Warga kampung Cisuren digemparkan oleh kemunculan setan pocong, yang mulai berkeliaran mengganggu ketenangan Warga, bahkan yang menjadi semakin meresahkan, banyak laporan warga menyebutkan kalau Dengan hadirnya setan pocong banyak orang yang kehilangan uang. Sampai akhirnya warga pun berinisiatif untuk menyelidikinya, sampai akhirnya mereka pun menemukan hal yang sangat mengejutkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deri saepul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mahluk Hitam
Pov Sukarmin
"Mampus kau setan!" setelah yakin bahwa makhluk yang datang ke rumah tidak dengan niat baik, aku pun menyerangnya menggunakan sabetan golok, menyambut serangan lawan yang sudah melayangkan kembali tangannya ke arah kepala.
Plesssss!
Aku sangat terkejut ketika sabetan golokku tidak mengenai sasaran, padahal mataku sangat jelas bahwa golokku menghantam tangan makhluk hitam, seperti menebas air tidak patah, tidak terluka, bahkan tangan itu seperti tidak bisa terbendung semakin mendekat ke arah kepalaku.
Aku loncat ke arah belakang, menghindari serangan kemudian memasang kuda-kuda, nafas mulai memburu keringat dingin semakin bercucuran.
Makhluk itu mendekat ke arahku yang berdiri di tiang gongsol dengan melebarkan kembali jari-jarinya mengarah ke arah kepala, aku memajukan satu langkah ke arah depan hendak menyerang tulang iga, sambil merundukkan kepala menghindari serangan.
Wushhhhh!
Suara golok yang disabetkan terdengar mendesis tepat mengarah ke arah tulang iga, dan aku sangat yakin bahwa seranganku akan tepat mengenai sasaran.
Brukk!
Suara golok yang berbenturan dengan tiang gongsol yang satunya lagi, menggetarkan bangunan rumah dari arah depan. Serangan yang aku lancarkan tidak sedikitpun melukai makhluk hitam itu.
Awwwwww!
Terdengar jeritan dari arah dalam rumah mungkin istriku terkejut mendengar suara keras di malam yang sunyi. aku tidak memperdulikan suara teriakan itu karena tangan yang sangat panjang mulai menyerang kembali ke arah pinggang, dengan segera aku pun mundur ke belakang. namun tidak cukup sampai di situ serangan tangan terus bertubi-tubi aku terus menyambutnya dengan sabetan golok. Namun sayang senjataku hanya memakan angin.
Nafasku semakin berburu, rasa capek mulai hinggap, karena serangan yang dilayangkan tidak membuahkan hasil, terbawa oleh tenagaku sendiri. semakin lama tubuhku semakin terasa lelah, hingga akhirnya mundur kembali ke belakang untuk mengatur nafas dan mengumpulkan tenaga kembali, mataku tetap menatap ke arah makhluk yang terlihat tinggi besar yang semakin jelas wajahnya sangat menyeramkan, matanya sekarang terlihat menyala seluruh tubuhnya terlihat hitam legam seperti Arang.
Rasa heranku semakin bertambah, karena makhluk itu tidak sedikitpun mengeluarkan suara ataupun berbicara, bahkan nafasnya pun tidak terdengar. aku terus berpikir menerka-nerka makhluk apa sebenarnya yang berada di hadapanku.
"Siapa sebenarnya makhluk ini matanya sangat menyeramkan tapi aku belum menyerah akan kupatahkan kakimu." gumamku sambil maju kembali mendekat ke arah makhluk yang terlihat nampak santai ketika bertarung.
Makhluk itu sepertinya sadar kalau dirinya akan diserang, dengan segera dia pun menyerang duluan dengan menggunakan tangan panjangnya, mengarah ke arah leher. aku yang sejak dari tadi memegang golok menyambut tangan itu dengan sabetan golok, berharap pergelangan tangannya bisa terputus.
Bruk!
Awwwww!
Seranganku hanya mengenai tiang gongsol yang diikuti oleh teriakan Ati dari dalam rumah, mungkin dia sangat ketakutan mendengar suara yang begitu keras.
Belum saja Hilang Rasa kagetku, tangan makhluk itu mulai datang kembali. sampai akhirnya aku terus membubat-babitkan golok untuk menghindari serangannya. Namun sayang seranganku yang dilancarkan ke arah pergelangan, ke arah tulang iga, ke arah leher, ke arah dengkul, sedikitpun melukainya. yang ada seranganku hanya menghantam tiang menghantam dinding, bahkan menghantam bangku teras menimbulkan suara yang sangat ribut.
Semakin lama bertarung aku semakin terdesak karena serangan yang dilancarkan tidak sedikitpun membuahkan hasil, sehingga aku memutuskan untuk mundur kembali terus mundur, mendekat ke arah bangku yang berada di depan pintu rumah. namun Baru saja aku hendak melangkahkan kaki untuk naik ke atas bangku, tiba-tiba makhluk itu sudah berada di hadapanku Sepertinya dia sadar kalau aku akan masuk ke rumah.
Aku yang merasa kesal dipermainkan seperti itu, tidak berpikir dua kali aku mulai menyerang kembali menggunakan golok padahal itu hanya serangan sia-sia.
Bugh! buugh! bugh!
Serangan yang dilancarkan sama seperti tadi tidak melukai tubuhnya sedikitpun, yang ada hanya bangku teras yang terkena oleh sabetan golok sampai hancur tak tersisa.
