NovelToon NovelToon
Suami Ku Hantu

Suami Ku Hantu

Status: tamat
Genre:Tamat / Fantasi Timur / Cintapertama / Nikahmuda / Suami Hantu
Popularitas:3.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: Reny Rizky Aryati, SE.

🏆Novel Legendaris🏆


Kisah seorang gadis berusia 17 tahun yang dipaksa menikah untuk menggantikan adik kandungnya yang di lamar oleh keluarga Van Rogh Costel III tetapi adiknya, yang bernama Jingmi menolak lamaran keluarga bangsawan tersebut yang mengakibatkan kemarahan keluarga Van Rogh Costel III.

Untuk meredakan amarah keluarga Van Rogh Costel III maka Jia Li yang merupakan anak kedua keluarga imigran bermarga Kwee yang sukses itu terpaksa di nikahkan dengan anak pertama Van Rogh Costel III yaitu Van Costel IV anak laki-laki keluarga bangsawan di Rumania.

Sayangnya Van Costel IV yang akan dinikahkan dengan Jia Li, dia bukanlah manusia...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16 Kwee Lan Sakit

Kwee Lan sakit

Sejak pernikahan Jia Li yang merupakan putrinya telah berlalu, membuat Kwee Lan mulai merasakan kerinduan yang dalam di hati Kwee Lan, sang ayah.

Sang ayah Kwee Lan sangat merindukan putrinya yang merupakan anak kandungnya dari istri pertamanya yang telah tiada bernama Tianba.

"Tuan Kwee Lan, minunlah obat ini dulu supaya tubuh anda lekas sembuh", ucap pria bertopi sincia merah.

"Tidak...", sahut seorang pria paruh baya yang terbaring lemah di atas ranjang tidur Chiho penuh ukiran.

"Bagaimana anda menolak obat ini, tuan !? Sakit anda tidak akan sembuh jika anda tidak meminum obat ini", kata pria bertopi sincia cemas.

"Aku... Aku ingin bertemu Jia Li... Aku merindukan puteri ku itu..., Heng...", sahut Kwee Lan lemah tak berdaya.

"Tuan..., apa yang harus saya lakukan untuk anda, tuan Kwee Lan !?", ucap pria bernama Heng.

"Jemputlah Jia Li pulang, Heng...", sahut Kwee Lan dengan suara lirih.

"Tuan Kwee Lan, tapi saya tidak tahu kediaman nona Jia Li sekarang", ucap Heng.

"Dia tinggal di lembah Moldova... Tolong... Jemput Jia Li pulang ke rumah, Heng...", sahut Kwee Lan.

Kwee Lan jatuh sakit sehingga pelayannya harus menemui keluarga Van Rogh Costel III untuk bertemu Jia Li agar gadis muda itu menjenguk ayahnya yang sakit tetapi dia tidak tahu keberadaan rumah keluarga bangsawan itu karena memang letak kediaman Van Rogh Costel III yang berada jauh di lembah Moldova.

Di perjalanan menuju lembah Moldova...

Terlihat kedua pria berpakaian Cheongsam lengkap dengan topi sincia warna merah tua sedang berjalan kaki di pinggir jalan kota.

"Bagaimana ini kita tidak mengetahui rumah bangsawan Van Rogh Costel III ?", tanya seorang pelayan dengan topi sincia merah.

"Kata tuan Kwee Lan, rumah bangsawan Van Rogh Costel III berada di lembah Moldova", sahut seorang pria yang memakai topi serupa.

"Tapi kita tidak tahu dimana letak lembah Moldova", ucap pria berkumis tipis itu.

"Lebih baik kita terus mencari rumah bangsawan itu dan menjemput pulang nona Jia Li", sahut pria bertopi sincia merah.

"Kita tanyakan saja orang-orang di sekitar sini dan menanyakan dimana letak lembah Moldova itu", kata pria berkumis.

"Baiklah, kita tanyakan kepada orang-orang di daerah sini, mungkin saja mereka mengetahui lembah Moldova itu", sahut pria bertopi sincia.

