Seorang gadis keturunan Eropa yang berambut sebahu bernama Claudia. Sebagai anak ketua Mafia kejam di bagian eropa, yang tidak memiliki keberuntungan pada kehidupan percintaan serta keluarga kecil nya. Beranjak dewasa dia harus memilih jalan kehidupan yang salah mengikuti jejak ayah nya sebagai mafia, di karenakan orang tua nya bercerai karena seseorang masuk ke dalam kehidupan keluarga nya sebagai Pelakor. Akibat perceraian orang tua nya, dia menjadi gadis yang nakal serta bar bar dan bergabung menjadi mafia. Dia memiliki seorang kekasih yang hanya mencintai diri nya karena n*fsu semata. Waktu terus berjalan membuat dia muak, karena percintaan yang toxic & pengkhianat dari orang terdekat nya. Dia mencoba untuk merubah diri nya jadi lebih baik, agar mendapatkan cinta yang tulus dari pria yang bisa menerima semua kekurangan dan masa lalu buruk nya serta melindungi diri nya. Akan kah ada pria mencintai dan menerima gadis ini dengan tulus? Yuk ikuti setiap bab nya! Happy reading semua 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Widya Pramesti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hak Asuh Anak!
Di tengah perjalanan, dia melihat sebuah motor Sport milik sang kekasih dari kejauhan.
"Itu bukan nya motor Alvin? Mau kemana dia?!" gumam Claudia, ia mencoba mengikuti Alvin yang menuju arah jalan sebuah clubbing tempat Riana bekerja.
"Ngapain Alvin kesitu?"
"Apa mau jumpai Riana?"
"Tapi engga mungkin sih, Riana kan kerja nya jadwal malam!" Claudia bertanya kepada diri nya sendiri, dia menepikan motornya di seberang jalan berhadapan dengan tempat clubbing tersebut.
Alvin turun dari motor nya, terdapat sebuah mobil Porsche yang baru muncul di belakang motor Alvin. Dua orang turun dari mobil tersebut, yang ternyata adalah Kenzie dan seorang wanita s*xy memakai sebuah Dress mini berwarna merah. Wajah wanita tersebut tidak kelihatan karena tertutupi oleh rambut nya yang terurai panjang dan bergelombang.
"What! Itu Kenzie?"
"Perempuan yang di samping nya siapa?"
"Tidak mungkin Riana, dia gak pernah pakai pakaian seperti itu bahkan porsi body nya juga berbeda!" Claudia mencoba memperhatikan wajah wanita itu, tapi wanita itu malah membelakangi punggungnya.
"Aghhh, kenapa malah balik sih!"
"Fiks, ini pasti selingkuhan nya Kenzie. Aku harus segera fotoin mereka" buncah Claudia meraih ponsel nya.
Saat mencoba membuka Camera di ponsel nya, di saat bersamaan wanita itu menggandeng lengan Kenzie dengan centil bahkan Alvin merangkul pundak Kenzie juga sambil berbincang.
Hendak menekan tombol untuk foto, ponsel Claudia tiba-tiba padam membuat diri nya kesal karena kehilangan kesempatan untuk mengumpul kan bukti jika Kenzie benar berselingkuh di belakang Riana.
"Aaiiisss!"
"Kenapa pakai padam segala sih!" ucap Claudia dengan sebal, karena diri nya memang sering lupa untuk mengisi daya ponselnya yang suka low bet.
"Heeemmm.... udah lah, aku pergi aja! Intinya aku sudah tau kalau Kenzie selingkuh!"
"Pasti suatu saat, akan terbongkar lagi!"
"Semoga, aku bisa mendapatkan bukti nya dan akan ku berikan kepada Riana!" ujar Claudia dengan yakin pasti tuhan akan membongkar sedikit demi sedikit keburukan Kenzie.
Dia pun melanjutkan perjalanan nya menuju ke rumah sang ibu sebelum Zen mengfitnah diri nya.
"Kalau bukan karena teringat Zen yang akan mengfitnah ku, aku tidak akan pulang secepat ini ke rumah! " lirih batin Claudia yang berprasangka buruk jika Zen akan mengatakan yang tidak-tidak kepada sang ibu.