Setelah seranganku tidak membuahkan hasil, Aku mundur kembali ke halaman sambil mengatur nafas yang memburu, keringat sudah bercucuran tangan terasa kesemutan di kepala golok mulai kendur tenaga terasa berkurang.
"Dasar setan! sebenarnya ini makhluk apa tenagaku sudah hampir habis, namun tidak membuahkan hasil." gumamku sambil mengatur nafas yang memburu.
Makhluk yang berdiri di dekat pintu perlahan mulai mendekat kembali ke arahku, tangannya mulai kembali menyerang hendak memegang kepala. dengan segera aku pun menundukkan kepala, bahkan menjatuhkan tubuh bergelinding menghindari serangan. namun ketika hendak bangkit tiba-tiba lututku terasa lemas, tenaga seolah sirna seketika membuat ketakutan semakin bertambah.
Mataku sekilas melihat tangan makhluk hitam dengan postur tinggi besar hendak mencengkram Pinggangku, namun aku tidak menyerah begitu saja dengan segera menggelindingkan tubuh dengan sisa-sisa tenaga yang ada. aku pun memaksakan diri untuk bangkit mataku tetap menatap ke arah musuh yang sudah bersiap kembali hendak menangkapku.
Makhluk itu mulai berjalan mendekat kembali ke arahku, langkahnya bisa terhitung menunjukkan jarak yang begitu lebar. Aku yang semakin terdesak karena mundur ke arah belakang ada tiang jemuran, sehingga Aku memberanikan diri untuk menghindari serangan dengan menembus ke arah bawah kedua kakinya, sehingga aku bisa berdiri di belakangnya. tanpa membuang waktu aku pun membalikkan tubuh dengan melayangkan serangan mengarah ke arah punggung.
Plesss.....!
Sama seperti tadi, seranganku sedikitpun Tidak membuahkan hasil goloku seperti menghantam air yang tidak memberikan luka sedikitpun.
Merasa bertarung dengan makhluk itu hanya sia-sia, hanya rasa lelah tanpa membuahkan hasil. mataku melirik ke arah pintu rumah yang jauh dari makhluk itu dengan segera aku pun berlari menuju ke arah pintu. namun Baru saja hendak membuka pintunya tiba-tiba Pinggangku terasa ada yang memegang.
Aku melihat perutku sudah dililit oleh jari-jari tangan yang terlihat sangat hitam, dengan segera menggunakan golok kembali untuk melepaskan diri. namun sayang usahaku sia-sia yang ada golok ku hanya menghantam pintu dan kusennya, membuat rumah terasa bergetar akibat kerasnya hantaman yang kulayangkan. suara istriku terdengar berteriak-teriak kembali.
"Tolong.....! tolong Kang sukarmin......! tolong......! Tolong.....!"
Teriak suara Ati yang memecah heningnya keadaan malam yang sunyi, merasa terkejut dengan suara-suara yang ditimbulkan dari arah luar rumah.
Mendengar teriakan aku tidak sempat menjawab, mataku terfokus menatap ke arah musuh Beruntung aku bisa melepaskan genggaman tangannya yang terlihat kembali berdiri dengan bertolak pinggang, matanya mengeluarkan Sinar ketika tersorot oleh lampu luar.
Nafasku terus memburu, tubuh sudah dipenuhi oleh keringat tenaga sudah berkurang, namun golok tetap dipegang Meskipun tidak memberikan arti, setiap dilayangkan tidak membuahkan hasil. terlihat hendak tepat mengenai sasaran namun yang ada hanya memakan angin.
Makhluk itu tubuhnya seperti bayangan, seperti memiliki ilmu kebal Bayu, diserang tidak terluka seperti menutup kembali seketika.
"Celaka! celaka! Bagaimana aku melawannya?" gumamku dalam hati sambil tetap menatap ke arah makhluk hitam itu.
Dari arah jauh terdengar suara teriakan orang-orang saling memberitahu, mungkin merasa terganggu oleh teriakan Istriku yang meminta tolong mendengar riuh warga Kampung, makhluk itu sepertinya tidak sabar lagi dengan segera dia mendekat ke arahku, tangannya kembali menyerang ke arah leher dengan segera aku pun mundur ke belakang
Brug!
Punggungku menabrak dinding rumah tangan itu terlihat datang kembali dengan jari-jari yang terlihat sangat panjang mengarah ke arah leher, dengan segera aku pun berpindah tempat sambil melayangkan serangan yang tidak ada gunanya, sehingga suara hantaman pun terdengar kembali ketika goloku menyentuh dinding rumah.
Serangan itu datang kembali, dengan segera aku pun menghindar ke arah samping. walau Bagaimanapun aku tetap ingin selamat, tidak ingin diperdaya oleh setan yang menampakan wujudnya. sambil terus melawan menggunakan sisa-sisa tenaga. Namun sayang kemampuanku ada batasnya, semakin lama tubuhku semakin terasa capek, tenagaku habis sirna seketika terbuang oleh Serangan yang tidak membuahkan hasil rumah hancur golok sudah ompong.
Perasaanku yang semakin lama semakin tidak sadar, bahkan terasa seperti di alam impian, seperti lupa dengan kejadian yang dialami. Tiba-tiba Rambutku terasa ada yang menarik membuat kepalaku terasa pening, penglihatan mulai kabur berkunang-kunang, yang semula terang kini menjadi gelap seketika, tanganku terus bergerak-gerak ingin melepaskan diri namun yang ada kaki terasa terangkat tidak menginjak tanah sampai akhirnya tidak tidak ingat di bumi alam.