NovelToon NovelToon
9 MONTHS (Perjanjian Pernikahan)

9 MONTHS (Perjanjian Pernikahan)

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Hamil di luar nikah / Menikah Karena Anak / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:6.5M
Nilai: 4.8
Nama Author: Yutantia 10

Nuri terpaksa menerima perjanjian pernikahan 9 bulan yang ditawarkan Sabda, kerena Dennis, pria yang menghamilinya meninggal dunia. Sabda adalah kakak Dennis dan sudah memiliki istri. 9 bulan itu menjadi masa yang sulit bagi Nuri karena dia selalu mendapatkan intimidasi dari mertuanya dan istri pertama Sabda.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 23

"Kasihan sekali ya, punya istri dua tapi malah tidur sendirian disofa." Ujar Bi Diah.

Nuri yang baru memasuki dapur tak terlalu mempedulikan obrolan Bi Diah dan Tutik yang sedang memasak didapur.

"Betul sekali. Padahal istri kedua juga gak kalah cakep, cuma kalah skincare aja. Ehhh...malah dianggurin," sahut Tutik sambil cekikikan. "Kalau laki lain mah. Bini pertama gak ada, langsung nyantap bini kedua."

Nuri merasa jika mereka seperti sedang membicarakan Sabda.

"Cintanya udah terlanjur habis buat yang pertama sih," Bi Diah kembali bersuara. Mereka yang berdiri membelakangi Nuri, tak menyadari kehadiran wanita itu.

"Laki kayak gitu, seribu satu. Udah langka kayak dinosaurus."

"Hus, dinosaurus udah punah, bukan langka lagi," Bi Diah mengoreksi ucapan Tutik. Sepertinya memang tak salah lagi, yang mereka bicarakan adalah Sabda.

"Hem." Deheman Nuri mengejutkan Bi Diah dan juga Tutik. Kedua orang yang sedang memasak plus gibah itu langsung menoleh. Mereka kaget mendapati Nuri ternyata ada dibelakang mereka.

"Nu, Nuri, sejak kapan kamu ada disitu?" tanya Tutik.

"Sejak kalian ngomongin tentang rumah tanggaku."

Bi Diah dan Tutik saling menatap lalu menunduk. Seketika mereka merasa malu karena ke gab.

"Maaf, tapi kita gak ngomongin kamu Nur. Kita hanya kasihan lihat tuan Sabda yang tidur disofa saat ditinggal nyonya Fasya," bi Diah menjelaskan.

"Disofa?" Nuri mengerutkan kening.

"Iya Nur," Tutik menimpali. "Sampai sekarang kayaknya belum bangun deh. Tapi kita gak berani bangunin."

Nuri langsung meninggalkan dapur menuju ruang keluarga. Hatinya terenyuh melihat Sabda yang tidur meringkuk diatas sofa dengan kedua tangan memeluk dirinya sendiri. Posisinya terlihat sangat tidak nyaman.

Nuri mengambil remot, mematikan tv yang masih menyala. Dia lalu mendekati Sabda dan mengguncang bahunya.

"Kak, Kak Sabda. Bangun Kak." Nuri terus mengguncang bahu Sabda. Dia bisa melihat Sabda yang menggeliat, sayangnya matanya tetap tertutup. Membuat Nuri kembali membangunkannya.

"Kak, bangun."

Nuri kaget saat tangannya tiba-tiba ditarik Sabda. Dia langsung berteriak kencang karena tubuhnya ambruk menimpa Sabda.

Teriakan itu membuat Sabda kaget. Dan lebih kaget lagi saat membuka mata dan melihat Nuri ada diatas badannya.

"Nu, Nuri." Sabda seketika panik. Takut terjadi sesuatu pada kandungan Nuri mengingat posisi Nuri yang telungkup diatasnya. Dia bisa merasakan perut Nuri menekan perutnya.

Sabda membantu Nuri untuk bangun. Mendudukkannya diatas sofa lalu dia duduk disebelahnya. Melihat wajah Nuri yang pucat den sedikit gemetar, dia makin khawatir.

"Apakah sakit?" Dengan tangan gemetaran Sabda menyentuh perut Nuri. "Maafkan aku, aku pikir tadi Fasya yang membangunkanku." Sabda melihat kearah kaki Nuri yang saat itu memakai daster sebatas lutut. Takut jika tiba-tiba seperti difilm, ada darah yang mengalir melalui kakinya. Sedikit lega karena tak melihat darah disana. Tapi tetap saja dia cemas. "Kita kedokter."

Nuri yang sejak tadi tak bersuara, hanya merespon dengan gelengan. Dia hanya kaget. Perutnya tak terasa sakit karena tadi Sabda tak menariknya terlalu kuat. Dan saat jatuh tadi, dia masih bisa menahan tubuhnya dengan sebelah tangan yang bertumpu pada sofa.

"Kau yakin tak mau kedokter?"

"Aku tidak apa-apa, hanya kaget."

