Arina khumaira putri seorang ibu rumah tangga, dengan 3 orang anak yg masih kecil yang dipanggil Bunda, Anak pertama bernama Muhammad Gala Samudera berumur 8 thn dipanggil Gala, Anak kedua seorang perempuan bernama Arumi Chintya Ananda berumur 3 tahun dipanggil Rumi, Anak ketiga bernama Muhammad Raihan Al Gibran di panggil Al.
Aku harus meninggalkan rumah bersama ketiga buah hatiku dan kota tempat kami tinggal secara diam- diam tanpa sepengetahuan suamiku dengan bantuan sahabatku astrid, akibat kekerasan fisik yang aku dapatkan dari suamiku seminggu yang lalu membuat aku membulatkan tekad ku untuk pergi meninggalkannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sha-Queena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6. Visum
Setelah mengantar anak-anak kerumah ibu, Aku dan Astrid lanjut kerumah sakit sesuai tujuan awal kita untuk melakukan visum.
Sesampainya di Rumah Sakit Astrid mencari parkiran, yang mana bisa memarkirkan mobilnya yang tak jauh dari pintu masuk rumah sakit.
Kami berdua langsung menuju ketempat nya dan mengikuti prosedurnya, setelah selesai kami menunggu hasilnya sambil duduk ditempat duduk yang telah disediakan.
"Rin aku ke toilet dulu ya sebentar....kebelet neh" Astrid sudah main pergi langsung kayaknya sudah kebelet sekali, dan Aku hanya tersenyum melihat tingkahnya.
Sambil menunggu hasilnya dan Astrid yang ke toilet, Aku membuka sosial media di hp dan melihat-lihat apa yang lagi ramai, dan sambil aku membuka juga novel online yang masih kebaca, dan untuk novel ku sendiri belum ku update karena masih pusing dengan masalah yang ada jadi konsentrasi terpecah.
Sudah banyak pembaca setiaku yang menanyakan kapan lagi up nya.
Lagi asyik membaca novel online tiba- tiba Aku merasa ada seseorang dihadapanku, aku mendongak kan kepalaku dan kaget ternyata benar ada berdiri didepanku sambil menatapku.
" Dek kamu lagi sakit ya, kok ada disini?" tanya dia
" Ehh...tidak kak aku lagi mengantar teman disini ada yang lagi diurus" jawabku kepadanya karena aku tidak mau mengatakan kalo aku habis visum disini.
Orang itu adalah mantanku aku sewaktu aku masih SMA bernama Andi Faizal Rahman dan dia saat itu sudah dinas di Polres.
Yah...dia seorang Abdi Negara dan dulu saat masih menjalin hubungan aku memanggilnya kak Fai sekarang dia juga sudah berkeluarga, namun hubungan kami masih baik jika bertemu hanya aku agak menjaga jarak, karena aku tak mau istrinya salah paham lagi seperti dulu, karena pernah mendapatkan foto aku di dompet suaminya yang disimpan tersembunyi dibagian dalam dompet.
Aku tidak salah dong karena aku tak tahu apa- apa soal foto tersebut, dan tak tahu kalo suaminya masih ada rasa yang tersimpan, walau saat itu kami sudah mempunyai keluarga masing- masing.
Istrinya adalah kakak kelas aku bernama Andi Khairani Salsabilah yang mana dulunya waktu jaman sekolah memang terkenal karena kecantikannya, dan dia juga mengenalku karena sewaktu SMA aku aktif diorganisasi OSIS dan juga dikenal, karena aku pernah mewakili sekolah dalam olympiade matematika tingkat nasional.
Kami tak berjodoh karena orang tuanya kak Fai tidak merestui, dan tidak menyukai hubungan kami, karena kak Fai adalah keturunan berdarah biru kalo ditempat kami disini, dan harus mencari pasangan yang sesama berdarah biru, sedangkan aku hanya orang biasa dari kalangan biasa. Aku mundur saat itu karena orang tua kak fai sudah berani menghina keluargaku, dan mengatakan kalo aku hanya cewek matre yang hanya mau harta dan pangkat kak Fai saja.
Aku sangat tau kak Fai orangnya sangat baik dan sangat sayang sama aku, namun hubungan kami terhalang restu, dan aku mengikhlaskan kak Fai untuk menerima perjodohan dengan perempuan yang orang tuanya sudah siapkan untuk kak Fai, dan ternyata perempuan itu adalah kakak kelas aku.
