NovelToon NovelToon
VAMPIR

VAMPIR

Status: sedang berlangsung
Genre:Vampir
Popularitas:16.3k
Nilai: 5
Nama Author: Reny Rizky Aryati, SE.

Namaku Lakas, klan vampir dari darah murni, aku adalah seorang bangsawan dari raja vampir terkuat.

Adanya pemilihan pangeran pewaris tahta kerajaan vampir, menjadikanku salah satu kandidat utama sebagai penerus klan vampir darah murni.

Namun, aku harus menemukan cinta sejatiku dibawah cahaya bulan agar aku dapat mewarisi tahta kekaisaran vampir selanjutnya sebagai syarat utama yang telah ditetapkan oleh kaisar vampir untuk menggantikannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21 Festival Bulan Purnama

Sekolah berubah ramai oleh kerumunan murid-murid yang berdiri diluar gedung, dihalaman sekolah.

Tenda-tenda bazar telah berjejer rapi dihalaman sekolah, panggung musik juga usai dibangun untuk pegelaran hiburan pada festival penyambutan musim dingin yang diadakan di sekolah ini.

Tampak siswa dan siswi berjubel penuh sesak, mengantri mendaftarkan diri mereka untuk mengikuti perlombaan yang ada di festival.

Seseorang bergerak cepat lalu terbang melompat tinggi ke arah kelas, dia membawa seorang siswi sekolah turut bersamanya.

Sret... !

"Patuhi perintahku !" ucap seorang slave dengan sorot mata tajam.

Siswi itu tercekat diam, pandangannya penuh ketakutan saat slave vampir menekannya kuat-kuat ke arah dinding kelasnya.

"Carikan aku gadis yang mau ikut perlombaan menari hari ini, paksa mereka mendaftar lomba !" perintah slave vampir dengan sorot mata tajamnya.

"Baik, aku akan laksanakan perintahmu", sahut siswi itu dengan kedua mata memerah.

Siswi itu menuruti permintaan slave vampir lalu berjalan keluar kelas dengan langkah kaku.

Slave vampir tertawa keras, sangat menyeramkan sembari memperlihatkan kedua gigi taringnya yang lancip.

"Hihihihihihihihihihi... !" suaranya menggema mencekam sepanjang jalan koridor sekolah yang sepi.

Slave vampir bergerak terbang ke atas lalu meluncur cepat keluar gedung sekolah.

Setibanya diluar gedung sekolah, salve vampir menukik naik ke atas lalu singgah tepat di dahan pohon di halaman sekolah, dibawah sana telah terpasang tenda-tenda bazar festival yang memenuhi area halaman sekolah.

Slave vampir tersenyum menyeringai, wajahnya yang pucat pasi terlihat sangat dingin.

"Semua terkendali, festival bulan purnama akan segera berlangsung malam ini", ucap slave vampir tersebut.

Slave vampir bergerak turun melayang ke bawah lalu berubah penampilannya seperti seorang guru pengajar disekolah itu, dia berjalan pelan ke arah kerumunan murid.

Penampilannya yang tak terlihat seperti slave vampir memudahkannya bergerak diantara para murid sekolah itu.

...***...

Terlihat seorang siswi berseragam sekolah tengah mengawasi area sekelilingnya dengan ekspresi senang.

Cornelia berjalan santai ke arah sebuah tenda bazar festival yang tak jauh darinya saat ini, rupanya dia sangat tertarik dengan pengumuman dipapan tulis dekat meja yang tersedia ditenda itu.

"Bagaimana caranya mendaftar lomba menari ?" tanya Cornelia ramah pada seorang gadis yang ada ditenda bazar itu.

Seorang gadis bermata merah langsung menatap tajam ke arah Cornelia.

Sesaat kedua perempuan itu saling berpandang-pandangan lama, kemudian gadis penjaga tenda itu menjawab pertanyaan Cornelia dengan memberikan secarik brosur pengumuman kepada Cornelia tanpa berbicara sepatah katapun.

"Oh, perlombaannya malam ini ya, kalau begitu aku mendaftar sekarang, bisa tidak", kata Cornelia.

