NovelToon NovelToon
Zombie Town (Tara)

Zombie Town (Tara)

Status: sedang berlangsung
Genre:Zombie / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: YooLid

Zombie Silent

Deskripsi

Tara tinggal disebuah Mansion mewah. Ibu dan ayah bercerai sejak Tara berusia 4 tahun. Sekarang Tara berusia 22 Tahun. Tara sangat menyayangi kedua orangtuanya. Walaupun sekarang ia tinggal bersama sang Ayah. Sejak perceraian itu Tara tidak pernah bertemu dengan ibunya lagi. 2 tahun lalu Ayahnya menikah kembali. Tara sangat membenci istri ayahnya itu, yang sekarang merupakan ibu tirinya. Ibu tirinya berusia 36 tahun. Dan sekarang tara sudah memiliki adik berusia 7 tahun. Tara membenci ibu tirinya dan tidak menyukai adik tirinya tersebut. Singkat cerita di kota H, tempat tara tinggal tiba-tiba terinfeksi virus aneh yang membuat siapa pun yang terinfeksi akan berubah jadi zombie. Kota H pun diisolasi. Tidak ada yang bisa masuk ke dalam kota itu, maupun yang keluar. Tanpa disadari seluruh kota lainnya pun ikut terinfeksi. Bagaimana nasib tara dan keluarga bertahan? Apakah akan baik-baik saja? Dengan keadaan kota yang sangat berantakan dan penuh zombie.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YooLid, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 21

Mereka tercengang melihat keadaan kota I yang sangat hancur. Tak jauh berbeda dengan kota H, kota itu terlihat sudah ikut terinfeksi kota H hanya saja pemerintah dikota itu segera bertindak.

Tara menghentikan mobilnya karena jalanan disana tidak dapat dilewati. Gedung-gedung pencakar langit pun banyak yang hancur dan terbakar. Banyak mobil yang dijalanan sehingga tak dapat dilewati.

"Kenapa ini? Mengapa berhenti?" Tanya jack yang bangun dari tidurnya. Ia terbangun karena menyadari mobil berhenti.

"Waaahhh banyak sekali, kita tak mungkin bisa melewatinya dengan mobil. Kita harus berjalan kaki." Ucap ibu tara yang tercengang melihat barisan mobil yang terparkir dijalanan. Mobil-mobil itu tersusun menutupi jalan.

Shone juga bangun dan berdiri ditempat duduknya tepat disamping tara yang duduk dikursi setir. Mata shone terbelalak dan kaget, ia melihat tara seperti meminta penjelasan.

"Mungkin kita harus melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki." Jelas tara melihat shone.

"Tunggu! Lihat disana. Itu... apa kalian melihatnya?" Tanya ibu tara sambil menunjuk ke kejauhan. Mereka melihat arah ibu tara menunjuk. Di ujung jalan terlihat seperti ada pergerakan namun tidak jelas terlihat karena asap yang menutupinya.

"Apa itu zombie?" Tanya jack mulai panik.

"Tunggu! Sepertinya bukan zombie. Coba perhatikan, dia mulai kearah sini." Lanjut ibu tara.

"Shone menunduklah, jangan sampai kita terlihat. Menunduk jack." Suruh tara.

Mereka menundukkan kepala mereka, sesuatu yang bergerak itu mulai mendekat kearah mereka dan mulai terlihat jelas.

"Bukankah itu manusia, FBI?" Ucap tara.

"Tunggu, bisa saja dia sudah terjangkit virus itu. Tetap bersembunyi sampai kita dapat memastikan siapa dia." Ucap ibu tara.

Namun semakin mendekat, ternyata beberapa pria yang mereka lihat dengan pakaian FBI itu bukan hanya satu orang. Mereka terus memperhatikannya, ternyata orang-orang itu sedang menyisir susunan mobil seperti mencari sesuatu.

