Jeanette Archer, seorang wanita bersuami, menghabiskan satu malam panas bersama seorang pria. Hal itu terjadi di acara ulang tahun adik kesayangannya.
Axton Brave Williams, yang anti pernikahan, menerima tantangan dari para sahabatnya untuk melepas keperjakaannya. Ia melakukan sebuah ONS dengan seorang wanita di sebuah klub.
Jean merasa bersalah dengan apa yang telah dilakukannya, membuat dirinya menerima perlakuan suaminya yang semakin lama semakin acuh. Hingga pada akhirnya ia menemukan bahwa suaminya telah mengkhianatinya jauh sebelum mereka menikah.
Sebuah perceraian terjadi, bahkan kedua orang tuanya mendukung ia berpisah, karena wanita selingkuhan suaminya tengah hamil. Di hari yang sama, ia mengetahui bahwa dirinya tengah hamil akibat malam panas yang ia lewati.
Tak mendapat dukungan dari siapapun, membuatnya lari saat hamil dan kembali menikmati petualangannya di alam bersama anak dalam kandungannya. Hingga takdir membawanya kembali pada pria yang merupakan ayah anaknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PimCherry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TANPA PRIA DI HIDUPNYA
Hansen pulang dari perusahaan. Ia terpaksa harus bekerja lembur karena perusahaan keluarga Daniel sedang mengalami masalah. Ada beberapa proyek mereka yang terhambat karena kekurangan dana. Hal itu membuat para investor bertanya tanya mengenai kemampuan seorang Hansen Daniel dalam menjalankan perusahaan.
Ia lelah, rasanya tubuhnya akan remuk. Ingin sekali ia berendam di air hangat, kemudian tidur dengan nyenyak. Lalu keesokan hari sudah mendapatkan pencerahan untuk menyelesaikan semua masalah di perusahaan.
Hansen menaiki tangga menuju kamar tidurnya yang berada di lantai atas. Rumah tinggal 2 lantai itu telah menjadi tempatnya bernaung sejak ia menikah dengan Jeanette. Kalau ia mengingat Jeanette, ntah mengapa selalu terselip rasa bersalah yang tak dapat ia gambarkan.
Waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam, suasana rumah sudah sepi. Tiba tiba terdengar suara pintu terbuka dan orang yang berlari.
"Nai, cepat ganti air ini lagi," pengasuh Joanna yang bernama Eliza, keluar dari kamar tidur Joanna sambil membawa sebuah baki air.
Hansen yang melihatnya, langsung menghampiri, "El, ada apa?"
Eliza yang tak menyadari keberadaan tuannya itu tersentak kaget, "Tuan ...."
"Mengapa wajahmu seperti itu? Ada apa dengan Joanna?" tanya Hansen.
"No-nona .... Nona sedang demam, Tuan," jawab Eliza.
"Sejak kapan?"
"Sejak tadi pagi, setelah Tuan berangkat bekerja."
"Apa kamu sudah mengatakannya pada istriku?" tanya Hansen lagi.
"Sudah, Tuan. Nyonya bilang dikompres dan diberi obat penurun panas saja."
Hansen meminta Eliza untuk memanggil supir mereka dan menyiapkan mobil. Ia akan membawa putrinya ke rumah sakit. Sebelumnya, ia naik ke atas menuju kamar tidurnya untuk menemui istrinya.
Ceklekkk
Kosong! Tak ada siapapun di dalam kamar. Sprei masih terlihat rapi, seperti tak tersentuh. Hansen juga memeriksa sekeliling kamar, tapi tak ada tanda tanda keberadaan Jesslyn. Ia langsung menuju ke wardrobe dan membuka kemejanya. Ia mengganti dengan kaos berkerah.
"Di mana Jesslyn?" tanya Hansen pada Eliza.
"Nyonya pergi, Tuan."
"Ke mana?"
"Saya tidak tahu, Tuan," jawab Eliza.
Hansen menghembuskan nafasnya kasar. Ia langsung masuk ke dalam kamar putrinya, Joanna. Ia menggendong putrinya dan ia bisa merasakan rasa panas saat kulitnya bersentuhan dengan kulit Joanna.
Jessslyn! - batin Hansen geram melihat kelakuan Jesslyn.
Hansen menggendong Joanna ke mobil, Eliza juga ikut serta sambil membawakan beberapa barang keperluan Joanna yang memang selalu siap sedia di dalam sebuah tas.
"Cepat jalan!" perintah Hansen.
Melihat keadaan Joanna, membuat Hansen merasa gagal menjadi seorang ayah. Putrinya kurang mendapat perhatiannya karena belakangan ini, ia memang sangat sibuk di perusahaan.
Sesampainya di rumah sakit, Hansen langsung membawa Joanna ke bagian darurat karena wajahnya yang semakin memucat.
"Lakukan yang terbaik," ucap Hansen pada dokter jaga.
Sambil menunggu Joanna, Hansen mencoba menghubungi Jesslyn. Nada panggilan tersambung, hanya saja tidak diangkat, apalagi dijawab.
Hansen sangat tahu ke mana Jesslyn pergi. Inilah mengapa ia selalu menasihati Jesslyn untuk lebih memperhatikan Joanna, bukan hanya kesenangan dirinya sendiri.
Selang beberapa lama, pintu ruang pemeriksaan terbuka. Terlihat dokter akan keluar sambil memberi arahan pada perawat yang masih berada di dalam. Hansen yang melihatnya langsung bangkit dan mendekatinya.