Sabda bernafas lega. Dia lalu mengusap perut Nuri. Menyesal karena telah melakukan kesalahan yang hampir saja bisa membahayakan janin dalam perut Nuri. "Maafkan papa ya Nak. Papa benar-benar tak sengaja tadi."

Nuri selalu saja terharu setiap Sabda menyebut dirinya papa didepan janin yang ada diperutnya.

Kau sangat berunung sayang. Disaat papa kandungmu tidak menginginkan kehadiranmu, pamanmu justru sangat menginginkanmu.

"Boleh aku menciumnya?"

Nuri terdiam mendapat pertanyaan seperti itu. Selama ini, Sabda memang belum pernah mencium perutnya.

"Tidak apa apa kalau tidak boleh," Sabda mengartikan diamnya Nuri sebagai suatu keberatan.

"Aku mengizikannya."

"Kau yakin?" Semburat kebahagiaan terlihat jelas dimata Sabda. Apalagi saat Nuri mengangguk, Sabda langsung berlutut didepan Nuri, memposiskan wajahnya tepat didepan perut wanita itu.

Sabda mencium perut Nuri lalu menempelkan pipinya disana. "Hai jagoan papa. Kamu lagi ngapain nak? Padahal baru sekitar seminggu yang lalu papa melihatmu dilayar usg, tapi pagi ini, papa sudah merasa sangat merindukanmu. Papa tak sabar sekali melihatmu lahir kedunia. Sehat-sehat ya didalam sana. I love you."

Nuri menahan air matanya agar tak meleleh. Lahir kedunia? dia benar-benar ingin menangis mendengar kata itu. Karena itu artinya, dia harus berpisah dengan putranya saat bayi itu lahir kedunia.

Sabda kembali mencium perut Nuri beberapa kali lalu berdiri.

"Jadi Kakak semalaman tidur disini?" tanya Nuri.

"Tadi malam karena tak bisa tidur, aku memilih menonton film. Sekitar dini hari tadi, aku baru bisa tidur."

Nuri merasa sangat kasihan melihat Sabda. Dia tak bisa tidur semalaman, sedang istri yang dia pikirkan, kemungkinan sedang bersenang senang dengan pria lain.

Sabda jadi kembali teringat Fasya, dia mengambil ponsel diatas meja untuk menghubungi, Felix asistennya. Dia ingin meminta pria itu untuk mencarikannya tiket ke Singapura hari ini juga.

1
lia rahma
Luar biasa
nia kurniawati
Lumayan
Sofie N Z
berharap apa sh nuri
tapi lebih tegang sh ke selanjutnya
Meyma Chamie
/Good/
Nenti iis Fatimah
Mereka disekolahin itu biar pinter eeh malah tambah gak punya otak udah tau masih kuliah kenapa malah nganu hadeuuuh baru bab 1 udah emosi aja tp penasaran juga sama bab selanjutnya
Nuraeny
lanjut thor
isnaeni yatus s
aq malah udah baca dulu yg jadi mata untuk suami ku harusnya yg ini dulu ya thor
Sandisalbiah
kisah mereka begitu menguras emosi.. feel nya dapet banget dlm setiap. bab.. jd emosi naik turun...
Sandisalbiah
LUAR BIASA
Sandisalbiah
gombal mukiyo mu, Sab...
Sandisalbiah
mikir dong Sab.. gimana Ringgo bisa tau kronologis keguguran Fasya kalau gak mulut Fasya yg ember beberkan ke Ringgo
Sandisalbiah
hah.. perempuan dgn muka tembok.. tp jelas aja Fasya berusaha mempertahankan Sabda.. ke dia adalah sumber uang utk Fasya.. benalu tetaplah benalu.. menggerogoti sampai inangnya binasa kalau dia gak segera di binasakan duluan..
Sandisalbiah
ini baru bener tp.. harus berjalan malah Fasya dan selingkuhannya dulu
Sandisalbiah
hah...
Sandisalbiah
fix.. itu ulah Ringgo.. dan Fasya yg jd biang keladinya yg membuat selingkuhannya dendam ke yulia
Sandisalbiah
Siapa.. yg kecelakaan..Yulia kah..? Nuri kah..? semoga fasya
Sandisalbiah
Lha...
Sandisalbiah
hah... akan aneh kalau seorang yg berhati jahat itu tdk akan melibatkan org lain dan menjadikan org sebagai kambing hitam utk perbuatan jahatnya, terlepas tentang Yulia itu benar adanya tp org yg berhati busuk tdk akan mau membusuk dan celaka sendiri pastinya dia akan membawa korban bila harus jatuh bersamanya..
Sandisalbiah
mungkin ini awal yg baik utk nasa depanmu, Nuri.. setidaknya kamu bisa mwrawat ank mu sendiri mengingat Sabda yg akan mencerikan fasya..
Sandisalbiah
pasangan yg baik itu ya begini.. ada utk mendengarkan keluh kesah.. menyediakan bahu buat bersandar di saat pasangan lagi lelah jiwa raganya.. memberikan nasihat bijak buat menenangkan kegundaanya..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!