Cinta Pelangi

Tok tok tok

Suara ketukan pintu menarik pikiran Anin kembali dari masa lalu.Dia bergegas membuka pintu dan melihat seorang pria aneh didepan nya.

"Ada apa?" tanya nya.

"Pihak rumah sakit memanggil anda untuk segera kerumah sakit"jawab pria itu singkat.

"Baik aku akan bergegas" Anin langsung bersiap tanpa bertanya lebih lanjut.

Di rumah sederhana nya Adnan Aditama,paman kandung Andra,sedang menonton aktivitas sekelompok dokter yang tengah melakukan pertolongan pada seorang pasien.Melalu layar komputer,lebih tepat nya melihat pemantauan dari CCTV tersembunyi yang di tempat kan ya di ruangan yang terhubung langsung ke komputernya.

Adnan dapat melihat betapa kacau nya situasi tersebut,sebab pasien yang tadi nya dalam keadaan istirahat tiba-tiba saja mengalami kejang hebat,mungkin karna gerakan terlalu kuat saat kejang luka pada pasien yang belum kering kembali berdarah.

Dapat dilihat melalui layar raut cemas pada beberapa perawat yang di kelilingi oleh orang-orang berpakaian hitam.Bahkan para dokter pun menjadi lebih berhati-hati dalam menangani pasien tersebut.

Mereka tidak habis pikir apa yang bisa terjadi pada pasien yang tadi nya sudah dalam kondisi membaik,tiba-tiba menjadi begini.

Mereka juga khawatir terjadi sesuatu pada pasien tersebut,karna jika sampai terjadi maka mereka juga akan ikut terseret bersama nya.

Melihat kekacauan itu membuat Adnan merasa puas,seringai kejam muncul di wajah matang nya.

Pria mendekati paruh baya itu mengetuk-ngetuk kan jemari tangan nya ke meja,sembari terus memperhatikan layar komputer nya.

"Ini belum seberapa Bagas,aku akan membuat mu tersiksa perlahan-lahan.Aku memang tidak tau bagaimana cara saudari ku mati di tangan mu tapi aku pasti tau bagaimana kau mati di tangan ku." desis nya.

Ya pasien yang di mata-matai oleh Adnan adalah mantan kakak ipar yang di benci nya,Bagas.Kemaren dia berhasil menyelinap keruangan Bagas saat tidak ada pengawal nya,momen itu dimanfaat kan nya untuk menambah campuran obat kedalam infus Bagas.

Bagas bagaimana pun sudah tua,terlebih dia sedang terluka jadi Adnan tidak menggunakan dosis yang tinggi.

"Kau seharus nya tidak boleh menyakiti kesayangan ku Bagas,maka kau tidak akan mengalami ini."lanjut nya lagi.

Drtt drtt drtt

Dering ponsel di sebelah nya,membuat Adnan mengalih kan pandangan nya dari komputer di depan nya.

Dia melihat siapa yang menghubungi nya,dan kening nya berkerut melihat panggilan dari luar negeri.

Di layar tertara nama 'Samantha' setelah ragu sejenak dia memutus kan mengangkat panggilan tersebut.

"Hello Sam" ucap nya dingin.

"Apakah kau tidak akan kembali Ad?" tanya Samantha pada Adnan dengan lembut.

"Ada apa?" Adnan sedikit tidak sabar meladeni wanita campuran Indo-Amerika ini.

"Joy sakit Ad,dan dia merindukan mu!"jawab Samantha lembut sedikit pun tidak masalah dengan cara Adnan berbicara pada nya.

"Bukankah sudah kukatakan aku sibuk Sam,aku belum dapat kembali."jelas nya semakin marah.

"Apa kami tidak boleh menyusul Ad,kami merindukan mu" lirih Samantha menjawab.

"Lalu kau akan memecah fokus ku begitu?dendam ku belum usai Sam,jadi jangan bebani aku dulu"kata nya kejam.

"Tapi sampai kapan Ad,kita bahkan belum menikah sementara joy juga butuh status Ad." Samantha masih berbicara dengan lembut.