"Bagaimana keadaan putri saya, Dok?" tanya Hansen khawatir.
"Kami akan melakukan beberapa test terlebih dahulu. Namun, diagnosa awal saya adalah bahwa putri anda terkena pneumonia," jawab sang dokter.
"Pneumonia?"
"Ya. Sebaiknya putri anda menjalani perawatan terlebih dahulu di sini sampai semua pemeriksaan kami lakukan dan mendapatkan hasil yang lebih pasti."
"Baiklah, Dok."
Hansen menghela nafasnya, tak menyangka bahwa putrinya kemungkinan menderita pneumonia.
"El, tolong kamu jaga di sini dulu. Aku harus pergi sebentar."
"Baik, Tuan," ucap Eliza.
*****
Jeanette mengerjapkan matanya ketika ia kembali mencium aroma obat obatan. Seperti dejavu, ia berusaha bangun dari tidurnya. Ia melihat sekeliling dan menyadari bahwa kini ia berada di rumah sakit.
Ia memegang kepalanya yang terasa sakit, terasa berdenyut nyeri. Setelah itu ia yang merasa agak sulit menggerakkan kakinya, melihat pangkal pahhanya yang telah dibalut oleh perban.
Apa yang terjadi? - Jeanette seakan tak tahu apa yang telah terjadi. Hal terakhir yang ia ingat hanya ia tertidur bersama dengan Alex di rumah mereka.
"Alex?!" ucapnya sambil kembali melihat ke sekeliling.
Jeanette ingin menarik infus yang ada di punggung tangannya lalu turun, namun suara pintu dibuka menghentikan aktivitasnya.
Manik mata keduanya saling menatap dan tentu saja membuat jantung keduanya berdetak dengan cepat.
"Di mana Alex?" tanya Jeanette.
"Ia ada di hotel bersama dengan asisten pribadiku. Tidak baik jika ia menunggumu di sini," ucap Axton.
"Aku tidak apa apa, biarkan aku pulang."
Axton mendekati Jeanette dan berdiri di sampingnya, "Bisakah sekali sekali tidak perlu berpura pura kuat?"
"Apa maksudmu? Kamu tidak tahu siapa diriku dan ku rasa itu bukan urusanmu," ucap Jeanette.
"Aku tidak tahu, ada sesuatu di dalam diriku yang mengatakan kalau aku mengenalmu, tapi aku tidak ingat di mana," ucap Axton.
"Kita tidak pernah bertemu, apalagi mengenal," balas Jeanette yang mulai gelisah jika sampai Axton mengingat dirinya. Maka kemungkinan besar pria ituakan mengetahu bahwa Alex adalah putranya dan mengambilnya dari dia.
"Hmm ... Istirahatlah dulu. Kalau kamu boleh pulang, aku akan menjemputmu bersama dengan Alex. Untuk sekarang ini, biar aku yang menjaganya."
"Tidak! Tidak perlu. Aku sendiri yang akan menjaganya. Aku akan pulang sekarang," ucap Jeanette.
"Jangan keras kepala! Apa kamu ingin membuat putramu itu mengkhawatirkan dirimu lagi? .... Wanita memang merepotkan!" ucap Axton.
Tentu saja ucapan Axton langsung membuat hati Jeanette seakan tertusuk duri. Ia diam, bahkan tak ada lagi suara yang keluar dari bibir Jeanette. Hati Jeanette seakan diremas, apalagi hal itu membuatnya mengingat kejadian 5 tahun yang lalu.
Semua pria di dalam hidupnya terasa begitu menyakitkan. Mulai dari Dad Marcello, yang ia kira menyayanginya, tapi ternyata bukan Ayah kandungnya dan bahkan memintanya bercerai dengan suaminya. Hansen, sahabatnya .... Yang menggunakan dirinya sebagai alat hanya untuk membalaskan rasa sakit hati dan kecewanya pada adiknya Jesslyn. Kemudian pria di hadapannya ini, pria yang telah melewatkan malam panjang dengannya, pria yang berwajah datar dan dingin, dengan ucapan yang selalu menyakitkan hati.
Jeanette kembali berbaring dan menyelimuti dirinya. Ia berbaring membelakangi Axton. Mencoba menetralkan rasa sakit di dalam hatinya, apalagi kini Alex seakan begitu bergantung kepada Axton. Bolehkah ia pergi menjauh sekali lagi? Ia hanya ingin hidup tenang bersama putranya, tanpa ada pria mana pun di dalam hidupnya.
🧡 🧡 🧡
Berhubung simpanan bab Cherry sudah habis, jadi mulai sekarang tiap nulis selesai, baru bisa upload. Mudah2an tiap hari bisa selesai nulis minimal 1 bab ya, soalnya lagi mulai sibuk ngerjain kerjaan di RL.
Cherry terima kasih buat semuanya yang sudah menyempatkan baca novel amatiranku ini 😅 Ga perlu di like, di comment atau di vote, krn yg penting bisa membuat kakak semua bersedia membaca novelku.
I love you all sekebon 🧡
setelah 5 tahun ..
karma untuk jessyln yg jahat /CoolGuy/
kmu pasti bisa /Smile/
besok Otewe masuk rumkit lg deh
Tdk membosankan ..
menarikkkkk❤️🔥