NovelToon NovelToon
AIR MATA SURGA

AIR MATA SURGA

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Lari Saat Hamil / Pengganti / Beda Usia / Teen Angst
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: adelita

Ciara Tamara, hanya memiliki sahabat yang dirinya punya. bukan tanpa alasan ia berpikir seperti itu Cia cukup berhutang budi terhadap orang tua sahabat nya Daliya Karimatun Nisa.

apapun akan Ciara lakukan demi kebahagiaan sahabatnya sekali pun ia harus berpindah agama, menaruh dirinya sebagai istri kedua untuk sahabat Suaminya Keenan Algazi Ustman.

Demi permintaan Daliya yang mengalami sakit kanker otak selama bertahun-tahun Cia harus rela mengorbankan kebahagiaan untuk diberikan kepada Gus Azi yang terpaksa menikahinya demi permintaan terakhir Daliya sebelum wanita itu pergi untuk selamanya.

Daliya cukup beruntung bisa dicintai dan disayangi suami dan keluarga nya, wanita yang begitu sempurna tapi hanya satu kekurangannya ia tidak bisa memberikan kehadiran anak dalam rumah tangga mereka.

Daliya ingin memberikan keluarga yang utuh untuk suaminya, cuman Ciara saja lah yang bisa memenuhi keinginannya walaupun dirinya terkesan egois Cia rela melakukan nya dengan ikhlas.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adelita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

AMS-21

Pagi hari nya, Cia meminta tolong pada Gus Azi untuk pertama kalinya mereka mengobrol setelah hari dimana mereka bertengkar. 

" Gus. " panggil Cia cukup malas. 

" Hm. " balas Gus Azi tanpa menatap kearah Cia yang masih sibuk membaca koran ditangan nya. 

" Bisa temani belanja bulanan? " tanya Cia. 

" Kalau gak bisa, aku pergi sendiri aja sama Bibi. " sambung Cia dirasa tidak ada respon apapun dari Gus Azi. 

Cia hendak masuk kembali rumah, sebelum Gus Azi menahan tangan nya. 

" Tunggu, akan saya antar. siap-siaplah. " jawab Gus Azi. 

Cia melepaskan pegangan tangan Gus Azi, wanita itu melangkah memasuki kamar mereka. beberapa menit kemudian dia sudah siap begitu juga dengan Gus Azi, sepanjang perjalanan tidak ada obrolan yang terjadi antara mereka. 

Saat sampai disalah satu supermarket, Cia keluar begitu saja tanpa menunggu Gus Azi. lelaki itu menghela nafas berat. ya wajar saja jika istrinya itu marah. 

Setelah selesai berbelanja, Cia meminta diberhentikan di depan apotek. 

" Kau ingin membeli apa? biar saya yang belikan. " tawar Gus Azi. 

" Tidak perlu, aku bisa sendiri. " jawab Cia cukup terkesan dingin. 

BRAK.... 

Didalam Apotek, Cia meminta saran dari apoteker itu tentang obat yang bagus untuk di konsumsinya. 

" Terimakasih Mbak. " ucap Cia. 

" Sama-sama Mbak, semoga secepatnya diberi momongan. " balas si Mbak Apoteker. 

" Ah, iya Mbak terimakasih atas doanya. " jawab Cia tersenyum. 

Cia kembali masuk kedalam mobil, Gus Azi tidak bertanya apapun pada Cia sampai malam hari pun tiba, setelah makan malam selesai Cia langsung kemblai kedalam kamarnya. 

Gus Azi lebih memilih bersantai sebentar diteras rumah sambil menghubungi Daliya, namun ponsel wanita itu tidak aktif setelah beberapa kali dihubungi. 

Gus Azi tampak kecewa, ia memutuskan masuk kedalam rumah dan mengunci pintu teras. 

KLEK... 

Gus Azi masuk dengan santai, di lihatnya Cia duduk di sofa seberang kasur, fokus lelaki itu tertuju pada pakaian yang di kenakan nya. 

