu berkacak pinggang didepan pintu. Sedangkan Tony ikut menjadi provokator
"Bu, aku capek, biarkan aku istirahat," pintanya dengan menghiba.
Seketika keduanya saling pandang, dan memasang wajah kesal, lalu pergi meninggalkan kamar Tafasya.
Sepeninggalan keduanya. Wanita muda itu mengunci pintu kamar. Ia masih bingung dengan sikap ibunya. Semenjak ayahnya meninggal, perubahan sikap keduanya begitu sangat drastis.
Kemarin memaksa ia bercerai dengan Arya. Namun sekarang meminta untuk rujuk dengan sikap yang dipaksakan.
Ia membaringkan tubuhnya diranjang. Ia mengingat peristiwa tadi, dimanna ia masih penasaran siapa orang yang telah menyelamatkannya, dan jika dirasakan dari cara perlakuannya, maka itu adalah Arya mantan suaminya.
"Apakah benar itu mas Arya? Tetapi mengapa ia masih memperlakukanku dengan baik? Apakah ia masih mencintaiku?" gumannya lirih dalam hati. Ia menatap langit-langit kamarnya dengan tatapan nanar.
Sementara itu. Tony terlihat sangat gelisah. Ia sudah seharian tidak menggunakan barang haram bubuk berwarna putih itu.
Ia harus mendapatkan uang untuk membeli barang haram yang ia inginkan, jalan satu-satunya ialah dengan memaksa Tafasya untuk kembali rujuk pada Arya yang ia ketahui sudah menjadi kaya raya dalam sekejap.
"Apapun caranya, Tafasya harus kembali rujuk, aku tidak bisa terus-terusan dalam kondisi tidak punya uang," pemuda itu menggerutu.
Ia akan mengatur siasat, dan semuanya harus berjalan sesuai rencanya.
****
Seorang pria mengemudi dengan kecepatan tinggi. Ia menuju sebuah mansion yang cukup mewah, dan ditempat itu ia menghentikan laju mobilnya, lalu memasuki pintu gerbang yang dijaga dengan ketat.
Sesampainya digarasi. Ia turun dari mobil dan menuju ke dalam mansion. Langkahnya terlihat begitu ringan. Akan tetapi pandangannya sangat dingin.
Ia menuju kolam renang. Lalu menanggalkan pakaiannya dan melemparkannya begitu saja, kemudian melompat kedalam kolam untuk menenggelamkan tubuhnya.
Setelah beberapa menit kemudian, ia menyembulkan kepalanya, lalu bersandar didinding kolam renang. Pandangannya menerawang jauh, menembus alam fikirannya yang saat ini sedang kacau.
Dinginnnya air kolam tak lagi ia rasakan. Ia berperang dengan fikirannya. Ia merasa jika takdir saat ini sedang mempermainkannya.
Setelah merasa cukup dengan pelampiasannya, ia kembali ke kamarnya dan mendapati sebuah pesan masuk ke ponselnya. Ia membuka layar benda pipih itu, lalu membaca pesannya sembari mengusap bulir bening masih jatuh dipelipis matanya menggunakan handuk.
Ia menautkan kedua alisnya. Tatapannya begitu dingin. Pesan tersebut mengusiknya, tetapi ia tak ingin membalasnya, dan memilih untuk tidur.
Sementara itu, seorang pria terlihat penuh amarah berada didalam ruangan tertutup. Wajahnya penuh kekesalan, dan ia tak dapat menutupi garis urat dilehernya yang terlihat sangat menegangkan.
"Brengsek! Beraninya ia mengambil penariku! Hancurkan semua tentangnya!" titah pria tersebut dengan gejolak yang membara.
Seketika kelima orang berpakaian serba hitam itu menganggukkan kepalanya dengan cepat, dan menganggukkan kepalanya pertanda patih akan perintah dari sang big bos yang tak lain adalah Tomy.
Mereka bergegas keluar dari ruangan untuk menjalankan perintah dari pria tersebut.
Sedangkan Tomy masih terlihat geram akan apa yang terjadi. Ia akan menghancurkan orang yang berusaha mengusiknya.
Ia menghubungi Bondan yang merupakan kunci dari permasalahan ini.
Berulangkali ia menghubunginya. Namun nomor pria paruh baya itu tidak tersambung. Ia semakin kesal dan merasa jika telah dikelabui.
"Sial! Beraninya kau permainkan aku! Lihat saja apa yang akan aku lakukan padamu!" gumannya dengan geram.
Tatapannya memperlihatkan rasa amarah yang begitu besar. Ia akan mengacaukan siapapun yang berusaha untuk mengecewakannya.
Tak berselang lama. Sebuah pesan masuk kedalam ponselnya. Ia membukanya, dan sesaat sebuah senyum sumringah terulas jelas disudut bibirnya. Saat bersamaan, seorang pemuda tersenyum puas, sebab merasa jika masalahnya saat ini terpecahkan.
atau udah g punya malu?
G MALU APA BILANG PERNAH.
KALAU PERNAH KAN SEKARANG UDAH GAK LAGI🤣🤣🤣🤣
dah g usah ditanggepin ar, tinggal pergi aja🏃♂️🏃♂️🏃♂️
DISINILAH LETAK DIMNA AKU GAK BEGITU SUKA DENGAN CERITA DRAMA KELUARGA.
KOMEN KU BERASA KAYAK EMAK EMAK KOMPLEK BLOK 69🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭
SAYANG...
seribu kali SAYANG🤣