Di lain sisi, Alvin dan Kenzie bersama wanita asing itu sedang minum bersama di Clubbing tersebut.
"Gila kau bro, nekat banget ajak aku ke tempat Riana bekerja!" ucap Alvin sedang meneguk satu gelas berisi bir.
"Hahaha, tenang bro. Riana kan jadwal malam kerja nya, jadi kita bisa party sementara disini!" sahut Kenzie merangkul wanita itu, mereka bertiga duduk berderet di salah satu kursi tempat Clubbing tersebut.
"Btw, Dia siapa? Selingkuhanmu Ken?" tanya Alvin melirik wanita itu dengan genit.
"Dia, ya engga mungkin lah bro aku selingkuh!" tegas Kenzie.
"Just friends!"
"Kalau kau mau dekat dan main sama dia, silahkan. Mumpung si Claudia engga tau kan....!" Kenzie menawarkan wanita yang di rangkulnya itu kepada sang sahabat.
"Gila kau bro, tapi lumayan juga body nya!". bisik Alvin ke telinga Kenzie, sedang kan wanita itu hanya tersenyum centil untuk menggoda Alvin.
"Kalau kau mau ambil bro!"
"Aku tunggu disini, sebelum menjelang malam!"
Kenzie terus menawarkan kepada Alvin lagi, sehingga Alvin setuju tanpa berpikir panjang. Karena diri nya memang sangat gila wanita bahkan untuk di jadikan pelampiasan gairahnya saja.
"Oke! Aku angkut ya bro!"
"Tapi jangan kasih tau Claudia!"
Alvin langsung menarik tangan wanita itu dengan penuh gairah. Mereka pun memasuki ke salah satu kamar yang ada di clubbing tersebut.
"Hahaha, Aman itu bro!"
Kenzie langsung menyunggingkan sebuah senyuman licik di saat Alvin dan wanita bayarannya itu telah melangkah jauh darinya.
"Alvin, Alvin..., akan ku rusak hubunganmu dengan Claudia! Bagaimana pun aku masih menyukai nya. Akan ku lakukan cara apapun agar kalian berpisah!" batin Kenzie berkata sedemikian, karena ini adalah sebuah rencananya menyewa wanita lain dan menawarkan kepada Alvin agar sifat buruknya terbongkar kelak nanti di depan mata Claudia langsung.
Dia mengisap sebuah rokok sambil menunggu aksi tak senonoh Alvin bersama wanita bayaran nya itu sebelum malam tiba.
...----------------...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...----------------...
...~Claudia yang baru sampai di rumah nya dengan perasaan campur aduk~...
"Ini bukan nya mobil ayah?" gumam Claudia yang baru nyampe dan langsung parkir motornya di garasi, terdapat sebuah mobil BMW milik ayahnya juga terparkir di dalam garasi rumah ibu nya.
"Ibu...aku pulang!" Claudia berlari memasuki rumah melewati pintu belakang garasi dengan cepat.
Diri nya yang kini telah memasuki rumah lewat pintu belakang, langsung melebarkan kedua bola mata nya. Dia melihat sang ayah yang sedang tengah terduduk di meja makan bersama sang ibu sedang berhadapan.
"Ibu...ayah...!"
"Ada apa ayah datang kesini?" tanya Claudia yang penasaran, karena tidak biasanya sang ayah menjenguk bahkan bersilaturahmi ke rumah ibu nya.
"Duduk lah Clau, ada yang mau ayah sampai kan!" pinta Carlos kepada sang putri dengan nada pelan.
Claudia menuruti perkataan ayahnya yang ini, dia langsung duduk di dekat sang ibu.
"Ada apa ayah?"
"Claudia, kamu kan sudah beranjak dewasa jadi kamu sudah bisa memilih antara kami berdua!" ucap Carlos.
"Apa maksud ayah?".
"Aku masih engga ngerti!" tanya Claudia dengan perasaan yang mulai tak enak.
"Ayah dan ibu kan sudah lama bercerai, tapi kami belum mengambil keputusan untuk hak asuh anak. Karena usia kamu sudah lewat 18 tahun, jadi kami memutuskan untuk mengambil hak asuh anak yang akan jatuh ke tangan siapa!" jawab Carlos mencoba menjelaskan sedikit kepada sang putri.