" Sialan! Cia! " umpat Gus Azi dalam hati sembari memejamkan matanya menahan hasratnya yang mulai naik saat Cia mendekatinya dalam pakaian kurang bahan itu. 

" Kau tidak tergoda dengan pakaian ku? " tanya Cia pura-pura bego. 

" Kenapa kau memakainya? " tanya Gus Azi mencoba mengendalikan dirinya. 

" Kenapa? aku hanya ingin mencoba pakaian yang baru ku beli di online. " jawab Cia memutar tubuhnya berniat menggoda Gus Azi yang terpana kemolekan tubuhnya. 

" Kau sengaja melakukan nya kan. " tebak Gus Azi menarik pinggang ramping istrinya hingga tubuh mereka saling berdempetan. 

" Aku hanya ingin, perjanjian diantara kita lebih cepat diselesaikan. " jawab Cia mengelus rahang Gus Azi yang mulai terbuai. 

" Kalau itu mau mu, saya akan selalu siap. " jawab Gus Azi merebahkan tubuh Cia di atas kasur. 

" Jangan salahkan saya, jika saya tidak bisa berhenti melakukan nya. " sambung Gus Azi setngah berbisik pelan. 

 

Pagi harinya, Gus Azi bangun terlebih dahulu dari pada Cia. diliriknya wanita itu masih terlelap dalam tidurnya. Kami melakukan nya sekali lagi, dan berharap kali ini usaha kami segera membuahkan hasil. 

Dalam hati terbesit sedikit memiliki perasaan kepada Ciara, harapan akan hadirnya sosok baru dari rahim  istri kedua nya. tentu membuat Gus Azi teringat Daliya. 

Gus Azi mengerjapkan matanya sesaat melihat jam sudah menunjukan pukul 04.30 setelah mengumpulkan kesadaran penuh. 

" Aku merasa bersalah melakukan nya kedua kali bersama Ciara. " batin Gus Azi menatap Cia yang masih terlelap tidur. 

Lelaki itu, selalu mengingat Daliya disaat mereka akan bercinta, katakanlah dirinya brengsek. tapi memang seperti itu kenyataan nya setiap kali mereka melakukan ' itu' wajah Daliya selalu terbesit dalam pikiran nya. 

" Bagaimana bisa aku Khilaf kedua kalinya. " pikir Gus Azi tidak habis pikir lelaki itu memijat pelipisnya pelan. 

Tapi, berbeda dengan Cia. dari reaksi tubuhnya terlihat wanita itu tampak enggan melayaninya tubuhnya seperti terpaksa melakukan nya. walaupun Gus Azi sudah berpengalaman dalam urusan ranjang. namun mengapa Cia masih terasa tegas dan terkesan jijik? 

Setelah selesai Mandi dan Adzan berkumandang, Gus Azi membangunkan Cia yang masih terlelap tidur. rasanya speechless dengan suasana yang sama seperti mereka melakukan malam pertama beberapa minggu lalu. 

Tanpa mengatakan sepatah katapun, Cia langsung beranjak dari kasur dalam keadaan telanjang bulat. toh bagi wanita itu mereka sudah suami istri sudah saling tahu menahu jadi tidak masalah. 

Awalnya Gus Azi tampak tercengang, melihat Cia dengan keberanian bertelanjang bulat melangkah memasuki kamar mandi posisi membelakanginya walaupun hanya punggung mulus yang dapat lelaki itu lihat. 

Gus Azi segera menuntaskan sholatnya, bertepatan dengan pintu terbuka. Gus Azi melipat sarung dan sajadahnya tanpa sadar pandangan lelaki itu selalu tertuju pada Cia yang membuka lemari pakaian. 

" Apa wanita itu tidak mau mengatakan sesuatu tentang semalam? " batin Gus Azi. 

Pikiran itu selalu terngiang-ngiang dalam otaknya. tapi si pemilik empu seolah-olah memakluminya dan tidak keberatan berbeda dengan Gus Azi setelah mereka selesai bercinta seperti ada rasa penyesalan dalam hatinya tapi penyesalan apa itu? Gus Azi sendiri tidak dapat menyimpulkan nya. 

