Apa jadinya jika dalam suatu pernikahan hadir orang ketiga?
Begitulah nasib Mayang yang harus menghadapi kehidupan pernikahannya yang penuh dengan lika-liku.
Mertua, dan ipar menganggapnya sebagai benalu.
Ditambah dengan lima tahun pernikahannya dengan Adam, mereka belum juga dikaruniai buah hati.
Sanggupkah Mayang menghadapi semua kemelut kehidupan?
Akan kah Mayang memilih untuk meninggalkan suaminya atau tetap bertahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marina Cs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
Mendengar teriakan Mayang yang kencang. Sontak membuat para pengunjung yang sedang menikmati hidangan langsung memalingkan kepala mereka menuju sumber suaranya, bahkan ada yang terkejut lalu mengusap dada nya.
Hafiz dan Melvin langsung menepuk jidat mereka masing-masing dan menutupi wajah mereka dengan tangan. Mayang yang tersadar akan keterkejutannya langsung berdiri dan membungkukan badan nya lalu meminta maaf karena sudah mengganggu kenyamanan pengunjung yang ada di resto.
"Mak...sud hafiz tadi apa nak?" Tanya Mayang memastikan pendengaran nya sambil menatap dua laki-laki yang ada di hadapannya.
Hafiz melepaskan tangannya dari wajah lalu menjawab pertanyaan bundanya. "Maksud hafiz, om Melvin ingin menikah dengan bunda, dan mau menjadi ayah hafiz."
Mayang membulat kan mata nya menatap Melvin, sedangkan Melvin hanya mengangguk kan kepala nya membenarkan ucapan hafiz. "Gimana mba Mayang?" Tanya Melvin setelah hafiz mengatakan niatnya kembali sambil tersenyum terhadap mayang
"Mas Melvin, enggak lagi bercanda kan? Disini enggak ada kamera yang tersembunyi kan? Bukan lagi April mop kan?" Ujar Mayang sambil melihat-lihat sekeliling nya. Takut ada kamera yang tersembunyi. Dengan pertanyaan-pertanyaan yang tidak masuk di akal Melvin.
Mendengar perkataan Mayang, membuat hafiz dan Melvin bengong seperti orang beg*. "Ah.... Pasti ini lagi prank." Ujar Mayang lagi sambil mengusap-usap dada nya yang sedang berdegup kencang.
Melvin langsung mengambil tangan Mayang dan menaruhnya di atas meja. "Mba Mayang saya serius, saya tidak sedang bercanda" sambil menatap wajah Mayang dengan serius. Mayang mulai merasakan getaran yang sudah lama tidak pernah ia rasakan. Rasa yang telah mati akibat Perselingkuhan yang di lakukan Adam dulu.
Seperti di hipnotis Mayang menatap wajah Melvin sambil menatap netra mata Melvin mencari kejujuran dari laki-laki yang baru di kenalnya beberapa hari. Mayang hanya menemukan kejujuran dibalik mata Melvin. Ada keseriusan yang terpancar jelas dari raut wajah Melvin. "Bagaimana mba, apa mba mau menjadi istri saya? Melewati hari bersama saya hingga maut memisahkan kita? Dan ijinkan saya jadi ayah sambung buat hafiz serta ayah dari anak-anak kita nanti? Ijinkan saya menjaga dan melindungi kalian serta membahagiakan kalian?" Tanya Melvin serius tanpa melepaskan pandangan dan tangannya dari Mayang.
Mayang bingung apa yang harus ia jawab, Mayang lihat ke arah hafiz, hafiz menatap wajah dengan pengharapan tinggi. Mayang sadar jika putranya mengharapkan sosok laki-laki di dalam kehidupannya. Sosok yang bisa menjaga, melindungi bahkan membimbingnya serta menyayanginya dengan tulus. Hal yang tidak mungkin bisa di gantikan oleh Mayang. Buat Mayang kebahagiaan putra nya nomor satu.
"Baiklah saya setuju" jawab Mayang dengan menatap mata Melvin lekat.