"Kita tidak mungkin pulang ke kediaman tuan Kwee Lan tanpa kabar apa-apa", ucap pria berkumis tipis.

"Apalagi tuan sedang sakit karena ingin bertemu nona Jia Li", sahut pelayan muda itu.

"Ini juga salah tuan Kwee Lan menikahkan puterinya dengan keluarga bangsawan Van Rogh Costel, dan akhirnya nona Jia Li tidak pernah pulang lagi", ucap pelayan lainnya.

"Jangan berkata yang bukan-bukan, kita sedang berhadapan dengan keluarga bangsawan", sahut pelayan bertopi sincia merah.

"Kenapa Heng ?", tanya pria berkumis tipis.

"Kita bisa kehilangan jati diri kita nanti Ho", sahut pria bernama Heng.

"Aduh ! Sepertinya kita harus lebih berhati-hati kalau berbicara mengenai keluarga bangsawan itu, Heng", sahut Ho.

"Ayo ! Ayo ! Kita segera mencari rumah mertua tuan Kwee Lan", ucap Heng.

"Iya, iya...", sahut pria bernama Ho.

Kedua pria yang merupakan pelayan dari keluarga Kwee Lan melangkahkan kaki mereka menuruni jalan di sebuah kawasan perumahan padat penduduk.

Pria bernama Heng berdiri di depan sebuah kedai makanan yang terletak di pinggir jalan seraya menanyakan kepada seorang perempuan tua yang sedang menjual makanan Mititei.

Heng menanyakan letak lembah Moldova kepada perempuan tua itu.

Perempuan tua penjual Mititei itu lalu menyuruh salah seorang anak buahnya untuk mengantarkan Heng dan Ho ke lembah Moldova.

Mereka menaiki sebuah kendaraan mirip colt bus berwarna oranye yang biasa mereka pakai untuk menjual Mititei keliling.

"Apakah masih jauh letak lembah Moldova ?", tanya Heng pada pria dengan kaos garis-garis putih merah.

"Kita akan sampai setengah jam lagi disana", sahut pria berkaos garis-garis sambil mengemudikan colt busnya.

"Cukup lama juga sampai ke lembah Moldova", sahut Ho yang duduk di kursi penumpang.

"Kalian akan pergi ke tempat siapa di lembah Moldova ?", tanya pria berkaos garis-garis.

"Kami hendak mengunjungi kediaman tuan Van Costel IV", sahut Heng.

"Tuan kami sedang sakit parah karena itu kami hendak menjemput puterinya untuk pulang ke rumah", ucap Ho menerangkan.

"Apa yang kalian katakan tidak salah ?", tanya pria berkaos itu.

Heng dan Ho saling berpandangan penuh tanda tanya dengan ucapan pria berkaos garis-garis putih merah.

"Maaf, apa maksud anda ? Kami tidak mengerti", kata Heng kemudian.

"Bukankah desas-desusnya bahwa tuan Van Costel IV sudah meninggal beberapa tahun yang lalu !?", sahut pria berkaos itu.

Heng dan Ho semakin kebingungan dengan perkataan pria berkaos garis-garis itu yang menyebutkan bahwa Van Costel IV telah tiada.

"Meninggal ?", ucap Heng dan Ho kompak.

"Iya...", sahut pria berkaos itu.

"Oh Tuhan ! Bagaiamana mungkin itu bisa terjadi !?", kata Heng ketakutan.

"Kenapa ?", tanya pria berkaos garis-garis itu menjadi bingung. "Apakah puteri tuan kalian ada hubungannya dengan keluarga bagsawan Van Costel IV ?", sambungnya.

Heng dan Ho kembali saling berpandangan dengan kebingungan, mereka semakin tidak mengerti dengan cerita dari pria berkaos garis-garis itu.

"Ho, apakah kita harus mengatakannya ?", bisik Heng pelan.

"Katakan saja bahwa nona kita sedang berbisnis dengan tuan Van Costel IV", sahut Ho sambil berbisik-bisik di telinga Heng.

"Lalu untuk apa kita menjemput nona ?", tanya Heng.