Gadis penjaga itu mengangguk pelan lalu mencatat nama Cornelia pada daftar nama pendaftar lomba menari di sebuah buku berukuran besar lalu memberikan sebuah pin peserta kepada Cornelia.

Cornelia menerima pin peserta dari gadis itu lalu beranjak pergi, hendak berjalan ke tenda lainnya.

Tiba-tiba muncul Lakas disamping Cornelia yang menyentakkannya hingga dia hampir terjatuh.

"Lakas...", ucap Cornelia seraya berpegangan tangan ke arah kain lengan kemeja Lakas lalu menoleh ke arah vampir itu.

"Apa kabar Cornelia ?" sapa Lakas seraya tersenyum lembut.

Lakas menangkap pinggang Cornelia saat kekasihnya itu hendak terjatuh.

"Kau mengejutkanku, Lakas", sahut Cornelia sembari berdiri tegak.

"Aku merindukanmu karena itulah aku datang cepat-cepat kemari", ucap Lakas.

"Kau bisa saja...", sahut Cornelia tersipu malu.

"Apa yang kau pegang itu ?" tanya Lakas seraya melirik cepat ke arah lembaran brosur ditangan Cornelia.

"Brosur lomba menari, sahut Cornelia.

Cornelia memperlihatkan lembaran brosur yang ada ditangannya kepada Lakas seraya menunjuk ke arah tenda bazar yang tak jauh darinya.

Lakas segera menolehkan pandangannya ke arah salah satu tenda bazar yang dimaksudkan oleh Cornelia lalu menatap dingin kepada gadis ditenda itu.

"Disana kamu mendaftar lomba", kata Lakas.

Lakas mengerutkan keningnya ke arah gadis penjaga tenda, pandangannya curiga dan penuh selidik.

"Kuharap kamu lebih berhati-hati lagi sewaktu menari nanti, kapan acaranya dilaksanakan ?" tanya Lakas kembali menoleh ke arah Cornelia.

"Nanti malam...", jawab Cornelia.

Lakas segera mengalihkan pandangannya ke arah atas, tampak kumpulan awan berarak rapi diatas langit, sayangnya, warna awan itu tidak seputih biasanya tapi berwarna kelabu.

"Musim dingin tidak semestinya diawali dengan suasana mendung seperti ini, malam nanti adalah malam bulan purnama...", ucap Lakas.

Cornelia ikut mengalihkan pandangannya ke atas langit, menatap awan-awan yang bergerak beriringan ringan.

Lakas melanjutkan ucapannya lalu menatap ke arah Cornelia.

"Pada saat malam bulan purnama sempurna, akan membuat kekuatan cahaya bulan milikmu semakin bertambah kuat lagi, sebaiknya kamu berhati-hati saat lomba menari nanti, jangan bergerak tepat dibawah cahaya bulan, kamu mengerti", kata Lakas.

"Kenapa kamu sangat mengkhawatirkannya ?" tanya Cornelia.

"Aku tidak berharap para vampir menemukan kita disini tapi aku merasa sesuatu akan datang kemari, entah itu apa bentuknya, aku sendiri tidak tahu pastinya", sahut Lakas.

Lakas menggenggam erat-erat tangan Cornelia, terlihat dia sangat mencemaskan keselamatan kekasihnya itu.

"Bisakah kamu tidak ikut lomba menari lagi, meski aku berharap tidak ada kejadian yang berbahaya nanti malam, aku hanya ingin kamu terlindungi keselamatanmu'', kata Lakas.

Lakas menatap tajam ke dalam kedua mata Cornelia, hatinya merasa sangat aneh hari ini tanpa tahu apa yang sebenarnya dia rasakan saat ini.

"Apa kau akan tetap disini sampai lomba menari nanti malam ?" tanya Lakas.

"Mungkin saja, aku akan ada disini sepanjang hari tapi aku tidak membawa gaun ganti untuk lomba nanti", kata Cornelia seraya memperhatikan penampilannya yang masih mengenakan seragam sekolah.

Cornelia lalu tersenyum manis ke arah Lakas kemudian bergelayut manja pada vampir tampan itu.

