SEASON 2 NOT CONSIDERED
Melewati masa kritis karena tragedi yang menimpanya, membuat seorang Elina trauma pada penyebab rasa sakitnya. Hingga dia kehilangan seluruh ingatan yang dimilikinya.
Morgan, dia adalah luka bagi Elina.
Pernah hampir kehilangan, membuat Morgan sadar untuk tak lagi menyia-nyiakan. Dan membuatnya sadar akan rasa yang rupanya tertanam kuat dalam hatinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon WILONAIRISH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 28
"Mau berangkat, Gan?" tanya Mama Varia yang melihat Morgan terlihat mengeluarkan kendaraannya dari garasi.
Mama Varia yang sedang menyiram tanaman di depan rumah, terkejut dengan kehadiran Morgan. Hingga kemudian mengajukan pertanyaannya.
"Iya Ma, Morgan berangkat ya Ma" pamitnya kemudian.
Saat Morgan bersiap untuk melajukan kendaraanya, tiba-tiba dari gerbang depan ada seseorang yang sepertinya hendak bertamu. Hingga muncullah seorang wanita yang membuat Morgan terkejut.
Sementara Mama Varia hanya mampu menatap bingung, karena tak menyangka akan kehadiran wanita itu. Salah satu sahabat Elina, datang berkunjung ke rumahnya pagi-pagi sekali.
"Shella kan?" ujar mama saat wanita itu semakin mendekat ke arahnya.
Sementara Morgan menatap tajam wanita itu, untuk apa dia datang. Tentu saja tak jauh-jauh hanya ingin mengganggu ketenangannya. Bisa bertambah panjang urusan, kalau sampai mamanya berpikir ia masih berhubungan dengan wanita itu.
"Iya, Tante. Shella tadi mau berangkat ke kampus, tapi tiba-tiba mobil Shella mogok. Jadi mampir kesini, sekalian mau bareng Morgan. Boleh enggak ya, Tan?" tanya Shella dengan raut yang menunjukkan penuh harap. Supaya Mama Morgan merasa iba kepadanya.
Mama Varia terdiam sejenak, kemudian melirik Morgan yang menggeleng pelan. Mama Varia menatap balik Morgan dengan tajam, karena benar dugaan Morgan. Ia merasa Morgan masih memiliki kedekatan dengan wanita itu.
Mama berusaha mengulas senyumannya, kemudian mengangguk pelan. "Ya udah, kamu berangkat aja sama Morgan. Morgan juga udah mau berangkat." Ujar Mama Varia melirik Morgan dengan tajam.
Membuat Morgan menelan saliva nya dengan kesulitan. Sepertinya sepulang dari kampus, akan tamat riwayatnya. Mama Varia pasti tak akan diam saja dengan tatapan yang kali ini ditunjukkan untuknya.
Morgan pun tak memiliki kekuatan untuk menolak perintah sang mama. Dengan terpaksa ia bawa Shella untuk berangkat ke kampus bersamanya.
"Ck lo ngapain ke rumah gue?" ketus Morgan dengan kesal.
"Udah jelas kali, Gan. Gue mau berangkat bareng lo. Lagian gue juga mau deket sama nyokap lo." Jawab Shella dengan santainya.
Membuat Morgan semakin kesal dibuatnya. Ia mengeratkan rahangnya, berusaha menahan emosi yang mulai membara.
Akhirnya Morgan memilih mengabaikan keberadaan Shella untuk menjaga emosinya tak meledak. Hingga mereka sampai di kampus mereka, Morgan turun tanpa peduli pada Shella.
Shella mengikuti langkah Morgan, kemudian mengaitkan tangannya ke lengan pria incarannya itu. Membuat Morgan risih dan berkali-kali menepisnya. Karena Shella juga berkali-kali kembali mengaitkannya.
Hingga langkah mereka terhenti, saat berpapasan dengan Elina gengnya, siapa lagi jika bukan Viola, Bianca, dan Rozer. Morgan tersentak, kemudian terdiam membeku. Begitupun Elina dan yang lain, apalagi saat melihat Morgan terlihat bergandeng dengan kekasihnya mungkin. Pikir Elina.
Morgan berusaha untuk mengalihkan tatapannya dari Elina, dan berniat untuk mengabaikan mereka. Namun suara Elina menghentikan niatnya.
"Tunggu!" ujar Elina kemudian semakin mendekat kearah mereka.
Elina memegang kepalanya yang terasa pusing. Ada sekelabat bayangan yang mirip dengan kejadian yang detik itu ia alami. Seperti pernah melihat Morgan bersama wanita yang bernama Shella itu.
Elina memaksakan pikirannya untuk mengingat momen itu. Ia benar-benar merasa penasaran dengan sekelabat bayangan yang tiba-tiba muncul itu. Hingga tanpa Elina duga, ia merasa tubuhnya lemas dan merasa semuanya menjadi gelap.
Bruk
Elina tak dapat menopang tubuhnya, ia jatuh pingsan di pelukan Morgan yang sigap menangkapnya saat ia mulai oleng dan terjatuh.
"El!" teriak mereka semua, kemudian mendekati Elina dengan kekhawatiran masing-masing kecuali Shella tentunya.
Next .......