NovelToon NovelToon
Janda Tangguh

Janda Tangguh

Status: tamat
Genre:Tamat / Single Mom / Janda / Cerai
Popularitas:9.1M
Nilai: 4.7
Nama Author: Nadziroh

Ayu menggugat cerai suaminya karena tak ingin dimadu. Memiliki tiga orang anak membuat hidupnya kacau, apalagi mereka masih sangat kecil dan butuh kasih sayang yang lengkap, namun keadaan membuatnya harus tetap kuat.


Sampai pada suatu hari ia membanting setir menjadi penulis novel online, berawal dari hobi dan akhirnya menjadi miliarder berkat keterampilan yang dimiliki. Sebab, hanya itu yang Ayu bisa, selain bisa mengawasi anak-anaknya secara langsung, ia juga mencari wawasan.

Meskipun penuh rintangan tak membuat Ayu patah semangat. Demi anak-anaknya ia rela menghadapi kejam ya dunia sebagai single Mom

Bergulirnya waktu, nama Ayu dikenal di berbagai kalangan, disaat itu pula Ikram menyadari bahwa istrinya adalah wanita yang tangguh. Berbagai konflik pun kembali terjadi di antara mereka hingga masa lalu yang kelam kembali mencuat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadziroh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jalan-jalan

Tiga bulan berlalu

Ayu melewati kehidupannya menjadi seorang ibu sekaligus ayah. Siang bekerja dan malam menemani ketiga anaknya. Merawat mereka dengan penuh kasih sayang yang tidak akan tergantikan. Walaupun gajinya sebagai pelayan di rumah makan tak seberapa, ia mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari, termasuk membayar kontrakan.

"Bajuku robek, Ma." Hanan menunjuk kemeja kesukaannya itu bolong di bagian ketiak. 

"Sebentar ya, Sayang. Mama selesaikan ini dulu." Ayu menyusun makanan di meja makan. Hari ini ia tidak bekerja karena akan bertemu dengan pengacara yang mengurus tentang perceraian nya. Ia sengaja tidak pernah datang ke pengadilan dan meminta pak Angga untuk mengurus semuanya. 

"Hari ini mama mau pergi sebentar, Hanan jaga Alifa, nanti sore kita jalan-jalan naik andong," jelas Ayu supaya Hanan tak protes dengan kepergiannya. 

Mata Hanan berbinar. Setelah sekian lama terkurung di rumah itu, akhirnya ia bisa menghirup udara di luar. Meskipun hanya naik andong, itu sudah membuatnya tersenyum renyah. 

"Nanti sekalian kita makan di restoran ya, Ma?"

Ayu mengangguk seketika. Kemarin ia baru saja gajian, dan sekali-kali menyenangkan anak-anaknya untuk makan di luar.

Semoga setelah ini aku bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan bisa menyekolahkan Hanan. 

Ayu terus berdoa dan berusaha  memberikan mereka yang terbaik. Baginya hidup miskin bukan halangan bagi ketiga anaknya menempuh pendidikan tinggi. 

Menyusul Alifa yang tampak murung di kamar, sedangkan Adiba masih tenggelam di alam mimpinya. 

"Kamu kenapa, Nak?" Ayu mendekati Alifa dan menghadap ke arah yang sama. 

"Papa ke mana, Ma? Kenapa gak pernah tinggal bersama kita lagi?" 

Alifa bergelayut manja di lengan Ayu. Permintaannya pun seperti sebuah tuntutan yang tak bisa ia penuhi. 

Jika Hanan sudah mulai paham dengan keadaan orang tuanya. Tidak untuk Alifa, ia menganggap ayahnya itu pergi ke luar kota, akan pulang dan tinggal  bersama mereka lagi. 

"Di sini sudah ada mama, jadi Alifa gak perlu menanyakan papa lagi. Mama akan melakukan apa saja untuk Alifa." Mencium pipi gembul bocah itu dan memeluknya dengan erat. Terus merayu nya supaya bisa melupakan Ikram. 

Alifa mengangguk, meskipun ada rasa rindu yang membelenggu, ucapan Ayu membuatnya sedikit lupa. 

