Jia menemukan kembali arah hidupnya setelah dia bercerai dari Alex.
Namun siapa sangka, perceraian itu membuat Alex kehilangan pijakan kakinya.
Dan Rayden adalah bocah kecil berusia 4 tahun yang terus berharap mommy dan daddy nya kembali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AD BAB 29 - Waktu Berhenti Berputar
Mendapatkan kabar jika pagi ini Rayden akan datang, Jia dengan buru-buru menukar shift kerjanya, dia akan mengambil jam kerja malam.
Untunglah Lisa setuju, juga tim lainnya yang menyanggupi.
Tapi ibu Emma sebagai supervisor laundry sedikit menegur, jika ada tukar jadwal lebih baik dilakukan 1 hari sebelumnya.
Jia berulang kali meminta maaf dan Emma memaafkan, Jia memang masih dalam tahap belajar dengan dunia kerja.
Pagi-pagi sekali Jia mulai berkutat di dapur, memasak semua makanan yang disukai oleh sang anak. Jia memasak dengan penuh cinta, dia bahkan terus tersenyum bergerak kesana kemari menyiapkan semua bahan.
Selesai tersaji semua di atas meja, Jia dengan segera membersihkan tubuh. Sudah jadi kebiasaan kini Jia selalu merawat tubuh dan wajah.
Jia mulai menyayangi dirinya sendiri.
Sama seperti Alex, Jia pun pagi ini menunjukkan penampilan terbaiknya. Bagi Jia kini Alex adalah orang asing, bukan lagi suaminya, Jia merasa mulai kini harus menjaga harga dirinya sendiri, jaga image.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Di rumah Alex.
Selesai sarapan bersama Alex, Rayden dan Amora pergi, tujuan utama mereka adalah rumah Jia.
Sean sudah menunggu tuannya di samping mobil.
"Dad, aku akan duduk di depan bersama Om Sean," ucap Rayden, sungguh dia enggan untuk duduk bersama Amora. Kesan pertama wanita ini sungguh tidak baik. Pertemuan pertama yang berkesan bagi Rayden adalah jika seseorang berbicara dengannya setelah mensejajarkan tubuh mereka dan bukannya malah menyentuh kepala.
"Rayden_"
Ucapan Alex terhenti saat Amora menyentuh lengannya dan menggeleng kecil. Amora sadar diri, Rayden tidak ingin duduk bersama dia.
"Rayden sayang, duduklah ditengah bersama daddy. Biar tante yang duduk di depan."
Tanpa berdebat Rayden mengangguk dan segera masuk.
Sebuah sikap yang terlihat begitu menyebalkan di mata Amora. Dia hanya mampu menatap sinis pada anak kecil itu, lalu tersenyum dan menoleh kepada Alex.
"Terima kasih," ucap Alex dan Amora mengangguk kecil.
15 menit perjalanan dan akhirnya mereka sampai di rumah Jia.
Saat itu Jia sedang menyiram tanaman bunganya dan melihat mobil masuk, mobil yang Jia tahu pasti bahwa itu adalah mobil Alex.
Dengan segera Jia mematikan kran. Membersihkan tangannya dan menyambut dengan senyuman ceria di wajah.
Saat mobil berhenti pun Rayden dengan segera turun, berlari ke arah sang ibu dan berteriak memanggil antusias.
"Mommy!" teriak Rayden, Jia berjongkok dan merentangkan kedua tangannya lebar. Menangkap sang anak yang menghambur memeluk dia.
"Rayden," panggil Jia seraya memeluk anaknya erat.
"Rayden sangat merindukan Mommy."
"Mommy juga sangat merindukan kamu sayang, sangat."
Pelukan diantara mereka semakin erat, Jia bahkan berulang kali menciumi pipi anaknya.
Sebuah pemandangan yang membuat Alex terpaku di dalam mobil.
Jia nampak berbeda meski baru seminggu mereka tidak bertemu. Menggunakan gaun rumahan berwarna putih, membuat wajah Jia nampak semakin berseri, belum lagi cahaya matahari pagi yang menerpa wajahnya.
Membuat Alex bisa melihat dengan jelas perubahan Jia.
Jerawat mantan istrinya itu bahkan sudah mengering, menyisahkan tanda-tanda merah yang membuatnya terlihat seperti merona.
Tawa Jia bahkan terlihat begitu ceria. Alex kembali teringat senyum mantan istrinya itu saat pertama kali Jia datang ke rumah bersama Andreas.
Ada desiran di hati Alex, yang membuatnya terus terpaku menatap kebersamaan Rayden dan Jia di luar sana.
Seolah waktu berhenti berputar ketika dia melihat sisi lain dari Jia, Jia yang ceria.
Alex bahkan tidak mendengar ketika Amora terus memanggil namanya berulang.