Ada sedikit, kecewa saat Cia tidak mengatakan apapun dipagi hari ini. memang wanita itu ingin mengatakan apa? ya mungkin Gus Azi sudah terbiasa mendengar ocehan cerewet yang dilontarkan istrinya setiap pagi. 

Gus Azi menghela nafas lelah, lelaki itu buru-buru keluar kamar. tanpa menolehkan kepalanya pada Cia yang sibuk mengganti pakaian nya dihadapannya tanpa rasa malu sedikitpun. 

BLAM... 

Sedangkan bagi Cia, wanita itu lebih sadar diri dan tahu diri. statusnya disini sebagai apa dan bagaimana cara nya bersikap. Cia hanya tidak ingin sampai menjatuhkan hatinya pada lelaki yang tidak pantas untuk dimilikinya. 

Lebih baik Cia bersikap acuh tak acuh saja, seperti sekarang ini. hati wanita itu selalu berdesir setiap melihat Gus Azi tapi selalu wanita itu tepis. seolah-olah dirinya tidak berhak jatuh cinta.

Tapi memang seperti itu sekarang posisinya, ia tidak berhak menjatuhkan hatinya pada lelaki yang sudah mempunyai istri walaupun dia juga istrinya tapi, pernikahan mereka hanya bersifat sementara saja suatu hari nanti mereka pasti akan bercerai. 

" Kau harus sadar diri Cia, ingat! tidak ada rasa dihatinya untukmu. jangankan cinta respek dan respons nya terkadang sangat abu-abu padaku. mungkin dia juga terpaksa melakukan nya dengan ku demi adanya kehadiran seorang anak. " batin Cia sedikit kecewa. 

Kecewa! tidak! Cia tidak boleh melabuhkan hatinya pada Gus Azi. pagi ini suasana ruang makan sedikit berbeda. biasanya mereka tidak akan saling berbicara atau sekedar basa-basi saja tidak ada. 

" Hari ini, aku akan kembali kerumah sakit. " ucap Gus Azi membuka suara setelah mereka selesai sarapan. 

Cia yang sedang membersihkan meja makan menatap lelaki itu sekilas dan melanjutkan pekerjaan nya. 

" Kenapa memberitahuku? biasanya juga langsung pergi. " jawab Cia telak. 

Toh, terkadang lelaki itu selalu bersikap seenaknya jadi Cia sudah terbiasa dengan perilaku Gus Azi. 

" Sekarang kamu istri saya. " jawab Gus Azi tanpa rasa bersalah. 

" Ya sudah, pergilah. " jawab Cia singkat. 

Wanita itu, tidak ingin terjadi keributan lebih baik ia mengalah. 

" Kau tidak mengantar kepergian ku? " tanya Gus Azi melangkah menjauhi ruang makan. 

Cia menatap Gus Azi, wanita itu menghembuskan nafas lelah. 

" Bibi! bisa lanjutkan pekerjaan ku? " ucap Cia.

" Biar saya saja Non. " jawab Bibi melanjutkan pekerjaan Cia yang tertunda. 

Cia mengikuti langkah Gus Azi yang berjalan terlebih dahulu didepan nya. 

" Saya pergi dulu, mungkin sekitar 1 minggu saya tidak akan pulang. selama itu kau bisa menjaga dirimu. " 

" Kalau ada apa-apa hubungi nomor saya, atau asisten saya. " sambung Gus Azi memberitahu. 

" Iya, mau sebulan disana juga tidak masalah. " timpal Cia yang diberi tatapan tajam lelaki itu. 

" Jangan biarkan, Hamdan dan Fahri datang kemari. usir saja mereka! " peringat Gus Azi. 

" Ck, iya! bawel banget! " dengus Cia. 

1
Samsiah Yuliana
lanjut kak,,,
Ana Isti
bagus sih cerita nya tapi sayang daliya sama gus azi terlalu egois sama cia
Ana Isti
daliya terkesan sangat " egois
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!