Ayu pergi ke sebuah restoran untuk bertemu dengan pak Angga. Layaknya wanita tanpa beban, ia berjalan lenggang. Menegakkan kepalanya dan memasang wajah yang tegar sudah menjadi ciri khas orang Ayu Lestari. 

"Maaf, Pak. Saya sedikit terlambat." Ayu duduk di depan pak. 

"Gak papa, Bu. Saya tahu pasti ibu sangat sibuk setelah bercerai dari pak Ikram."

Pak Angga mengeluarkan beberapa berkas dari tasnya lalu menyodorkan di depan Ayu. 

"Ini adalah surat dari pengadilan," ucap pak Angga lirih. Menjelaskan isi dari surat itu.

"Tapi ibu tenang saja, anak-anak akan mendapatkan uang dari pak Ikram setiap bulan, dan itu adalah keputusan mutlak dari pengadilan."

Ayu tersenyum lalu memasukkan berkas ke dalam, tas. "Terima kasih karena bapak sudah membantu saya." Menangkupkan kedua tangannya di depan pengacara itu. 

Ponsel berdering yang membuat pak Angga berpamitan. 

"Ini ada sedikit uang dari saya untuk Hanan." Memberikan sebuah amplop coklat pada Ayu. 

Seketika Ayu menolaknya. Namun, Pak memaksa dan memasukkan uang Angga itu ke dalam tas Ayu kemudian berlari terburu-buru. 

"Apa aku terlalu menyedihkan sampai dikasihani orang lain?" Tersenyum kecil. Lalu ikut pergi untuk memenuhi janjinya pada Hanan.

Namun, langkahnya berhenti saat suara familiar itu memanggilnya dari arah belakang. 

"Aku rasa urusan kita sudah selesai. Jadi gak ada yang perlu dibicarakan lagi," ucap Ayu tanpa menoleh. 

Hatinya akan kembali sakit jika berhadapan dengan pria itu, bukan karena penghianatan yang dilakukan, akan tetapi sikapnya yang tak peduli pada anak kandungnya sendiri. 

"Aku hanya ingin mengingatkan kalau mulai hari ini kita tidak ada hubungan lagi. Jadi jangan pernah menghubungiku."

Ayu tertawa lepas, mau tidak mau ia harus angkat bicara. Tidak ingin lagi Ikram menganggapnya masih berharap, karena dari lubuk hati terdalam sedikitpun tidak ingin kembali pada pria tersebut. 

"Dari awal aku pergi, sekalipun aku gak ada niat untuk menghubungi kamu, jadi tenanglah! Karena aku bisa hidup tanpa kamu," ucap Ayu yakin. Menunjukan bahwa Ikram bukankah orang yang membuat nya lemah. Akan tetapi, dengan kejadian itu Ayu mendapatkan banyak pelajaran dan tidak akan bergantung pada orang lain, sekalipun itu adalah orang terdekat. 

Ayu meninggalkan Ikram saat mengingat janjinya pada Hanan. 

Layaknya anak yang lain, bibir Alifa dan Hanan terus mengulas senyum saat Ayu mengajak mereka naik Andong. Selain bisa menikmati indahnya pusat kota dengan lebih leluasa, ini adalah pertama kali Hanan mengenal kendaraan tradisional itu secara langsung. 

Mungkin dengan begitu bisa membuat ketiga anaknya lupa tentang Ikram. Ia tak ingin melihat mereka sedih karena harus kehilangan seorang papa. 

"Apa Hanan suka naik ini?" tanya Ayu setelah kuda mulai melaju di antara kendaraan lain. 

"Suka, Ma. Nanti Hanan bisa bercerita dengan __" Menghentikan ucapannya lalu menundukkan kepalanya. 

"Dengan siapa, Nak?" tanya Ayu memastikan. 

"Dengan bi Ninik," ucapnya bohong.

"Oh…" Ayu hanya ber Oh ria kembali menyanyikan lagu delman pada Alifa dan Adiba. 

