Elara Estelle putri seorang pengusaha yang terabaikan dipaksa menikah dengan Alistair Magnusson seorang tuan muda lumpuh di tengah ejekan keluarganya elara menyembunyikan identitasnya sebagai dokter terkenal ketika rahasia masa lalu terungkap elara merencanakan balas dendam sambil belajar arti cinta dan penerimaan dalam pernikahan yang tak terduga.
penasaran?? yuuk lanjut bacanya ➡️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bellis_perennis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11
Sore itu elara yang baru selesai mandi berjalan santai ke lantai bawah berencana menikmati waktu luangnya dengan makanan ringan yang sudah ia pesan pada bibi pelayan tanpa sepengetahuannya alistair rupanya juga sudah kembali dari perusahaan dia duduk di sofa tampak kelelahan dan sedikit pucat tiba-tiba suara Alistair memecah keheningan membuat langkah Elara berhenti.
"Apakah makanan itu enak?" tanya Alistair memandangnya dengan ekspresi tenang.
Elara terkejut sampai keripik kentang yang ada di mulutnya terjatuh sadar bahwa alistair sudah duduk di sofa tanpa dia sadari,l elara langsung mengambil keripik yang jatuh dan membuangnya ke tempat sampah lalu berbalik memandang suaminya dengan wajah biasa seolah kejadian barusan tidak terlalu mengganggunya.
"Kau sudah kembali?" tanyanya sambil berjalan mendekat dan duduk di sofa berhadapan dengan Alistair.
Alistair mengangguk sambil menahan tawa kecil melihat ekspresi elara yang terkejut tadi "ya, aku sudah kembali Jadi apa makanan itu enak?"
"Tentu saja kalau tidak aku tidak akan meminta bibi membeli stok banyak" jawab Elara dengan santai "apa kau mau mencobanya?"
"Tidak untukmu saja lagi pula aku bisa melihat betapa kau memuja makanan itu" ucap Alistair sambil tersenyum tipis ada rasa nyaman yang tiba-tiba dia rasakan saat berbicara dengan elara.
Elara tertawa kecil melanjutkan makan tanpa menyadari bahwa Alistair memperhatikannya dengan lebih intens pandangan Alistair tertuju pada bibir mungil Elara yang merah muda alami tanpa bantuan lipstik.
"Kau sebaiknya mengurangi makanan seperti itu dan menggantinya dengan buah-buahan itu lebih baik untuk kesehatanmu" kata alistair.
Elara mengangguk "terima kasih ..aku akan melakukannya" balasnya santai.
Alistair terkejut tetapi senang melihat Elara menerimanya dengan lapang dada "kau tidak keberatan aku mengatur pola makan mu?"
"Kenapa harus keberatan? Bukankah yang akan membeli buah-buahan itu uang dirimu? selama itu tidak menguras kekayaan ku aku akan baik-baik saja" jawab Elara sambil tertawa kecil.
Alistair ikut tertawa "apa kau merasa uang bulanan yang kuberikan tidak cukup?"
"Tidak itu sangat banyak meskipun aku ingin menjadi wanita kaya raya aku tidak akan menguras hartamu sampai habis" jawab Elara dengan santai.
Alistair tersenyum kecil "aku punya cukup uang jadi aku tidak keberatan membaginya sedikit denganmu".
"Itulah sebabnya aku tidak ingin terlalu serakah jika kau sedikit pelit mungkin aku akan lebih cepat menguras hartamu" balas elara bercanda membuat tawa kecil terdengar dari beberapa pelayan yang sedang berlalu lalang.
Alistair tersenyum, merasakan kenyamanan saat bercanda dengan elara namun, saat dia mencoba menggeser diri dari kursi roda ke sofa dia merasa tubuhnya lemah dan kesulitan bergerak elara memperhatikan itu dari jauh meski dia ragu apakah alistair akan tersinggung jika dibantu dia tetap mendekat ketika melihat alistair hampir terjatuh.
"Aku akan membantumu," kata elara cepat menopang tubuh alistair agar tidak terjatuh.
Setelah membantu alistair duduk dengan nyaman elara segera mundur dan meminta maaf "maaf aku hanya tidak ingin kau terjatuh aku tidak berniat melanggar isi perjanjian kita".
Alistair tersenyum lembut merasa tenang dengan sikap elara "tidak apa-apa maaf membuatmu kesulitan".
Elara menatap wajah alistair yang tampak pucat dia meletakkan tangan di kening Alistair untuk mengecek suhu tubuhnya "kau demam!" serunya.
Alistair menghela napas pelan "hanya demam biasa besok juga akan membaik."
Elara menggeleng pelan "demam harus segera diobati agar tidak semakin parah tunggu di sini aku akan mengambil obat di kamarku".
Tanpa menunggu jawaban Alistair elara langsung berlari ke lantai dua untuk mengambil obat demam yang sering dia simpan di kamarnya sementara itu asisten Alistair yang melihat sikap tuannya yang tenang saat disentuh elara merasa penasaran.
"Anda baik-baik saja, Tuan?" tanya marcus.
Alistair mengangguk "ya... kau selidiki identitas elara aku tidak yakin dia hanya seorang mahasiswi".
"Baik, tuan" jawab marcus mengangguk paham.
Tak lama kemudian elara kembali dengan membawa obat dia menyerahkan obat itu pada Alistair dan menyuruhnya meminumnya "Ini minum obatnya kau perlu banyak istirahat jangan terlalu membebani dirimu."
Alistair mengambil obat itu sambil memperhatikan Elara dengan tatapan yang dalam "terima kasih karena sudah meresepkan obat untukku" katanya.
Elara tersenyum tipis. "sama-sama sekarang kau harus banyak istirahat".
