" Dikaa !" Neta kesal lalu ia melemparkan buku tulisnya ke arah pria itu.
Dika hanya tertawa terbahak setelah ia mengjaili Neta.
Dika yang bernama lengkap Mahardika Bimantara, siswa kelas 3 Sekolah Menengah Atas pada saat itu, ia dikenal sebagai siswa yang berprestasi namun sikapnya yang selengean dan cuek membuat ia terkadang selalu ditegur oleh beberapa guru di sekolahnya.
Ia memiliki satu teman wanita yang tidak pernah akur dengannya, yang bernama Ganeta Nayanika. Entah mengapa walaupun hampir semua guru tahu jika Dika dan Neta tidak pernah akur namun dari kelas 1 hingga kelas 3 ini mereka selalu ditempatkan di kelas yang sama.
Selain tidak akur Dika dan Neta pun bersaing secara akademis, mereka berdua tidak pernah ingin kalah satu sama lain, sampai akhirnya nya mereka berdua lulus dari sekolah menengah atas.
Selepas mereka lulus dan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, Dika dan Neta belum dipertemukan kembali sampai akhirnya, keadaan yang mempertemukan mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayuni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 15
Neta keluar dari mobil lalu menutup pintu pagar rumahnya, ia melihat ke sekeliling komplek rumahnya sudah tidak ada mobil Dika.
" Syukurlah mobil Dika sudah tidak ada " batin Neta menutup pintu pagar.
Ia berjalan masuk kedalam rumah. Ayah dan Ibu nya sedang berada di ruang keluarga.
" Assalamu'alaikum "
" Wa'alaikumusalam Net, kok jam segini baru pulang ? kamu lembur ? " tanya Ibu.
" Hmm.. nggak kok Bu, tadi Neta ketemu dulu sama temen " jawab Neta.
" Oh gitu.. sudah makan ? " tanya Ibu lagi.
" mmh.. sudah Bu "
" Segera shalat Maghrib Net " Ayah kepada Neta.
" Iya, Yah Bu, Neta ke kamar dulu "
" Iya.. " Ayh dan Ibu berbarengan.
Neta berjalan menuju kamar, ia membersihkan badannya terlebih dahulu lalu ia melaksanakan shalat magrib. Setelah salat Neta seperti biasa merebahkan tubuh nya diatas kasur.
Ia menatap langit-langit kamarnya, ia teringat ucapan Dika tadi.
" Seserius cinta aku ke kamu " gumam Neta.
" Haahhh... " Ia bangun dari tidur nya, lalu duduk menyender ke senderan kasur.
" Bisa-bisanya dia gombalin aku.. arrghhh... Dikaa jangan bikin hati aku jedak jeduk gini dong... " batin Neta.
Neta mengambil selimut lalu menutupkan keseluruh tubuhnya sampai kepala. Tidak lama ia membuka kembali selimut diatas kepalanya. Neta salah tingkah.
Ia berjalan menuju balkon kamar, ia keluar langit diluar cukup cerah, terlihat bintang bersinar berkerlap-kerlip, Neta terus menatap langit. Lalu ia duduk di kursi yang berada di balkon kamarnya.
Ucapan Dika tadi masih terngiang di telinga Neta, ia masih bingung apakah yang dikatakan Dika benar adanya atau hanya keisengan Dika.
" Argghh Dika.. kenapa kamu mengganggu pikiranku Dikaaa... " Neta sedikit mengacak-acak rambut nya.
Ia menyender ke senderan kursi lalu kembali menatap langit indah dengan bintang-bintang di angkasa.
...****************...
Dilain tempat Dika sedang berada di rumahnya, ia pun tidak kalah memikirkan apa yang ia ucapkan tadi ke Neta, walaupun Neta menganggapnya tidak serius, tapi bagi Dika itu sangat serius. Ia pun tidak memaksa Neta, jika memang ia dan Neta tidak bisa bersama, Dika pun tidak mempermasalahkan itu, karena bagi Dika mengungkapkan isi hati itu lebih penting.
" Aku tidak mempunyai hak memaksa Neta untuk menyukaiku, mungkin bagi Neta adalah sebaliknya, namun perasaan hatiku tidak akan berubah " batin Dika.
Lamunan Dika dibuyarkan oleh suara dering telepon masuk ke ponselnya, ia langsung menerima panggilan telepon itu.
Dika : Halo..
Anggota : Selamat malam Dan, ijin menyampaikan telah terjadi laka lantas di jalan Pattimura 3, kendaraan roda 2 dan kendaraan roda 4.
Dika : Oke baik saya menuju kesana.
Klik telepon ditutup, Dika langsung bergegas menggunakan jaket, mengambil ponsel dan kunci mobilnya, ia berjalan menuju garasi, menyalakan mobil, mobil melaju meninggalkan rumah.
Sesampainya di tempat kejadian kecelakaan, Dika langsung melihat keadaan, beberapa warga yang dibantu petugas kepolisian yang ada ditempat membawa beberapa korban ke rumah sakit terdekat.
Dika bersama anggota yang lain, mulai menyelidiki kejadian kecelakaan tersebut. Apakah murni kecelakaan atau adanya kelalaian.
" Ijin Dan selamat malam "
" Malam "
" Untuk korban semua sudah dibawa kerumah sakit, semoga tidak ada korban jiwa " Anggota kepada Dika.
" Ya mudah-mudahan, setelah ini saya akan menuju rumah sakit untuk meminta keterangan kepada para korban "
" Baik Dan "
Dika kembali menyelidiki tempat kejadian kecelakaan, mobil dan motor sudah dibawa oleh derek untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Dika menuju rumah sakit yang ditemani oleh beberapa anggota.
Sesampainya di rumah sakit Dika menuju ruang IGD disana sudah banyak warga yang sebagian mengantar para korban kecelakaan dan sebagian lagi warga yang ingin menonton.
Dika masuk ke ruang IGD beberapa perawat dan dokter sedang sibuk mengurusi pasien kecelakaan tadi, Dika pun akan menunggu terlebih dahulu sampai para korban kecelakaan selesai diberikan pengobatan, lalu setelah itu mereka akan dimintai keterangan.
Dari kejauhan ia samar-samar mendengar suara yang tidak asing di telinganya. Ia sedikit mencari-cari sumber suara tenyata, dari bed paling ujung. Ia mencoba menghampiri karena ia penasaran ingin tahu siapa pemilik suara itu.
Saat tirai sedikit terbuka karena perawat keluar untuk mengambil cairan infus Dika dikejutkan oleh seseorang yang amat sangat ia kenal. Ia berjalan mundur meninggalkan area pemeriksaan tadi, ia kembali bersama rekan nya sesama anggota kepolisian.
" Bagaimana Dan " tanya rekan Dika.
" Masih dalam perawatan semua, kita tunggu saja " Dika kepada Rekannya
" Baiklah.. "
" Sambil menunggu bagaimana jika kita meminta keterangan terlebih dahulu kepada saksi yang ada ditempat kejadian, sebelum kita meminta keterangan kepada saksi korban " Dika kepada rekannya.
" Baik, Dan.. mari "
Dika dan Rekannya mencari beberapa orang saksi yang berada di tempat kejadian saat terjadi kecelakaan setelah mendapatkan keterangan dari sejumlah saksi, ia tinggal menunggu keterangan dari saksi korban yang masih dalam perawatan.