" Kak Fai lagi buat apa disini dan sama siapa?" tanyaku
" Aku tadi habis mengantar teman yang mau ambil hasil visum adiknya" jawabnya dan aku agak terkejut, bukan karena apa aku takutnya dia mengetahui tentang visum yang aku lakukan juga.
Aduh ini Astrid juga kok lama sekali ya ke toilet nya, aku jadinya makin serba salah disini sendirian.
" Kak Rani apa kabar kak" tanyaku kabar istrinya mencoba mengalihkan pembicaraan.
" Masih sama seperti dulu dek....sibuk dengan dunianya sendiri, masih menjadi model' jawabnya tidak semangat seperti ada beban disana.
" Kamu sendiri apa kabar dengan keluargamu dek? kamu baik-baik saja kan?"
" Eh iya kak a-ku baik-baik saja" jawabku agak terbata namun aku berusaha tenang, karena aku tak mau kak fai mengetahui aku lagi tak baik-baik saja, bukan karena apa tapi karena aku sangat tahu kak Fai dan suamiku itu satu club mobil.
Tiba-tiba salah seorang perawat datang dan menanyakan atas namaku,
"Ibu arina ...ini ya hasil visum ibu" sambil memberikan sebuah amplop yang berisi hasil visum tersebut didepan kak fai
"Ehh... i-ya sus makasih ya" jawabku gugup.
Ketika kak Fai hendak bertanya tiba-tiba Astrid datang, yang dari tadi katanya ke toilet tapi tidsk tahu toilet mana sampai baru datang kembali.
"Duh maaf rin tadi aku ketemu sama keluarga yang lagi menjenguk temannya dirumah sakit ini" jawab Astrid yang mana belum menyadari kalo ada kak Fai didekat kami.
Astrid juga sangat mengenal kak Fai karena dia lah aku kenal dan pernah dekat dengan kak Fai.
"Ehemmmm...." kak fai berdehem karena merasa Astrid cuekin dia
"Ehhh....ada abang Fai si anak mami disini" jawab Astrid asal dan aku tau dia masih jengkel, hingga sekarang karena sikap orang tua kak Fai ke aku dan imbasnya kak Fai yang kena getahnya dari Astrid, karena Astrid tidak bisa mengamuk ke orang tua kak Fai.
"Lho kok gitu ngomongnya As....sudah tidak usah mengungkit masa lalu lah As kan itu sudah lama sekali" tegurku ke astrid
"Udah lah Rin kenapa juga kamu masih belain dia terus, kalo aku mah dah malas banget, belum lagi nanti tuh istrinya yang berdarah biru datangin kamu lagi" gerutunya Astrid
"Ya udah Rin kita balik sekarang kamu mau singgah kan ke supermaket,dah terima hasil visum kamu ?tanyanya dan dengan pertanyaan Astrid tentang hasil visum membuat kak Fai menatapku tajam.
"Hasil VISUM apa dek?".....
Akhirnya kak Fai bertanya juga, padahal dari tadi aku sudah berusaha untuk mengalihkan masalah surat keterangan visum, yang diberikan sama perawat tadi namun astrid datang - datang malah memperjelas lagi dengan menanyakan nya kembali.
"Bukan punyaku kok kak Fai" bohongku pada kak Fai karena aku tak mau dia bertanya lebih lanjut lagi.
"Maksudnya bukan punya kamu, sedangkan tadi perawat itu mengatakan hasil visum a.n ibu Arina....itu nama kamu kan dek?
"trus kalo memang itu punya Arina kamu mau apa bang Fai?"sewot Astrid dan buat aku jadi makin pusing melihat mereka berdua dari tadi .
"Astagfirullah Al Adzim....Ya Allah bisa ndak sih kalian berdua tidak buat aku makin pusing melihat tingkah kalian dari tadi" sahutku agak meninggikan suara karena sudah merasa tidak ada yang mau mengerti perasaan aku saat ini.
"Dek aku minta maaf ya jika pertayaanku membuat kamu marah...aku hanya mau tau aja kamu ada masalah apa sampe ada visum" jelasnya
"Udahlah kak ini tidak ada hubungannya juga sama kamu jadi kak Fai tidak usah tahu terlalu jauh"keluhku
"Aku begini karena AKU MASIH SAYANG kamu dek" jawabnya tegas
APAAAA??????
Orangtua Afni malu dgn kelakuan anaknya
selamatkan Willy ya thor