"Apa kau sudah lapar?" tanya alistair.
"Belum tapi jika kau ingin makan aku bisa menemanimu," jawab elara.
"Kalau begitu ayo kita makan malam lagi pula aku harus minum obat" ajak Alistair sambil menggerakkan kursi rodanya.
Elara mengikuti Alistair ke ruang makan suasana makan malam terasa berbeda kali ini alistair merasa nyaman berada di dekat Elara ang tidak menunjukkan rasa kasihan padanya dan memperlakukan seolah-olah ia orang normal sambil menyantap makanannya, alistair tersenyum teringat nasihat ayahnya tentang elara.
Dia tahu sekarang bahwa mungkin sudah waktunya untuk membatalkan perjanjian pernikahan mereka dan menawarkan elara untuk menjadi istrinya dalam arti yang sesungguhnya.
Satu hari berlalu sejak alistair meminta marcus menyelidiki latar belakang Elara di dalam ruang kerja marcus akhirnya membawa hasil penyelidikan lengkap tentang siapa elara sebenarnya dengan ekspresi serius marcus meletakkan berkas di meja Alistair.
"Saya berhasil mengumpulkan informasi yang anda minta tuan" ujar Marcus sambil menatap Alistair yang membuka berkas itu dengan penasaran.
Alistair mengangguk, mengamati dokumen dengan seksama "jadi... apa dia benar seorang dokter?" tanya Alistair sudah menduga jawabannya tetapi tetap ingin mendengar konfirmasi dari Marcus.
"Ya, tuan" jawab marcus "bahkan dia adalah dokter yang sangat dicari-cari di negara kita banyak kalangan atas yang berusaha mendapatkan bantuannya reputasinya sudah sangat terkenal" marcus mengatakannya dengan nada takjub hampir tak percaya "usianya masih muda tapi keahliannya luar biasa dia memiliki klinik sendiri tuan".
Alistair terdiam mencoba mencerna fakta baru ini ada perasaan bangga bercampur takjub yang tumbuh di hatinya "aku tidak menduga bahwa aku menikahi wanita seperti itu" ucapnya lebih kepada dirinya sendiri dia merasa bahwa seperti mendapatkan hadiah dari Tuhan seolah-olah Elara dikirimkan untuk mengubah hidupnya yang selama ini terasa suram karena kondisi fisiknya "mungkin saja… dia bisa membantu ku untuk bisa berjalan lagi" gumam Alistair penuh harap.
Marcus memandang Alistair dengan ragu "tuan… ada sesuatu yang lain yang mungkin perlu anda ketahui".
Alistair mengangkat alisnya "Apa itu?"
Marcus tampak ragu sejenak sebelum melanjutkan. "Nyonya Elara memiliki seorang pria yang selalu mengejarnya dia berasal dari keluarga kaya dan juga seorang dokter dia Dr. Adrian Wilson".
Alistair merasakan perasaan tidak nyaman menggelayuti hatinya "siapa dia?" tanyanya dengan nada tajam.
"Putra dari keluarga Wilson mereka sudah dekat sejak usia nyonya Elara 17 tahun bahkan Dr. Adrian sering mengunjungi klinik Nyonya" kata marcus hati-hati.
Alistair mengepalkan tangannya merasa sedikit cemburu "kenapa mereka tidak bersama jika mereka sudah saling mengenal selama itu? apa mungkin ibuku yang menghancurkan hubungan mereka?".
Marcus menggeleng "tidak tuan nyonya elara sudah menolak Dr. Adrian berulang kali alasannya karena Nyonya Wilson ibu Dr. Adrian tidak menyukai Elara".
Perasaan lega merayap di hati Alistair setidaknya elara tidak memiliki pria lain dalam hidupnya dan itu memberikan kepercayaan diri bagi alistair untuk melanjutkan rencananya memperbarui perjanjian pernikahan mereka.
"Apakah ada yang lain?" tanyanya ingin memastikan tidak ada rahasia lain yang terpendam.
Marcus menarik napas dalam "sebenarnya ada sesuatu yang lebih besar, Tuan tentang bagaimana liciknya keluarga Estelle memperlakukan Nyonya Elara sebelum menikah dengan Anda"
Ekspresi Alistair berubah tajam "apa mereka pernah melakukan sesuatu yang buruk pada Elara?"
"Ya tuan mereka pernah berniat menikahkan Nyonya Elara dengan seorang pria tua demi keuntungan bisnis mereka selama tinggal bersama mereka nyonya elara sering menerima kekerasan baik secara mental maupun fisik" kata marcus dengan nada serius.
Alistair mengepalkan tinjunya dengan marah "mereka berani melakukan itu pada istriku?"
Marcus mengangguk. "Bukan hanya itu tuan mereka tampaknya juga berusaha menghancurkan hubungan Anda dan Nyonya elara mereka tidak puas dengan kedudukan Nyonya dan berniat menghalangi kebahagiaannya".
Alistair menggeram marah "bagaimana caranya mereka berencana merusak hidupku dan Elara?"
Marcus melanjutkan dengan hati-hati "putri kesayangan keluarga Estelle kakak dari nyonya saat ini sedang mencoba mendekati tuan Kedua".
Alistair mendengus kesal "apa Bastian menyadari hal ini?"
"Sepertinya begitu tuan bahkan tuan kedua baru-baru ini menambah jumlah pengawalnya baik yang terlihat maupun yang tersembunyi" jawab Marcus.
Alistair tersenyum dingin "Bagus awasi keluarga Estelle dengan ketat aku tidak akan membiarkan mereka menyentuh hidupku dan Elara lagi".
"Baik tuan saya akan memastikan mereka tidak akan mengganggu kehidupan anda dan nyonya" jawab marcus sambil mengangguk patuh.