Melvin menatap wajah Mayang dengan rasa tak percaya, ekspresi Melvin seperti ikan koi, yang mangap-mangap. Sedangkan hafiz jangan di tanya, dia langsung memeluk Melvin dan loncat-loncat kegirangan. Setelah sadar Melvin langsung berdiri dan berteriak "akhir nya nikah juga". Seketika semua orang memandang mereka tanpa terkecuali Adam dan keluarganya yang masih berada disitu.
Aku hanya terkekeh geli melihat keduanya. Mungkin sudah saatnya aku membuka diri, membuka hati yang telah lama membeku. Luka di hati telah lama sembuh hampir enam tahun lebih aku menyibukkan diri demi putra ku, merawat dan membesarkannya dengan penuh kasih sayang. Sudah saat nya aku menerima kembali laki-laki untuk mendampingi ku mendidik dan menyayangi putra nya.
Setelah acara lamaran yang tak terduga akibat ulah dari Novi dan putri yang menghina Mayang, Melvin mengajak kami untuk pulang. Dengan raut wajah yang penuh dengan kebahagiaan Melvin berjalan menuju kasir untuk membayar tagihan makan kami. Dan meminta maaf atas kehebohan yang telah kami lakukan. Untung saja pihak restoran menerima permintaan maaf dari kami.
Kami berjalan menuju parkir mobil, dan memasuki mobil melvin. Melvin memacu kendaraannya dengan kecepatan sedang, seperti mengulur-ulur waktu kebersamaan kami. Melvin menghentikan nyanyian yang mengikuti alunan lagu sambil melihat ke arah ku.
"Hafiz, sudah tertidur"ucapnya pelan sambil melihat ku dari kaca spion. Aku menggeser duduk ku ke belakang kursi hafiz, lalu memajukan badan untuk melihat hafiz yang sudah tertidur. Biar tidur hafiz nyaman, Melvin memberhentikan mobil nya di sisi jalan, lalu membenarkan kursi duduk hafiz agar hafiz nyaman. Setelah dilihatnya tidur hafiz sudah nyaman, Melvin kembali melanjutkan perjalanan kami menuju rumahku.
Sesampainya di depan rumah, aku langsung turun, untuk membukakan pintu pagar yang tadi ku kunci dan menggeser kan nya. Melvin memasuki mobilnya ke dalam pelataran mobil, disamping mobil ku.
Melvin membantu ku mengangkat tubuh hafiz dan memindahkan nya ke dalam kamar hafiz yang sudah kuberi tahu letak kamarnya.
Mayang menurunkan semua barang belanjaannya dari mobi Melvin, Melvin melihat ku yang sedang mengangkat barang belanjaan langsung mengambilnya.
"Mayang, biar aku saja yang mengangkat semua barang belanjaannya. Kamu istirahat saja dulu. Ini mau taruh di mana mba?" Ujar Melvin sambil mengambil barang yang tadi aku angkat. Lalu menaruh nya di tempat yang aku tunjukkan. "Taruh di dapur saja mas, ada tempat penyimpanan barang." Jawab Mayang.
Mayang menuju dapur lalu membuatkan minuman untuk diri nya dan juga Melvin." Mas Melvin mau minum apa kopi atau teh?" Tanya Mayang saat melihat Melvin berjalan menuju ruang penyimpanan barang. "kopi saja Mayang, tapi jangan kopi hitam ya?" Jawab melvin
"Baik mas".
Aku bergegas membuat kopi berserta cemilan, dan meletakkan nya di meja teras rumah. Tidak elok rasanya jika aku taruh di dapur, karena status kami yang belum resmi.
"Diminum dulu mas kopi nya."tawar Mayang saat melihat Melvin menutup pintu bagasi mobilnya. Melvin menempati kursi di samping ku, melvin mengangkat gelas kopinya, menghirup serta meniupnya agar tidak terlalu panas lalu meminum kopi yang telah aku buat.
"Terima kasih ya mas? Sudah mau mengantar Mayang dan hafiz serta sudah mentraktir kami makan."ucap Mayang tulus.
"Iya Mayang, Sama-sama. Hmmmm mayang.....Aku boleh kan panggil kamu May?" Tanya Melvin sambil melihat ku dari samping. Mayang mengangguk kan kepalanya. "Boleh kok mas."