"5. Lima orang. Mereka manusia. Tapi mereka sedang mencari apa?" Tanya jack.

"Mereka sedang mencari apa?" Ucap tara ikut bingung.

"Senjatamu tara, bersiaplah untuk berjaga-jaga." Ucap ibu tara.

"Mereka manusia ibu." Ucap jack.

"Walau mereka manusia, jangan terlalu cepat untuk mempercayainya. Kau tahu, dalam perjalanan menjemputmu ibu dan tara terpisah. Dan ibu bertemu dengan kelompok anak muda, ibu sempat beberapa kali menolong mereka. Tapi.... mereka menipu ibu, meninggalkan ibu dan membawa semua barang-barang ibu. Mereka membiarkan zombie masuk ke dalam rumah sedangkan ibu sedang tidur pulas di dalamnya." Cerita ibunya.

Tara melirik lewat ujung ekor matanya.

"Lalu? Bagaimana dengan mereka?" Tanya jack lagi.

"Ibu mencari mereka dan membuntutinya. Karena mereka membawa HP ibu, dan tanpa Hp itu ibu tidak bisa memberi kabar atau menghubungi kalian. Jadi, dengan keadaan marah ibu mengikuti mereka dan..." ucapan ibu tara terhenti, ia termenung sesaat.

Jack melihat ibunya, mendengarkan cerita ibunya dengan semangat.

"Mereka mati, sangat mengenaskan." Lanjut ibunya.

"Mati? Ibu membunuh mereka?" Tanya jack antusias.

"Tidak. Ibu menyaksikan mereka dimakan oleh zombie dan mati. Mereka sempat meminta tolong kepada ibu, tapi ibu hanya diam bersembunyi menyaksikan mereka. Setelah itu, setelah semua aman. Ibu mengambil barang-barang ibu dan pergi." Lanjut ibu tara.

"Waahhh.... kenapa ibu tak menolong mereka. Bisa saja mereka terpaksa meninggalkan ibu atau apapun alasan mereka." Ucap jack.

"No... Ibu akan bersikap baik, jika mereka juga baik. Lihat." Ibu tara menunjuk orang-orang itu yang berjarak beberapa mobil didepan mereka.

"Tenang. Jack jika kau takut, bersembunyilah dibawah." Ucap tara.

------

Orang FBI itu pun melihat mereka didalam mobil dan mengeluarkan senjata mereka.

"Tenang pak! Kami manusia." Ucap ibu tara yang membuka pintu mobil.

Salah satu dari mereka mendekati ibu tara dan mulai menggeledah badan ibu tara.

"Kami baik-baik saja, tak ada luka sama sekali. Bersih." Ucap ibu tara sedikit kesal.

"Maaf bu, kami harus memastikan bahwa kalian baik-baik saja dan tak terindikasi virus zombie." Ucap FBI itu.

"Kalian keluarlah." Ucap ibu tara kepada anak-anaknya.

Tara keluar dengan pisau disisi kiri dan kanan celananya. FBI itu pun stand by dengan senjata mereka.

"Bisa letakkan senjatamu nona?" Tanya mereka.

"Seperti kalian, aku juga harus memiliki senjata yang dapat melindungiku dari serangan zombie-zombie itu." Ucap tara.

"Kalian sudah aman nona, letakkan senjatamu." Ucap salah satu FBI itu dengan menodongkan senjatanya.

"Ayolah tara, letakkan." Ucap jack takut.

"Maaf pak, kami tak ingin tertipu lagi. Resiko kami akan disakiti pun akan tinggi jika kami tak memiliki senjata untuk melindungi diri. Jadi... jika kalian ingin kami meletakkan senjata kami, lebih dulu kalian meletakkan senjata kalian." Ucap tara tegas.

"Kami tidak akan menyakiti kalian." Lanjutnya lagi.

"Apa yang kalian inginkan dari kami? Kalian bisa memeriksanya tanpa harus kujatuhkan senjataku. Silahkan periksa." Ucap tara.