"Jika kau tidak bisa menunggu lagi maka tinggalkan aku,cari pria yang mau menikahi mu dan mengenai joy,serahkan pada ku" kata Adnan tanpa perasaan.

"kenapa kau selalu menyuruh ku mencari pria lain Ad?? Apakah delapan tahun penantian ku tidak berarti Ad??" Samantha sudah menangis.

Adnan memejamkan mata nya sembari memijit pelipis nya.

Bukan ingin nya menjadi pria yang berengsek tapi keselamatan nya bisa saja berbahaya setiap saat.

Dendam nya yang begitu besar membuat dia bahkan tidak berani membentuk keluarga karna akan menjadi titik lemah nya.

Sejujur nya dia sangat mencintai Samantha,wanita yang sudah berjuang bersama nya selama delapan tahun.

Mereka membuat perusahaan telekomunikasi bersama,berawal dari perusahaan kecil,mengalami jatuh bangun berkali-kali,hingga saat ini menjadi besar.

Wanita ini telah membersamai nya,ketika Samantha mengatakan dia hamil,dia bahkan sangat senang.

Tapi dia harus mengubur rasa senang nya karna misi nya belum tercapai.Kakak tersayang nya sudah menjadi tanah,namun pelaku nya masih berdiri kokoh dan congkak.

"I LOVE YOU so much Samantha,tapi kumohon mengerti aku" suara Adnan akhir nya melunak.

"Sampai kapan Ad,usia kita tidak muda lagi."balas Samantha.

"Sebentar lagi Sam,kumohon bersabar lah sebentar lagi.Kata kan pada Joy aku juga merindukan nya." ucapnya langsung mengakhiri panggilan tersebut.

Jika diterus kan dia yakin,Samantha akan berbicara panjang lebar yang ujung-ujung nya memancing perdebatan.

"Kita belum dapat bersama Sam,setidak nya belum sekarang" monolog nya.

Tangan nya menggulir layar ponsel hanya untuk melihat foto wanita dewasa berambut pirang bermata hitam,dengan senyum lebar mengarah ke kamera sembari memangku seorang bocah lelaki berusia satu tahun.

"Daddy juga rindu Joy,tapi maaf daddy harus egois" lirih nya.

Mata nya kembali fokus pada komputer di depan nya.Melihat adegan sudah berganti,kini ruangan itu hanya tinggal Bagas yang masih diranjang pesakitan dan di sebelah ranjang ada Anin sedang duduk.

Tampak nya dia sedang menangis sembari berbicara,karna penasaran Adnan menggunakan ear phone nya. Untuk mendengar percakapan mereka.

'Pandangan mata Wily hari ini sama dengan pandangan mata wanita itu mas.Dia juga menatap ku sama seperti waktu wanita itu menatap ku,tatapan nya menyirat kan kebencian dan kekecewaan.Dan aku takut mas'

'Andai saja aku tidak serakah seperti ini..? Kau juga sama mas jika saja kau tidak membunuh nya maka aku tidak akan merasa dihantui terus menerus mas'

Mendengar pengakuan itu mata Adnan menjadi buas.Dia sudah mengetahui kematian saudari nya ada kaitan nya dengan sepasang manusia bedebah ini,tapi mengetahui dan mendengar secara langsung benar-benar berbeda.

Jika sewaktu mengetahui nya Adnan merasa marah,maka mendengar langsung membuat nya sangat marah.

"Bangsat kau Bagas,kau akan kusiksa dan gundik mu juga akan ku siksa." teriak nya yang hanya di jawab keheningan.

Dia pun melepas ear phone nya lalu mengirim pesan pada Andra.

'Gunakan setengah mil cairan yang ku berikan pada mu itu ke minuman atau makanan ayah mu.Seperti nya aku menagih bunga terlalu sedikit semalam.Aku ingin melihat hasil nya besok pagi'

Setelah mengirim pesan pada Andra,dia beranjak pergi.Tanpa mengetahui balasan yang begitu cepat dari Andra.

'oke paman'