"Jadi, kamu mau pilih ikut ayah atau ibu?" tanya Carlos membuat Claudia menggelengkan kepala nya.
"Yang jelas aku akan memilih ibu di banding ayah!"
"Karena ayah menduakan cinta ibu!"
"Ayah saja lebih memilih wanita itu di banding ibu!"
"Bagaimana aku harus memilih ayah, jika sifat ayah begini!" tegas Claudia dengan mendelik kan mata nya kepada Carlos.
"Kamu sekarang boleh memilih ibu mu Claudia, tapi bagaimana pun keputusan itu hanya ada di pengadilan. Semoga saja pilihan mu benar, dan jika pengadilan memilih ku untuk mengasuh mu. Jangan pernah menolak keputusan itu!"
Carlos menyambar perkataan sang putri, mencoba untuk tidak membentak nya. Dia berusaha berbicara dengan nada pelan, walau asli nya dia ingin menampar Claudia yang suka membangkang.
"Kenapa harus menjalankan tentang hak asuh ini ke pengadilan, Carlos?"
"Aku juga tidak sanggup jauh dari putri ku ini!. Hanya dia yang aku miliki sekarang!" tanya Isabella dengan nada pelan.
"Harus Isabella!".
"Sudah kewajiban nya memutuskan hak asuh ini jika pasangan tersebut sudah bercerai dan anak sudah lewat dari usia 18 tahun. Bagaimana pun, kau tidak bekerja lagi Isabella. Kau hanya menikmati sisa harta yang sebagian aku kasih setelah perceraian kita, dan Claudia masih membutuhkan harta yang lebih banyak agar kehidupan nya terjamin untuk masa depan nya!" jawab Carlos.
Claudia menatap ayah nya dengan tajam mematikan, setelah mendengarkan penjelasan jawaban dari ayah nya itu.
"Jika ayah berpikir seperti itu, maka aku sama sekali tidak akan menerima harta ayah lagi!"
"Aku akan bekerja sambil kuliah, supaya ayah tidak membuat keputusan hak asuh di pengadilan!" lirih Claudia dengan tegas karena diri nya memang tidak mau di asuh hanya karena harta saja.
"Asal ayah tau, yang aku butuhkan itu adalah kasih sayang ibu dan ayah secara bersamaan!"
"Bukan harta atau warisan!" ucap Claudia yang sudah mengeluarkan air mata nya.
"Bagaimana masa depan ku akan terjamin indah, jika ayah dan ibu sudah berpisah seperti ini!" timpalnya.
"Clau...!" Isabella mencoba menenangkan sang putri sambil mengelus pundak nya.
"Carlos, sebaiknya kamu pergi saja dari sini sebelum suasananya semakin keruh!" Isabella mencoba mengusir Carlos dengan sopan, dia pun mengangguk iya.
"Baiklah!"
"Lain kali, kita bicarakan lagi soal hak asuh anak kita! Aku permisi dulu!" Carlos beranjak pergi meninggal kan rumah mantan istri nya itu.
"Pergi dari sini! Pergi!".
"Jangan kembali lagi ke rumah ibu!"
"Aku sudah muak sama ayah!" teriak Claudia dengan membentak dan buliran air mata terus berjatuhan di pipi nya.
HIKS...! HIKS...!
"Kenapa A-ayah dan ibu merencanakan hak asuh ini, apa ibu tidak menyayangi ku lagi?" tanya Claudia dengan isak tangis pilu yang tersedu-sedu.
"Bukan begitu Clau, ini memang sudah aturan dari negara. Tapi kamu jangan khawatir, pasti hak asuh itu akan jatuh ke tangan ibu!" Isabella memeluk sang putri dengan hangat.
"Apa ibu yakin, ibu akan menang di pengadilan nanti?" ucap Claudia.
"Yakin sayang, kamu berdoa saja semoga hak asuh itu berpihak ke ibu!" lirih isabella yang berusaha tegar dan percaya jika dia akan beruntung kali ini.
...----------------...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...----------------...
🥰🥰🥰🥰🥰🥰
mampir juga dikarya aku ya jika berkenan/Smile//Pray/
🥰🥰🥰🥰🥰
🥰🥰🥰🥰🥰