Salah satu FBI itu menyuruh rekannya untuk memeriksa tara dan adik-adiknya. Tetapi komandan FBI itu menodongkan senjatanya ke tara, tepat di depan wajah tara.

Tara menatapnya dengan tatapan dingin dan menantang.

"Clear." Ucap FBI itu.

"Maaf pak, kami harus bersikap seperti ini karena sudah begitu banyak hal yang kami lalui hingga sampai disini." Ucap ibu tara.

"Kalian dari mana?" Tanya FBI.

"Kami dari kota H." Jawab ibu tara.

"Aaa... kota akan diledakkan beberapa jam lagi. Beruntung kalian bisa segera keluar dari sana." Ucap Komanda FBI itu.

"Walau begitu, masih banyak keluarga disana yang memilih untuk tinggal dan menerima kenyataan jika harus mati. Mereka merasa tak ada harapan." Ucap ibu tara mulai sedih.

"Lalu? Kalian?" Tanya komandan FBI.

"Aku harus menyelamatkan anak-anakku. Bagaimana pun caranya." Jawab ibu tara dengan senyum pasti.

"Saat virus itu memasuki kota H, kami disini segera bertindak menghindari jika kota ini ikut terjangkit. Sehingga meminimalisir jumlah yang terjangkit. Walau dengan waktu yang sedikit pemerintah segera bertindak. Dan kami sebagai anggota FBI bertanggung jawab untuk selalu menyusuri tiap sisi dan ujung kota, memastikannya aman." Jelas komandannya.

"Tapi... diujung jalan ini, ada begitu banyak zombie. Mungkin sebaiknya kalian berjaga disini dan memperbanyak pasukan." Ucap tara.

"Kota itu akan segera dibom. Dan semua makhluk yang ada disana akan mati." Ucap komandan lagi.

"Jangan lengah pak. Jika mereka berada diradius yang tak terjangkau oleh bom itu, zombie itu akan tetap hidup dan menuju kesini." Ucap tara.

FBI itu menatap tara tidak suka.

"Maaf saya lancang, namun seharusnya pemerintah menempatkan pasukannya diperbatasan kota, agar memastikan tidak ada yang memasuki kota ini." Ucap tara lagi.

"Tenanglah, kalian sudah aman disini dan untuk penawar virus itu, pemerintah sedang menelitinya." Ucap salah satu anggota FBI itu dengan cengengesan.

Tara memandangnya dengan dingin.

"Tak ada tempat aman selagi virus itu belum memiliki obat penawarnya." Jawab tara.

-----

"Saranmu memang bagus, tapi kami akan menjalankan tugas kami. Silahkan lanjutkan perjalanan kalian dengan berjalan kaki." Ucap komandannya.

"Terima kasih" ucap ibu tara dan juga jack.

Shone memeluk kaki komandan itu. Ia terkejut melihat shone.

"Dia tidak bisa berbicara. Dia sedang berterima kasih." Ucap tara yang paham dengan shone.

"Tidak apa-apa. Kalian jaga diri yaah." Ucap komandan itu yang jongkok di depan shone sambil tersenyum mengelus puncak kepala shone.

Shone tersenyum senang lalu kembali ke samping tara.

Tara dan keluarganya pun kembali melanjutkan perjalanannyaa.

1
Maulidya Desty
ceritanya seru, 👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻🔥🔥🔥🔥🔥
PAULUSS
semangat kakak
jangan lupa kunjungi ceritaku juga
barang kali minat
Maulidya Desty: siip👍🏻
total 1 replies
Rock
Sudut pandang baru
Maulidya Desty: Hai... Bagaimana menurutmu dengan cerita Tara?
total 1 replies
Elain
Mengurungkan nafsu kritis ku untuk hanya minta update~
Maulidya Desty: Hai... terima kasih atas masukannya 🙂
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!