"Katakan saja bahwa nona belum pulang dari rumah Van Costel karena terjebak hujan badai", sahut Ho.

"Apakah ada hujan badai saat ini ?", tanya Heng.

"Lalu alasan apa yang harus kita katakan padanya, mana mungkin kita katakan bahwa nona kita menikah dengan orang mati, Heng !?", sahut Ho berbisik pelan.

"Apa yang harus kita katakan sekarang, Ho !?", lanjut Heng menjadi pucat pasi.

"Entahlah..., aku tidak tahu, Heng ! Rasanya ubun-ubun ku telah pindah ke neraka sekarang...", sahut Ho panik.

Heng dan Ho kehilangan akal untuk menjawab pertanyaan pengemudi colt bus itu dan akhirnya mereka hanya terdiam.

"Kenapa kalian tidak menjawab ku ? Ada apa ?", tanya pria berkaos itu.

"Ehk ! Tidak apa-apa, kami hanya sedang berdiskusi saja, bagaimana cara kami untuk kembali pulang ke rumah dari lembah Moldova nanti", sahut Heng cepat-cepat.

"Oh..., kalau masalah itu, kalian naik saja kendaraan umum di atas lembah Moldova yang datangnya malam hari", ucap pengemudi colt bus.

"Ma-malam hari...", sahut Heng gugup.

"Benar, biasanya kendaraan umum yang datang ke daerah lembah Moldova pasti di malam hari atau tengah malam", ucap pria berkaos itu.

"Apakah tidak ada jalur kendaraan lainnya yang lebih cepat ?", tanya Ho.

"Ada, kalian bisa naik kereta tetapi harus memesan karcisnya sebelum kalian datang ke lembah Moldova", sahut pria itu.

"Kami tidak tahu hal itu", kata Ho.

"Jika kalian ketinggalan kendaraan umum di malam hari, kalian bisa menginap di villa dekat sumur tua yang ada di tengah pusat lembah Moldova", sahut pria berkaos itu.

"Eh..., iya..., iya...", kata Ho.

Pengemudi colt bus itu lalu memutar kendaaraannya menuruni jalan landai di lembah Moldova.

Terlihat beberapa toko makanan berderet di sepanjang jalan.

"Sebentar, aku mau turun untuk bertanya pada salah satu pemilik toko", kata pria berkaos garis-garis itu.

"Apa yang kamu hendak tanyakan ?", tanya Heng buru-buru.

"Aku akan bertanya dimana letak rumah bangsawan Van Costel IV pada salah satu pemilik toko disini", sahut pengemudi colt bus.

"Aku ikut turun dengan mu untuk bertanya kepada pemilik toko", kata Heng.

"Aku juga, aku akan ikut kalian turun dan bertanya", ucap Ho.

Mereka bertiga lalu turun dari dalam colt bus menuju salah satu toko yang terletak di jalan lembah Moldova.

Suasana di lembah Moldova sangat tenang sekali, dan ditunjang udaranya yang sangat sejuk serta masih alami.

Mereka memasuki sebuah toko makanan dan bertanya pada pemilik toko mengenai letak rumah Van Costel IV.

Hampir sekitar satu jam mereka bertiga berada di dalam toko makanan itu.

Tak lama kemudian mereka keluar dari dalam toko makanan menuju ke colt bus yang tadi mereka naiki.

"Ada acara pesta pernikahan di sebuah rumah megah yang letaknya di bawah lembah Moldova", ucap pria berkaos garis-garis putih merah itu.

"Iya, sebaiknya kami segera ke tempat itu dengan berjalan kaki saja", sahut Heng.

"Kenapa kalian harus berjalan kaki ? Aku akan mengantarkan kalian berdua sampai ke rumah Van Costel IV, jangan sungkan !", ucap pria berkaos itu.

"Tidak ! Tidak, kami ucapkan banyak terimakasih pada mu karena telah mengantarkan kami hingga ke lembah Moldova", jawab Heng sambil memberikan sekantung kain kecil berisi uang kepada pria berkaos itu.

"Ayolah ! Jangan sungkan pada ku, aku akan menganyarkan kalian sampai ke sana !", sahut pria berkaos itu.