Puas naik andong, mereka turun di depan sebuah restoran untuk mengabulkan permintaan Hanan. Khusus hari ini Ayu menuruti semua permintaan anak-anaknya. 

Disaat Ayu menikmati makanannya, tiba-tiba ada seseorang yang datang menghampirinya.

Seseorang yang tak asing di mata Ayu. Meskipun sudah sangat lama berpisah, ia tak lupa dengan wajah orang itu. 

"Calvin," Ayu meletakkan sendoknya dan beranjak. 

"Ternyata kamu masih mengingatku, Yu." Calvin tersenyum. Menatap Hanan dan Alifa yang sibuk dengan makanan masing-masing.

Ayu berdecak kesal.

"Mereka anakmu?" tanya Calvin mengusap kepala Alifa dan Hanan bergantian. 

"Iya, dan ini yang paling kecil." Menunjuk Adiba yang ada di sampingnya. 

"Apa aku boleh bergabung?" 

Ayu menatap kursi yang masih kosong lalu mengangguk. Mempersilahkan Calvin untuk duduk.

Setelah sepuluh tahun tak saling sapa, mereka terlihat akrab. Bahkan, Calvin mampu membuat Hanan dan Alifa terus tertawa dengan kelucuannya.

"Ngomong-ngomong, suamimu ke mana?" tanya Calvin celingukan.

Ayu tersenyum kecut. Dari hati, enggan membahas Ikram, namun ia harus menjawab semua pertanyaan yang ditujukan padanya.

"Aku dan mas Ikram sudah bercerai," jawab Ayu malas. "Sudahlah, gak usah bahas ini lagi." Ayu mengalihkan pembicaraan.

Ia tidak ingin mengingat pria yang sudah membuat kehidupan anak-anaknya menderita. Baginya, sekarang ini Ikram sudah mati.

Calvin tak bertanya lagi. Ia bisa melihat ada guratan kekecewaan di wajah wanita itu.

"Aku minta maaf," ucap Calvin penuh penyesalan.

1
Dede Esih
semangat 💪💪💪💪angga
Dede Esih
hanya satu kata buat angga
Vita Astroni bellis
Sedih..bacanya
Siti Mariyam
Luar biasa
Dian Mardiana
jalan ceritanya bagus menguras hati dan air mata kerennn berasa hati ini di aduk2 SM ajalan ceritanya seperti kita yg ada dan mengalami sendiri lanjutt thoooor
Tuti Kartina
lanjutkan
Malis Rahasya
saat kamu menyakiti isteri Dan anak2mu percayalah saat itu bermula kifarah
Siti Fatimah
ceritanya terlalu maksain
kueh buat orang susah ga harus yg 500rb
servis sepedah 500rb
di luar nalar terlalu di buat2
Happy Family
isteri wajib menjaga rumahtangga saja... keluarga suami , isteri hormati,.. tidak salah jika isteri tidak patuh pada ibu suami, tidak derhaka juga. HORMAT dan saling Memahami.. Ibu dan adik beradik suami tidak berhak menyuruh itu ini pada isteri. Membantu sekadar saja. Aku kasihan jika Ayu di suruh² ,ya tau dia baik..
Happy Family
ooooo sepender ya.... hahhahahahahhaha
Happy Family
tak de hati langsung masukkan duit dlm tu... ya ampunnnn pelitnyaaa... berkira....
Happy Family
terpesona yg haram ya Ram?... koq sudah halal tidak mempersona?? Nauzubillahiminzalik
Happy Family
celaka lah yg membuat fitnah itu... miris tetangganya... percaya aja tanpa usul periksa... boleh tidak aku maki? ...grrrrrrrr
mai midar
Buruk
Siti Jumriani
rasain kamu ayu
Yuni Ngsih
gooooood Thoooor .....👍👍👍💪💪💪🙏🏻🙏🏻🙏🏻
Dewi Dama
perfect
Dewi Dama
salah ketik harus nya rmh ikram..tpi kok jadi rmh irma..?
Dewi Dama
galakkan pelakor..y...
Dewi Dama
sedih bangatttt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!