"Apa kau bisa memberikan aku sebuah gaun indah untuk nanti malam ?" tanya Cornelia sembari mengusap-usapkan kepalanya ke arah lengan Lakas.

Lakas tersenyum cerah saat melihat sikap manja Cornelia padanya.

"Gaun indah seperti apa yang kamu inginkan untuk kamu kenakan, nona besar ?" tanya Lakas.

Cornelia tertawa ceria, semakin mengeratkan pelukannya pada lengan Lakas.

"Aku ingin mengenakan gaun seksi yang dapat menarik perhatian semua orang disini, bisa tidak, kamu memberikan gaun itu padaku", kata Cornelia.

Cornelia mengedipkan matanya dengan genitnya ke arah Lakas lalu tersenyum sangat manis pada vampir tampan itu.

"Bolehkan aku berpenampilan menarik dari biasanya ?" tanya Cornelia.

Lakas tertegun diam, pandangannya berubah dingin.

''Kau akan membuatku tegang sepanjang hari tanpa bisa merasa tenang jika aku memenuhi permintaanmu itu, Cornelia", kata Lakas sembari tersenyum simpul.

"Ayolah, berpikirlah lebih santai, tidak baik selalu memiliki pikiran serius, akan membuatmu menjadi lebih tua lagi dari umurmu yang sebenarnya", sahut Cornelia.

"Apa kau tahu berapa umurku yang sebebarnya ?" tanya Lakas seraya mengerutkan keningnya.

"Kata Nobel, sudah berabad-abad lamanya kalian hidup tanpa meminum darah manusia, lebih tepatnya aku tidak tahu berapa umurmu yang sesungguhnya sekarang ini", sahut Cornelia sembari berjalan beriringan dengan Lakas.

Lakas terdiam sejenak lalu memandang lurus arah jalan didepannya, dan terus melangkahkan kakinya.

Namun, sorot mata Lakas terlihat sendu jika dia harus mengingat usianya yang lebih dari satu abad itu karena Lakas hidup abadi.

Seakan-akan dia mengingat bahwa dirinya hidup sangat panjang sebagai vampir.

"Kenapa kau diam ?" tanya Cornelia.

Cornelia melirik pelan ke arah Lakas yang terdiam.

"Apa yang sedang kau pikirkan ?" tanya Cornelia.

"Tidak ada...", jawab Lakas seraya menghela nafasnya kemudian menatap ke arah brosur lomba.

"Kalau begitu tersenyumlah ceria, karena aku akan memenangkan lomba menari itu untukmu", kata Cornelia.

"Kau bisa saja...", sahut Lakas.

"Percayalah, aku pasti akan memenangkan lomba itu dan membawa pulang hadiah lomba menari", lanjut Cornelia.

Cornelia kembali mengusap-usapkan kepalanya ke arah lengan Lakas, senyumnya mengembang manis disudut bibirnya saat mereka berjalan bersama Lakas.

Lakas tersenyum lembut ke arah Cornelia dengan sorot mata teduh lalu memeluk erat tubuh Cornelia.

"Yah, baiklah, aku akan memberimu sebuah gaun indah tapi tidak seseksi yang kamu inginkan karena aku tidak ingin kamu menari dengan pakaian minim didepan semua orang, Cornelia", kata Lakas.

"Ayolah, hanya sekali ini saja ! Ijinkan aku memakai gaun itu, Lakas !" ucap Cornelia sembari merajuk manja pada Lakas.

"Tidak, tidak, tidak !" sahut Lakas sembari menggeleng cepat lalu tersenyum simpul ke arah Cornelia dan menatapnya hangat.

1
ano
romantisnya
ano
hiii serem thor
Anonymous
ini novel bener-bener nyeremin Thor
Reny Rizky Aryati, SE.: 🧛 tidak juga, tidak seram kok
total 1 replies
ano
kenyen thor 🙀
Reny Rizky Aryati, SE.: 🤩🤩🤩🤩🤩🤩
total 1 replies
Reny Rizky Aryati, SE.
jangan takut ! 🥺
Reny Rizky Aryati, SE.
jangan takut !
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!