Anaya Devaloka (21), seorang gadis muda yang terpaksa menjadi ibu susu bayi bernama Elnan Kavindra demi melunasi hutang ayah tirinya dan membiayai pengobatan mamanya.
Richard Kavindra (29), seorang CEO muda nan tampan dan terkenal playboy. Ia menyukai gadis seksi yang bertubuh langsing. Namun, ketika ia melihat Naya, semua tipe gadis idealnya seakan tak berlaku sama sekali. Ia terjebak pada pesona ibu susu baby Elnan anaknya.
Akankah Richard mampu meluluhkan hati Naya? dan bisakah Naya tetap teguh pada hatinya tanpa tergoda oleh Richard?
Follow Ig : @yoyotaa_
Dilarang keras untuk menjadikan cerita saya jadi konten!!!!!!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yoyota, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13 - Anaya Devaloka
Richard masih berada di kamar Elnan. Ia begitu merindukan bayi mungil itu. Ia pun mengecup pipi kanan, pipi kiri dan kening Elnan. Kemudian matanya melirik ke arah Naya yang masih berdiri di hadapannya.
"Apa kau tidak ingin duduk?" tanya Richard.
"Tidak Tuan."
"Ya sudah, terserah kau saja," ucap Richard tak peduli pada Naya.
Naya masih berdiri di depan Richard tanpa berpindah posisi. Sebenarnya ia terus berpikir, apa kaki Naya tidak pegal jika terus berdiri? Apalagi tanpa ada sandaran di samping kanan, kiri, depan dan belakang. Benar-benar wanita aneh. Begitulah pikir Richard.
Hening. Itulah suasana di kamar itu. Richard tidak pernah seperti ini sebelumnya. Ia seolah kehabisan topik saat berhadapan dengan wanita seperti Naya. Karena di dalam hidupnya, ia selalu menjumpai wanita yang aktif dan agresif terhadapnya.
Apa dia benar-benar tidak tertarik padaku? Kenapa dari tadi hanya diam seperti patung?! Huh!
"Naya besok buatkan aku sup seperti yang kau berikan tadi. Hantarkan sup itu ke kantorku saat jam makan siang."
Apa? Kenapa aku harus membuatkannya sup dan mengantarnya ke kantor? Apa dia tidak memiliki orang yang bisa ia suruh lagi?
Naya sedikit memperlihatkan rasa tidak sukanya pada Richard. Meski tak terlalu terlihat, namun Richard bisa melihat itu. Ia pun tersenyum tipis. Entah kenapa itu malah membuatnya senang jika melihat ekspresi tidak suka dari wanita di hadapannya.
"Maaf Tuan, untuk membuatkan sup saya masih bersedia. Tapi untuk mengantarkannya ke kantor sepertinya itu rasanya tidak mungkin. Anda tahu sendiri, saya harus menjaga anak Anda. Satu hal lagi, saya bekerja disini karena untuk menjaga anak Anda bukan untuk menjadi pesuruh Anda. Mohon untuk bisa bijak dalam memberi perintah pada saya."
Ada rasa takut saat Naya mulai mengutarakan isi hatinya yang menolak perintah Richard. Richard malah dibuat semakin tertarik oleh Naya.
Wanita ini benar-benar berbeda. Bagaimana bisa dia menolak perintahku?
"Aku bisa membayar mu lebih, jika kau bersedia menuruti perintahku," ucap Richard mencoba memberi penawaran pada Naya.
"Maaf, tapi uang yang diberikan Nyonya Helen sudah lebih dari cukup sebagai bayaran untukku."
Sial! Susah sekali untuk mengatur wanita ini!
"Jika kau berubah pikiran, kau tinggal bilang padaku. Ambil Elnan dari gendonganku. Sudah waktunya dia tidur."
Naya pun mengikuti perintah Richard yang satu ini. Ia mengambil Elnan dari tangan Richard dan menggendongnya. Richard keluar dari kamar Elnan tanpa permisi. Naya hanya bisa bernapas lega saat Richard tak lagi ada di antara dia dan Elnan.
*
*
*
Suara dering telepon membangunkan Richard dari tidurnya. Saat ia melihat nama kontak yang ada di layar handphone nya, ia langsung kesal dan menjawabnya penuh emosi.
"Apa kau tahu ini sudah pukul 11 malam? Sudah waktunya aku tidur. Apa kau mau aku menghajar mu besok, Ethan!?"
Seseorang yang menelepon Richard adalah Ethan. Ia kesal karena tidurnya terganggu.
"Kau hutang penjelasan padaku. Cepat katakan!"
"Aish! Yang benar saja! Kau menelpon malam-malam cuma karena ingin tahu ibu susu Elnan! Ethan apa kau sudah tidak mau hidup lagi!?"