Akhirnya mereka pergi menuju kediamaan rumah Van Costel IV yang tengah mengadakan pesta pernikahan yang meriah serta mewah.

Heng dan Ho lalu turun dari colt bus oranye yang mengantar mereka, dan keduanya segera berjalan ke arah rumah Van Costel IV.

"Apakah kita akan masuk kesana Heng ?", tanya Ho.

"Tentu Ho, kita harus bertemu nona Jia Li dan memberitahukan kabar berita bahwa ayahnya tengah sakit saat ini", jawab Heng.

1
Heni Priyani
dilanjut thor mpe kelarrrr
Reny Rizky Aryati, SE.: 🎂🎂🎂🎂🎂🎂🎂🎂🎂🎂🎂🎂
Reny Rizky Aryati, SE.: iya, nanti yak, author masih rancang kelanjutannya, kemarin kerangka fikirannya hilang, ke hapus begitu saja, 🤝🕛
total 2 replies
Heni Priyani
thor...lom kelar...masih ngambang kmana mana......
lom ada endingnya
Reny Rizky Aryati, SE.: semoga saja kelar ceritanya yak, penasaran yak, saya juga penasaran yang buat ceritanya, gimana akhirnya gitu, mikir masih 🎂🌹🌹🌹
Reny Rizky Aryati, SE.: kayak di lautan yak, ngambang-ambang gitu, 🎂
total 2 replies
V
lanjut dong ceritanya aothor. Ceritanya bagus
Reny Rizky Aryati, SE.: nanti kalau udah naik level baru dilanjutin karena ceritanya panjang sekali 😉💝👍
total 1 replies
V
kalau mau nolong ya nolong aja.gak usah bawa bawa masa lampau apalah.
diasaat Antolin memohon mohon lo aja hati u aja membatu. giliran itu baru so soan. aku bantuin karena dia ga tau apa apa.
Heh Kalau mau nolongin orang dengan tulus gak mungkin lo itu masih berbelit dengan masakelam yang lo alami. kesannya gak ikhlas nolonginnya. Katanya GURU kok kelakuan tak mencerminkan seorang Guru/Pooh-pooh/.
Reny Rizky Aryati, SE.: 🙄🤝........
total 1 replies
V
pembicaran yang sangat tidak penting,katanya cinta jia li tapi malah berleha leha
Reny Rizky Aryati, SE.: aku juga gagal paham 🤝
total 1 replies
V
kalian berdua saling bertanya satu sama lain dan menjawab satu sama lain/Pooh-pooh/
Reny Rizky Aryati, SE.: ☺️.....🧑‍⚖️
total 1 replies
V
sungguh pusing arah pembicaran kalian berdua,

disaat Dimitri Peka ,Masonn gak peka.
di saat mason bicara ambigu disitulah Dimitri bertanya kemudian disaat dimitri berbicara ambigu disitulah mason juga bertanya tanya./Shame//NosePick//Pooh-pooh/
Teruslah kalian berdua planga plongo
Reny Rizky Aryati, SE.: 🤥/NosePick/
total 1 replies
V
mereka mengulang ,apakah kah kamu mengerti demetri? satunya lagi mengulang lagi?
terus kami yang baca juga ikut bertanya tanya dengan percakapan kalian yang ambigu/Shame/
Bolanda
akulah arjuna yang mencari cinta...
wahai wanita...
cintailah aku...
Yuniar Farah
/Rose//Rose//Rose//Rose//Rose/
stumble guy
👍👍👍👍👍
Andina Spencer
💘💘💘💘💘
Reny Rizky Aryati, SE.
sesuai permintaan... 👉👉👉
Anonymous
lanjut lagi ya Thor keren
Bouyan
👍👍👍👍
bulvagari
⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐
Fitria Astutik
Very beautiful work, depicting extraordinary imagination ❤️ good luck author ❤️
Anonymous
👍👍👍👍👍👍
Zhen
/Rose//Rose//Rose//Rose//Rose//Rose//Rose//Rose/
Anonymous
👍👍👍👍👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!