Suasana canggung menerpa kami, entah kenapa baik Mayang ataupun Melvin tidak ada yang memulai pembicaraan lagi.
"Hmmmm... May, maaf dua perempuan tadi itu siapa?" Tanya Melvin sambil memecahkan keheningan di antara kami.
"Mereka adik dan istri mantan suami Mayang dulu mas. Maaf ya mas?"ungkap Mayang tidak enak mengenai kejadian tadi.
"Oooh... Kenapa minta maaf, memang kamu ada salah apa? Lagian kamu kan tidak memulai menggangu mereka." Ujar Melvin. Sambil memandangi ku dari samping.
"Iya mas, cuma tidak enak saja sama mas nya."
"Apa mereka suka seperti itu?" Tanya Melvin
"Kami jarang bertemu mas, terakhir kali ketemu saat Mayang dan hafiz menyerahkan surat sertifikat rumah kami dulu." Jawab Mayang
"Sertifikat rumah?" Tanya nya lagi.
"Iya mas sertifikat rumah harta gono-gini yang mayang minta saat perceraian Mayang dulu sama Adam." Jawab Mayang jujur
"Hmmmmm.. kenapa di minta kembali? Bukan kah itu sudah jadi hak kamu May?" Ucap Melvin bingung
"Mayang juga tidak paham mas, padahal dulu saat perceraian Mayang hanya meminta itu. Walaupun Mayang tahu Adam memiliki banyak aset-aset. Mayang capek di ganggu mereka terus menerus, kalau sertifikat rumah tidak Mayang kasih." Ungkap Mayang jujur
"Iya juga sih, may. Lebih baik di kembalikan dari pada menganggu ketenangan kamu dan hafiz. Padahal bisa saja kamu menuntut mereka. Karena itu sudah hak kamu, mereka tidak berhak memintanya kembali. Ya sudah tidak usah di bahas kembali." Ucap melvin dan aku hanya menganggukkan kepala saja.
"Hmmmm.. may kamu Sabtu depan ada waktu tidak?" Tanya Melvin ragu-ragu
"Kenapa mas?" Jawab Mayang santai
"Mas, mau kenalin kamu dan hafiz sama mami. Kamu mau enggak?"
"Mas serius???"
"Iya may, mas serius. Mas mau kenalin kamu dan hafiz sama mami. Mas mau kita menikah. Kita udah bukan anak muda lagi. Lagi pula niat mas baik. Kamu mau kan may?" Tanya Melvin sambil menatap ku serius
"Baik lah mas, may mau." Jawab ku tanpa ragu-ragu
"Alhamdulillah, syukurlah." Ucap Melvin sambil mengusap tangan di wajahnya. "Kalau begitu mas balik dulu ya may, udah malam tidak enak di lihat orang. Kecuali kalau kita sudah sah. Baru deh bebas ngapa-ngapain" ucap Melvin sambil menaik-turunkan alisnya.
Blusssh.. muka Mayang langsung memerah mendengar ucapan melvin. "Iya mas, hati-hati di jalan". Jawab Mayang sambil menundukkan kepala nya.
"Hahahaha" kelakarnya sambil berjalan menuju mobil dan mengundurkan mobilnya. "Mas pulang dulu kalau ada apa-apa hubungi mas ya" ujar Melvin sebelum melanjukan mobilnya.
"Iya mas. Hati-hati"
Tin..tin.. salam Melvin dari mobil dan melambaikan tangan nya. Melvin melanju kan mobilnya menjauhi rumah Mayang. Mayang menutup pintu pagar, tak lupa pula ia kunci. Dan berjalan memasuki rumahnya lalu menguncinya.
Mayang berjalan menuju kamar hafiz, membuka pintu nya dengan pelan. Dilihatnya hafiz yang sudah terlelap dalam tidurnya. Di cium kening hafiz dengan rasa sayang. Lalu keluar dan menutup pintu kamar hafiz.
Mayang menuju kamar pribadinya dan menganti pakaiannya. Tak lupa pula Mayang mencuci mukanya dan menggosok gigi. Lalu merebahkan dirinya di kasur.