Setelah mengatakan itu, Richard langsung mematikan sambungan teleponnya. Benar-benar tidak tahu waktu. Jika saja Richard tidak lelah, mungkin Ethan sudah habis dimarahi Richard lebih panjang lagi.
Gara-gara ulah Ethan, Richard terjaga dari tidurnya. Ia tak lagi merasakan kantuknya. Ia pun bangun dari posisi tidurnya. Ia duduk di depan komputer, dan melihat beberapa pesan email yang masuk.
Richard tersenyum senang ketika ia sudah mendapatkan data dari Naya. Ia membaca data tersebut.
"Anaya Devaloka perempuan berusia 21 tahun, ia dulunya bekerja sebagai pelayan kafe. Ayah tirinya memiliki hutang 50 juta. Lalu ibunya shock dan dilarikan ke rumah sakit. Di bertemu nyonya Helen di rumah sakit, lalu nyonya meminta Naya menjadi ibu susu baby Elnan. Dengan pertimbangan Nyonya Helen akan membantu Naya melunasi hutang, Naya mau menjadi ibu susu Elnan. Fakta yang paling mengejutkan adalah Naya masih gadis, dia belum menikah dan tak pernah memiliki pacar sama sekali."
Richard tersenyum tipis setelah selesai membaca keseluruhan data pribadi Naya.
"Rupanya dia memang masih gadis. Berarti aku adalah orang pertama yang mencuri ciuman pertamanya. Aku juga yang pertama kali mer*mas dadanya. Kenapa aku jadi merasa istimewa? Padahal aku bisa saja mendapatkan gadis suci manapun yang aku mau."
Rasa bahagia terlihat dari ekspresi Richard saat ini. Meskipun penampilannya kampungan, namun sesuatu yang tersembunyi di dalamnya begitu menggugah selera Richard. Ia pun benar-benar akan menjadikan Naya target selanjutnya. Seorang Richard tidak akan menyerah sebelum mendapatkan apa yang ia mau. Begitulah prinsip Richard.
*
*
*
Pagi-pagi sekali Ethan sudah berada di kantor milik Richard dan duduk di sofa ruangannya. Richard mendengus sebal. Sahabatnya yang satu itu, jika sudah penasaran akan sesuatu, ia tidak akan berhenti sampai ia mengetahuinya.
"Cepat katakan! Atau aku tidak akan pergi dari sini! Aku akan menjadi bayanganmu disini."
"Rasa penasaran mu itu apa tidak bisa sedikit dihilangkan?"
"Tidak!" jawab Ethan dengan tegas.
"Naya wanita yang sempat aku lecehkan saat aku mabuk. Dia adalah ibu susu Elnan. Sudah hampir 2 minggu lebih dia bekerja. Dia direkrut sendiri oleh mamaku. Apa sudah membantu untuk menghilangkan rasa penasaran mu?"
"Apa dia cantik? Bagaimana penampilannya? Seksi?"
Richard menghela napas kasar.
"Jauh dari apa yang kau bayangkan. Bahkan dia tidak masuk dalam kriteriaku. Mau tau apa yang lebih mengagetkan lagi? Dia bahkan tidak tertarik padaku."
"Bhahahaha, apa pesona mu sudah memudar Rich?"
Ethan tertawa tanpa dosa. Richard menyentil dahi sahabatnya itu.
"Aw," suara Ethan merintih kesakitan.
"Aku akan buat dia terpesona padaku. Lihat saja nanti."
"Ahahaha, aku jadi penasaran seperti apa dia. Wanita itu begitu hebat sampai tidak tertarik denganmu. Aku ingin memberinya hadiah."
Richard mendengus sebal. Dari dulu Ethan senang sekali jika melihat Richard kesal. Karena itu terlihat lebih kelihatan manusia daripada terus berdiam sendiri, termenung dalam kesedihan seperti waktu dulu.
"Lain kali ajak aku main ke rumahmu. Aku ingin melihat ibu susu Elnan itu. Aku juga sudah merindukan bayi lucu itu."
"Cih! Sejak kapan kau bermain ke rumahku harus aku ajak? Biasanya juga datang tanpa diundang," sindir Richard.
"Sekarang sudah beda cerita. Ada wanita asing di rumahmu. Jika tiba-tiba aku datang lalu tidak ada Tante Helen di rumah bisa-bisa aku dituduh yang bukan-bukan oleh ibu susu anakmu. Bagaimana jika nanti aku ke rumahmu bersama dengan Alex?"
"Terserah kau saja."
Richard memilih untuk menjawab demikian. Percuma jika Richard tak mengizinkan pun, Ethan tetap akan datang.
*
*
*
Hai semuanya,
Salam hangat dariku ya ❤️
Terima kasih sudah membaca ceritaku sampai di bab ini. Semoga kalian menyukainya.
Jangan lupa berikan like dan vote nya teman-teman.
jangan lupa mampir juga di karyaku ya,🙏🏻
icad icad..